Buku Analogi Vampir

99 17 13
                                    

Pagi ini, Tristan melirik-lirik dalam Rumah. Karna hari ini adalah hari minggu, jadinya tak ada kegiatan apapun bagi mereka semua pagi ini, kecuali berada di Rumah.

"Lo nyari siapa, Tristan?" Tanya Yasha yang sejak tadi memperhatikan gerak gerik Tristan.

"Ayah mana? Dari semalam gue gak liat beliau?"

"Ayah sedang ke Istana Venossa, karna ada pertemuan penting antar para petinggi. Dan ayah sudah berangkat sejak semalam."

Tristan mengangguk paham. Sejujurnya, ia bingung mau melakukan apa pagi ini?

"Tristan. Galang bilang, Sissy juga sudah tau siapa identitas Galang." Ucap Thea memberitahu.

"Kok bisa?"

Thea mengedikkan bahunya, "Galang bilang, ada Digo juga disana."

Tristan berdesis, "Digo! Anak itu benar-benar."

Walaupun Digo berusaha mencegah Sissy, namun tak menutup kemungkinan Digo lah yang paling disalahkan disini. Karna bagaimanapun juga, Digo lah yang mendorong Sissy untuk mencari tau sendiri. Padahal bisa saja Sissy tetap mengira Galang adalah vampir. Karna jika Sissy berpikir begitu, ia pasti akan berusaha membuktikannya. Namun itu tak akan pernah terbukti. Karna nyatanya, Galang bukanlah vampir.

"Udahlah, Tristan! Lo gak perlu marah. Galang sendiri pun sudah tak mempermasalahkannya." Ucap Thea guna menenangkan Tristan.

"Tapi gue gak enak sama dia. Galang udah baik banget sama kita. Masih kurang baik apa coba, dia? Dia sempet nolong Digo, tapi gue malah terlambat nolong bokapnya." Ujar Tristan yang masih tak enak hati.

Adik-adik Tristan itu pun termenung. Sejujurnya, mereka pun dapat merasakan apa yang Tristan rasakan. Bagaimanapun juga, mereka masih punya hati untuk merasa tidak enak juga. Walaupun Galang adalah musuh mereka sekalipun.

Ting-nong...

Tristan melirik. Ada yang datang ke Rumahnya, kah? Tapi siapa?

"Siapa itu?" Gumam Tristan. Ia pun mengendus untuk mencari tau siapakah yang datang itu? Begitu merasakan aroma darah suci, ia pun langsung mengetahuinya.

Sementara adik Tristan yang lainnya pun sadar siapa yang datang, mereka pun langsung melesat ke Kamar masing-masing. Bagaimanapun juga, mereka tak mau mengganggu moment Tristan dan Nayla.

Setelah semua melesat ke Kamar, barulah Tristan membukakan pintunya.

Ceklek...

"Nay?"

Senyumnya sumringah ketika melihat Tristan. Gadis itu datang sendirian dengan outfit kaos dan celana trainingnya. Tak lupa dengan handuk kecil di lehernya. Ia pun menenteng tas yang berisi sebotol besar air minum, bekal dan tikar. Mungkin sekalian untuk piknik.

"Ada apa, Nay?" Tanya Tristan penasaran. Diam-diam Tristan menghela napas lega. Karna sang ayah sedang tidak ada di Rumah.

"Gue mau ngajakin lo jogging. Kita jogging, yuk!"

Tristan terlihat berpikir sejenak. Menimang-nimang ajakan Nayla itu. Boleh juga, ajakkannya. Kebetulan ia sedang bosan tak tau mau berbuat apa?

"Yuk! Tapi gue siap-siap dulu. Lo masuk dulu aja nunggu didalem." Ucap Tristan dan Nayla mengangguk.

Nayla pun lekas memasuki Rumah itu setelah Tristan mempersilahkan dirinya untuk masuk. Ia menggiring Nayla agar duduk di sofa Ruang Tamu.

"Kamu tunggu disini aja ya, Nay! Aku siap-siap dulu."

"Oke!" Ucap Nayla sambil mengacungkan jempolnya. Tristan tersenyum karna itu.

Tristan pun lekas menuju Kamarnya untuk bersiap-siap. Sedangkan Nayla mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuri Mansion ini. Ini adalah kedua kalinya ia memasuki Mansion ini setelah Dinnernya dulu yang digagalkan oleh Galang dan Sissy. Sedikitnya Nayla agak heran. Tristan tak pernah mengajaknya untuk ke Rumah dia lagi.

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang