"Tu-tuan!" penjaga Xue berlutut hingga tubuhnya menyentuh tanah. Pria yang baru saja datang menghentikan kudanya di hadapan si penjaga dan turun dari atas kuda tersebut. Pria itu sangat tinggi dan besar, tubuhnya dilapisi oleh baju zirah berwarna gelap. Dari postur tubuh dan wajahnya yang tegas, Lian Hua tahu jika pria itu bukanlah orang Yishu.
Pria tinggi itu melihat kearah penjaga Xue sekilas, setelah itu ia mengabaikan penjaga yang masih berlutut di hadapannya sebelum beralih ke arah Lian Hua yang bergetar karena sebuah pedang hampir saja memotong lehernya dan perutnya yang kembali terasa mual.
"Apa wanita itu adalah Lian Hua dari ibu kota Yishu?" tanyanya tanpa mengalihkan matanya dari Lian Hua. Lian Hua yang ditatap seperti itu kembali memuntahkan isi perutnya.
"Be-benar tuan. Wanita ini adalah Lian Hua."
"Putri Lian Hua yang itu?" tanyanya lagi, tanpa mengalihkan pandangannya dari Lian Hua yang masih memuntahkan isi perutnya.
"Ya, betul! Dia adalah Putri Lian Hua! Ah bukan, dia ternyata bukan putri yang asli! Dia hanyalah seorang budak yang mengaku sebagai putri!" Lain Hua mengepalkan tangannya, emosi. Sejak kapan dirinya mengaku sebagai putri? Dia benar-benar hidup sebagai seorang putri, semua kegilaan ini juga bukan perbuatannya!
"Hmmm, aku akan membawanya." Pria itu tiba-tiba saja datang mendekati Lian Hua yang melebarkan mata dan berusaha kabur dari jangkauan si pria, namun apalah daya, sejak awal dia tidak akan pernah bisa melarikan diri, dengan sigap pria itu mengangkat tubuhnya dengan mudah. Lian Hua memberontak dari cengkraman pria itu.
"Lepaskan aku! Lepaskan aku! Apa yang kau inginkan dariku?! Hei kau penjaga tidak berguna! Apa kau akan membiarkannya membawaku begitu saja?!" seluruh usahanya tidak menghasilkan apapun selain energinya yang terkuras.
"Tu-tuan, apa kau akan membawanya pada Tuan Fu Fan?" tanya Penjaga Xue yang mengangkat kepalanya tanpa menegakkan tubuhnya dari posisi semula.
"Ya, aku akan membawa wanita ini ke perbatasan untuk Tuan Fu Fan," sekejap saja, tubuh Lian Hua sudah berada di atas kuda. Kepalanya pusing dan pria ini melakukan sesuatu kepadanya hingga satu-satunya suara yang ia dengar adalah teriakan dari Shen Yandao yang meneriaki dirinya sebelum seluruh kesadarannyapun menghilang.
....
Seluruh badannya sakit, begitu pula kepalanya yang tidak kalah sakit. Bulu matanya yang panjang bergetar diiringi dengan erangan pedih yang memilukan. Kelopak mata itu terbuka dan memperlihatkan sepasangan mata berwarna coklat terang yang membelalak. Lian Hua yang baru sadarkan diri merasakan rasa mual nan teramat intens dan iapun mengeluarkan isi perutnya yang tidak bersisa, hanya cairan bening yang keluar dari sana, disaat perutnya sudah muak dengan bubur hambar yang terus-terusan ia makan selama sebulan terakhir.
Beberapa saat kemudian, Lian Hua mengangkat kepalanya, menarik nafasnya dengan dalam sambil menenangkan diri, rasa sakit di kepalanya bertambah dan pandangannya seperti berkunang-kunang hingga ia tidak menyadari jika seseorang telah berjalan mendekat.
"Makanlah." Suara berat nan menakutkan mengejutkan Lian Hua yang langsung memundurkan tubuhnya hingga menyentuh dinding dingin di belakangnya. Wanita itu berteriak, namun suaranya tercekat.
"Siapa kau?! Apa yang kau inginkan dariku?!" Ia mengambil sebuah kayu yang ada di dekatnya, mengarahkan ujung kayu itu kepada seorang pria tinggi yang menakutkan. Sebelah wajah pria itu seperti terbakar, hingga melukai kulit di sekitar matanya, menambah rasa takut Lian Hua.
"Makanlah, kau sudah pingsan selama beberapa hari." Pria itu menyodorkan makanan kepadanya. Makanan yang dia sajikan terlihat jauh lebih baik dari pada bubur tanpa rasa itu. Lian Hua menelan ludahnya, sudah lama ia tidak makan makanan layak, merasakan dorongan yang kuat untuk mengambil makanan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bloom of Your Flower
Historical FictionWanita Penghibur Pangeran Putri yang tertukar versi kerajaan! Putri Lian Hua adalah gadis paling beruntung di seluruh kerajaan. Selain karena dia adalah satu-satunya anak perempuan dari sekian banyak pangeran, Raja dan Ratu menyayanginya. Semua kak...