Bab 72 | berlarut

2.1K 109 16
                                    

Haii, it's vayyaa3. Book 1 ini aku Ré upload dari fizzo dgn beberapa bab akan aku pdf kan, sama seperti di fizzo. Terimakasii, selamat membaca <3
————
Pagi ini salma bangun dengan mood yang sangat buruk. Saking lelahnya menangis hingga dini hari salma sampai terlambat bangun untuk salat subuh. Dia bangun kesiangan, pukul delapan pagi. Salma merasa sedikit nyeri pada bagian bawah perutnya dan pening di kepalanya. Setelah memaksakan diri mandi dan bersiap, salma mengecek arin yang masih terlelap lalu dia turun ke bawah setelah memastikan arin aman di atas ranjang.

Salma turun tangga perlahan, matanya menatap ke sekeliling rumah, sepi. Sampai di lantai satu, dia berjalan pelan ke meja makan. Sudah ada sarapan, semua sudah siap termasuk makanan untuk arin. Salma melanjutkan langkahnya menuju dapur, ada bi ima dan bi yem disana.

"Bibi..."

Bi ima dan bi yem berbalik menatap ke arah salma. Mereka sedikit terkejut melihat keadaan salma. Mata salma sembab dan terlihat sekali habis begadang, belum lagi dia sedikit pucat.

Bi ima dan bi yem menghampiri salma. Mereka takut salma kenapa- napa. Salma terlihat tidak baik- baik saja.

"Mba salma kenapa?" Panik bi ima.

Bi yem menatap khawatir salma. "Iyaa, mba salma sakit?"

Salma tersenyum tipis. "Salma gak papa, bi ima, bi yem. Hmm, rony. Rony gak pulang semalam, bi?"

Bi ima dan bi yem saling panjang, mereka menatap ragu pada salma. Salma pun menangkap baik maksud tatapan bi ima dan bi yem.

"Gak pulang ya, bi?" Salma masih tetap tersenyum tipis menatap bi ima dan bi yem.

Bi ima menghela nafas pelan, entah kenapa dia sulit mengatakannya. Namun, dia tetap harus jujur pada salma. "Tidak, mba."

Kali ini salma terlihat menghela nafas. Ke club kemarin malam, dan sekarang tidak pulang. Rony, harus bagaimana salma saat bertemu dengan suaminya itu nanti. Salma tak tau, dia sudah cukup lelah menangis. Pun dia sudah lelah memikirkan apa saja yang laki- laki itu perbuat. Biar saja, terserah mau melakukan apa.

"Okay, bi. Salma naik ke atas dulu, mau mandikan arin, terus ajak sarapan. Arin hari ini di jemput mama papanya. Nanti siang lebih tepatnya.

Bi ima dan bi yem hanya mengangguk saja, mereka tak tau harus mengatakan apa. Mereka paham, salma dan rony sedang tidak baik- baik saja.

"Hmm, mau kami bantu mba?" Ujar bi yem.

Salma menggeleng. "Tidak usah, bi. Salma bisa kok. Makasi bi yem, bi ima. Salma naik dulu ya. Kalian sarapan langsung yaa, ajak pak yos dan pak hanif."

Bi ima dan bi yem mengangguk lagi. "Baik, mba."

Salma tersenyum kemudian berlalu meninggalkan dapur menuju lantai dua. Dia harus membangunkan arin untuk mandi dan segera sarapan.

"Huhh, semangat. Ada arin yang harus diurus." gumam salma menyemangati dirinya.

Saat berjalan naik tangga, salma merasakan nyeri pada dadanya. Sudah pasti karena dadanya penuh, rony seharian tidak menyusu kemarin. Dan mungkin hari ini juga tidak menyusu lagi. Salma terpejam sesaat, nyeri sekali. Biar salma pompa saja nanti.

Sampai di kamar, salma langsung mendekat ke ranjang. Dia duduk di dekat arin yang masih terlelap. Salma mengusap kepala arin dan menunduk mengecup pipi arin beberapa kali. Dia ingin membangunkan arin.

"Ayinn, bangun yok. Mandi sama ty ca, cantik."

"Ayinnnn."

"Bangun cantik, ayook mandi. Ayin harus mam, nanti siang mama dan papa jemput loh."

Teman tapi Menikah 2 : SalRonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang