Pukul 21.15 malam.
Vano berdiri di balkon kamarnya sambil memandangi pemandangan gedung-gedung bertingkat yang nampak indah dengan lampu-lampu jalan. Ia sekarang tengah berada di apartemennya.
Pandangannya teralihkan saat mendengar suara bel berbunyi. Siapa yang datang malam-malam begini?
Membuka pintu apartemennya, ia melihat seorang pemuda dengan penampilan acak-acakan. Dia Nathan.
Nathan memandang Vano dengan intens. Vano nampak sexy dengan kemeja putih transparan kebesaran dan hanya memakai boxer tanpa celana.
𝑮𝒍𝒖𝒌
Nafasnya memberat, mata tajam itu meredup, menunjukkan napsu yang sudah membuncah. Nathan mendorong Vano ke dalam dan menutup pintu dengan sekali tendangan.
Nathan terus maju dan Vano terus berjalan mundur. Tatapan penuh napsu yang ditunjukkan oleh Nathan sedikit membuatnya takut, ingat hanya sedikit.
Vano terjatuh di atas sofa, ia memandangi Nathan dengan gugup. Badannya mendadak panas dingin, keringat mulai membasahi keningnya, AC yang berada di dalam ruangan seolah tak berfungsi.
Sebelum ia bisa benar-benar memproses perasaan itu, sesuatu yang lembut, panas, basah menyentuh bibirnya dan melumatnya kasar, lidah itu menelusuri setiap inci mulut Vano.
Mulutnya reflek terbuka, memberi Nathan akses lebih dalam dan tubuhnya mulai bereaksi tanpa sadar, tangannya bergerak melingkari leher Nathan.
Napasnya tercekat karena tidak menerima pasokan oksigen, bibirnya secara naluriah menggigit bibir bawah Nathan, sentuhan itu tampaknya telah membangunkan Nathan.
Nathan berhenti sejenak dan dengan mudah mengangkat tubuh Vano ke dalam gendongannya. Tubuh mereka masih saling bersentuhan saat Nathan membawanya ke arah kamar dan menurunkannya di atas ranjang.
Nathan menunduk, napasnya terasa hangat di telinga Vano. Lalu dengan suara serak dan lembut, Nathan berbisik, "Boleh? "
"Ahmm"
Vano hanya merespon dengan erangan pelan yang keluar dari bibirnya tanpa persetujuan.Meskipun cahaya di kamar remang-remang, Vano masih bisa melihat dengan jelas wajah Nathan yang semakin penuh gairah.
Dengan terampil, Nathan melepaskan kancing kemeja putih Vano satu per satu, membuat kulit putih yang tersembunyi di balik kemeja itu terlihat.
Ketika akhirnya ia melihat oreola Vano yang kemerahan dan mengeras, tatapannya menjadi semakin kabur, terfokus sepenuhnya pada tubuh indah di depannya.
Tangan Nathan yang kasar mengelus lembut dada Vano, ibu jari nya menekan dan memutar oreola itu dengan perlahan, membuat seluruh tubuh Vano gemetar.
Nathan hanya bermain sebentar dengan jemarinya sebelum mulutnya bergerak maju, dan mulai menghisap oreola yang menggoda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ke dunia novel [BXB]
FanficBagaimana jika kalian mengalami transmigrasi ke dalam novel yang kalian baca terakhir kali? Apalagi transmigrasi ke dalam tubuh seorang figuran yang akan mati ditangan protagonis pria? Itulah yang dialami oleh Kavero, Kavero Almat djanur. Seorang p...