Sena melihat penampilan Minho yang membawakan stage dance solo di sebuah acara di televisi dengan lihai. Dia tidak berniat menontonnya, tetapi ketika ia pergi ke Arion Cafe, Felix justru menonton acaranya.
"Kenapa kau menonton laki-laki mesum itu, Felix?" Tanya Sena begitu Felix menyodorkan jus apel di hadapannya.
"Dancenya bagus. Tidak salah kalau akhir-akhir ini dia semakin terkenal. Lagipula dia sangat tampan." Jawab Felix sambil sesekali menggodanya.
Sena memutar bola matanya malas.
"Apa kau masih belum jatuh hati padanya, Sena?" Tanya Felix
"Tidak!"
"Belum." Felix menyanggah.
"Tidak, Felix!"
"Hanya belum Sena, percaya padaku."
"Kenapa kau ngotot sekali menjodohkanku dengannya?" Sena bersungut-sungut.
Felix tersenyum. "Sena, aku menjadi pelayan di cafe ini sudah lama. Aku banyak menyaksikan banyak kisah cinta yang terjadi disini."
"Dan radarku selalu benar. Percayalah Sena, orang paling mesum, paling bejat sekalipun kalau mereka sudah menemukan cinta sejatinya, mereka akan berhenti dengan sendirinya." Lanjutnya.
"Ada seorang lelaki, namanya Sam. Wajahnya tampan sekali bak dewa. Dia dulunya lelaki labil yang tidak perduli dengan orang lain. Bahkan dia pernah menabrak mati seseorang. Tapi dia sekarang menjadi lelaki dewasa yang lebih bertanggung jawab. Dia berubah gara-gara jatuh cinta dengan seseorang."
"Wah. Keren sekali orang itu. Bisa mengubah seseorang begitu besarnya."
"Dokter Sky memang keren."
Sena mengernyit. Tunggu sebentar. Siapa??
"Siapa, Felix?"
"Hmm?? Dokter Sky?"
"Dokter Sky yang bekerja di rumah sakit swasta terbesar di kota kita ini?"
Felix mengangguk antusias. "Betul. Kau kenal dokter Sky, Sena??"
Sena menggeleng pelan. "Tidak. Aku hanya heran. Kemarin ketika Minho membawaku ke rumah sakit itu orang-orang disana memanggilku dokter Sky."
Felix tertawa pelan. "Memang kalian sangat mirip."
"Benarkah?" Sena sangsi.
"Iya. Sangat mirip bagai pinang dibelah empat."
"Empat?? Kenapa empat??" Tanya Sena bingung.
"Karena empat orang." Jawab Felix enteng.
"H-hah??" Sena semakin bingung.
"Sena, aku tau mungkin kau tidak akan mempercayai ini. Tapi aku punya empat pelanggan tetap di cafe ini yang akan selalu aku ingat karena membuatku terkesan."
"Mereka semua punya wajah yang mirip sepertimu. Bagiku lebih mirip seperti puppy. Tapi memiliki profesi yang berbeda. Dokter Sky, Sean yang menjadi asisten CEO, dan Seungmin yang menjadi perawat di rumah sakit jiwa, lalu dirimu."
Wajah Sena tampak kaget. Dia memandang Felix sangsi. Tapi melihat Felix yang berbicara dengan lancar seperti itu, lelaki ber freeckless itu sepertinya jujur.
"Bisakah aku bertemu mereka? Apa mereka sering datang kesini?" Tanya Sena.
Felix mengangguk. "Mereka sering datang kesini. Makannya aku bisa mengenal mereka. Kalau untuk bertemu sepertinya sulit, Sena."
"Karena Sean datang kesini pagi hari sebelum berangkat ke kantor, Dokter Sky kesini saat jam istirahat makan siangnya, Seungmin kesini setelah pulang dinas di sore harinya, dan dirimu kesini hanya saat malam hari."