✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥
"Baiklah, aku mau ke kebun, sayang kamu mau ikut??" Tanya Minerva.
"Hmm, mungkin tidak, aku akan pergi bersama Sariel dan Eric." Ucap Morax.
"Owh, kamu juga ingin menemani kak Sariel berkeliling pemukiman." Ucap Minerva.
"Hihi, iya aku ingin mempererat hubungan dengan kakak ipar." Ucap Morax.
"Iya-iya sudah, hati-hati iya, kakak terkadang tidak bisa menjaga amarahnya." Ucap Minerva.
"Oke aman itu, aku bisa mengatasinya." Ucap Morax.
Minerva pun hanya tersenyum saja kepada Morax, Morax pun berdiri dari tempat duduknya dan pergi mendekati Minerva.
"Baiklah sayang, aku pergi dulu, iya." Ucap Morax sambil mencium pipinya Minerva.
"Iya sayang ku, baik-baik iya." Ucap Minerva.
"Siap." Ucap Morax sambil mengacungkan jempol nya.
Morax pun pergi keluar, sesampainya dia diluar dia didatangi Eric.
"Tuan Morax, sudah siap." Ucap Eric.
"Iya sudah sudah, ayo kita kerumah kakak ipar." Ucap Morax.
"Oke." Ucap Eric.
Seperti kegiatan biasa mereka, Minerva pergi berkebun, sedangkan Sariel berjalan-jalan di sekitar pemukiman bersama Morax dan Eric.
"Tidak kusangka dirimu juga ikut Morax, menemani ku berkeliling." Ucap Morax.
"Tentu saja, apa sih yang tidak buat kakak ipar." Ucap Morax sambil tersenyum licik.
Mereka berdua pun saling bertatapan dan seketika keluar percikan petir di antara mereka, Eric yang melihat itu hanya bisa tersenyum canggung.
"Hihi, Tuan-Tuan ku sekalian, te-tenang jangan selalu bertengkar, haha." Ucap Eric yang sweatdrop.
Mereka pun langsung membuang muka secara bersamaan, dan Eric hanya bisa tersenyum canggung melihat itu, mereka pun mulai berkeliling di sekitar pemukiman.
|Beberapa Menit Kemudian|
"Sungguh sangat indah iya pemukiman sekitaran sini." Ucap Sariel.
"Benar sekali Tuan Sariel, dan kami juga akan membuat jalan supaya fasilitas dari pemukiman ke kebun tidak melewati hutan." Ucap Eric.
"Pantas mereka lewat hutan, apakah tidak ada mahluk berbahaya di sekitaran sini??" Tanya Morax.
"Ada Tuan Morax, tapi kami sudah mengasih pembatasan untuk wilayah mereka dan wilayah kita." Ucap Eric.
"Hmm oke, cukup luas juga pemukiman ini." Ucap Morax.
"Iya, tapi masih ada juga pepohonan di sekitaran sini." Ucap Sariel.
"Beberapa pohon disini akan kami tebang untuk membuat beberapa fasilitas lagi." Ucap Eric.
Sariel dan Morax pun cukup terpukau dengan pemukiman tersebut, mereka pun terus berjalan, melihat pemandangan sekitar, sampai dimana Sariel terhenti karena melihat bangunan gereja terbengkalai.
"Apakah itu, gereja??" Tanya Sariel.
"Iya Tuan, sudah lama gereja itu tidak terpakai, karena para pendetanya meninggal." Ucap Eric.
"Semuanya??" Tanya Sariel.
"Iya Tuan, Semuanya." Ucap Eric.
"Bagaimana bisa, apa mereka sakit??" Tanya Sariel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Agony of the Angel Minerva
FantasiOriginal Story Reincarnation of Sins and Virtues ⊱─━━━━━━━─⊰•❈•⊱─━━━━━━━─⊰ Story 1 The Agony of the Angel Minerva ⊱─━━━━━━━─⊰•❈•⊱─━━━━━━━─⊰ "Kisah ini menceritakan seorang malaikat yang tidak diterima keberadaannya di surga oleh 'Sang Ayah', dia pun...