Mulmed : Ed Sheeran – I'm in love with the coco
"Taking to you makes my day"
*
"Reina kamu ngapain? nggak pulang?" Aku tersentak kontan memberhentikan kegiatanku yang sedang mencari jam tangan kesayanganku lalu menengok kearah belakang, disana ada Mila temanku selama aku bekerja dicafe ini. Ia menatapku bingung
"Eh? Ini loh Mil lagi nyari jamku tadi sengaja aku lepas waktu mau cuci piring" ucapku lalu melanjutkan kegiatanku mengecek seluruh Isi didalam tasku
"Ohh.. Tunggu. Kok kamu yang nyuci piring? Kan itu tugas Mbak Ayu" tanya Mila lagi sambil jalan mendekatiku
"Ihh, kamu ini kan udah dibilang Mbak Ayu nggak masuk. Jadi aku yang disuruh gantiin dia sementara" jawabku sedikit geram, mungkin karena jam kesayanganku nggak ketemu juga dari tadi atau karena Milanya yang terlalu lemot?
Ya, fyi aku bekerja dicafe ini sebagai waitress bukan pencuci piring berhubung Mbak Ayu –pencuci piring– nggak masuk jadinya lah aku disuruh menggantikannya.
Aih, sudahlah pokoknya aku mau jamku kembali!!
"Oiya, he he aku lupaa" Mila cengengesan nggak jelas, aku membalasnya dengan mengendus pelan "coba deh kamu inget–inget lagi, terakhir kali kamu liat jam kamu itu" ujar Mila.
Aku kembali mengingat kegiatanku beberapa jam yang lalu. Pertama aku melayani orang yang memesan, lalu aku disuruh atasanku untuk mencuci piring, kemudian aku melihat sampah yang sudah bertumpuk Dan aku berinisiatif untuk buangnya ketempat sampah yang ada di belakang cafe ini. Dan setelah itu aku tidak melihat jam ku lagi.
Oh, atau jangan–jangan!!
Tampa babibu lagi aku langsung berlari sambil menenteng tasku kearah pintu belakang cafe ini. Tak ku perdulikan lagi Mila yang berteriak memanggil namaku.
Aku harus nemuin itu jam. Harus. Jam itu pemberian mama beberapa bulan yang lalu yang harga ehm, lumayan juga. Kan sayang kalau dibiarin dan aku juga nggak mau nyusahin mama dan papa. Sebenarnya keluargaku itu orang ber–ada. Papa pemegang perusahan yang ada dijakarta ini dan mama seorang designer yang sudah mempunyai butik yang cukup terkenal.
Mama selalu mengeluh menyuruhku untuk berhenti bekerja tetapi aku tidak terima. Alasannya simple aku tidak mau terus–terusan bergantung dengan orang tuaku. Aku harus bisa hidup mandiri. Umurku sudah 22 tahun dan aku sudah bisa jaga diri
Sesampainya aku di tempat pembuangan sampah yang ada di belakang cafe tempatku bekerja ini aku membuka penutupnya dan langsung saja aroma tidak enak yang menhampiri pendiumanku membuatku secara reflek menutup hidungku dengan tangan kiri sedang tangan kananku mulai membuka plastik sampah itu
Sudah beberapa menit jamku itu belum juga ketemu. Dimana lagi coba? Udah direlain tangan jadi kotor bau sampah kayak gini ehh, ternyata jamnya nggak ketemu juga haaaah..
Malah makin malam lagi, ngatuk nihh!! Jam pliss ketemuu donggg
"Heh, siapa itu?" Aku terkesiap mendengar suara dalam dari arah belakangku
"Ee,–em" aku termangu–mangu lalu dengan pelan berbalik. Saat itu juga aku melihat seorang lelaki tampan seperti dewa yunani yang sedang menatapku datar sekaligus bingung
"Siapa kamu? Sana–sana pulang!" Usirnya. Ih, kurang ajar nih orang dikata aku orang gila apa diusir kayak gitu? Ganteng sih ganteng tapi juteknya itu loh..
Aku masih diam mendumel sendiri dalam hati "heh? Nggak genger ya, sana pulang!" Usirnya lagi. Oke fix aku benci sama ini orang!
Dengan menahan marah aku bernajak Dari tempat itu dengan cepat aku berjalan kearah mobilku terparkir cantik ditempat parkiran kemudian aku masuk kedalamnya
Sialan itu orang! Aku ingat wajahnya liat aja ntar, kalau ketemu lagi jangan harap bisa kaburr.
Duhh jamku malangg, maafkan aku ma, aku akan menggantinya
*
Tadaaa...
Vote and your comment please??
Sorry typo ^°
KAMU SEDANG MEMBACA
Beating Heart
Romancesemua berawal dari pertengkaran mereka di sebuah cafe tempat kerja Reina. Hanya karena secangkir hot chocolate bisa berdampak besar untuk seorang Reina. seiring berjalanya waktu, mereka selalu dipertemukan dan membuat keduanya menjadi penasaran. sam...