[BL] Gila Karena Cinta

Bab 044 Dia kalah dalam pertempuran dan tidak punya cara untuk melarikan diri

Lin Yan segera menyesalinya.

Saya sangat menyesal usus saya membiru.

Dia harus menggali lubang untuk dirinya sendiri, dan sekarang dia harus melompat ke dalamnya. Setelah melompat, dia berbaring di dalamnya dan menepuk dirinya sendiri, "Ayo! Kubur!"

Dia mengertakkan gigi dan berpura-pura, "Saya tidak tahu."

Qi Zhen mencubit bagian belakang leher Lin Yan, menariknya lebih dekat, dan memaksanya untuk melihat ke atas dan menatapnya dengan sikap kendali penuh.

Tidak bisa melarikan diri, tidak bisa bersembunyi.

"Apakah kamu benar-benar tidak tahu? Atau kamu takut untuk mengatakannya?"

Lin Yan tidak berbicara.

Qi Zhen melanjutkan: "Saya tahu itu Anda, tetapi saya masih menuruti permintaan Anda dan bersusah payah untuk menikahi Song Ming secara terbuka. Saya menculik Anda secara diam-diam. Sampai hari ini, saya belum menceritakan masalah ini. Bocor. Untuk Apa?"

Lin Yan gemetar.

"Saya tahu itu Anda, tapi saya tidak mengungkapkannya atau mengenalinya, namun saya tetap memanggil Anda Yang Mulia dan memberi penghormatan kepada Anda. Mengapa?"

Mata Lin Yan mulai mengelak.

Tangan Qi Zhen di lehernya sedikit meremas, memaksa matanya ke belakang.

"Aku tahu kamu tidak memiliki aku di hatimu, tapi aku masih ingin menulis namamu dan namaku di album kekaisaran. Kenapa?"

"Aku tahu kamu berbohong padaku, tapi aku masih membawa kartu harapan yang kamu tulis setiap hari. Kenapa?"

"Saya terlahir sebagai seorang pangeran, dan saya telah merencanakannya selama bertahun-tahun. Tapi saya melepaskan situasi yang baik dan membuat kesepakatan dengan orang itu. Bahkan sekarang saya belum duduk di atas takhta. Untuk apa?"

Lima pertanyaan mendesak, setiap kalimat menyentuh hati Lin Yan, memaksa Lin Yan berkeringat dingin.

Mata Qi Zhen penuh amarah, tapi dia mendekat, menempelkan dahinya ke dahi Lin Yan, dan merendahkan suaranya.

"Saya jelas sudah mengatakannya berkali-kali."

Mendengarkan suaranya justru membuat orang merasa sedikit dirugikan.

"Kamu jelas-jelas orang yang ngotot pura-pura bingung padahal kamu paham."

Lin Yan mengalami depresi dan mudah tersinggung.

Dia berpura-pura bingung sambil berpura-pura mengerti.

Siapa yang mau membicarakan hal ini?

Bukankah ini selalu mengingatkannya bahwa dia memaksa Qi Zhen, orang baik, untuk melakukan kejahatan, memulai kekacauan dan akhirnya menyerah, mempermainkan ketulusannya?

Qi Zhen bersikeras untuk menghadapinya kali ini, "Bicaralah. Kali ini, katakan pada dirimu sendiri, untuk apa aku melakukan ini?"

Lin Yan merasa seperti dia telah bertempur besar dan kalah, tanpa ada cara untuk melarikan diri.

Harus menghadapinya, harus mengakuinya.

Itu semua untuk dia.

Mengekspos, mengenali,

Maka Lin Yan akan dianggap sebagai monster.

Adapun ultimatum giok kekaisaran, kartu harapan...

"Aku, ini untukku."

"Ya, ini untukmu."

Kata demi kata, tegas dan serius.

Lin Yan merasa hati tulus Qi Zhen tiba-tiba dimasukkan ke dalam pelukannya, dan dipatahkan sedikit demi sedikit sehingga dia bisa melihat dengan jelas.