1

1 0 0
                                    

Ezaf, pria parubaya dan menjadi salah satu pembinis terkaya di Indonesia itu menatap bawahannya yang membawa dokumen identitas dari seseorang.

"Jadi tidak salah lagi.. anak itu adalah anak yang selama ini kita cari?.. Dan ternyata yang menemukannya secara tak sengaja adalah putra ku sendiri? Hmm.. menarik.." Ezaf menatap bawahannya dengan bibir tersenyum

Dan tak jauh tempatnya duduk, Alina menyimak dalam diam sambil menunduk

"Akhirnya berhasil menemukannya. Akan kita jatuhkan sampai akarnya." Ucap Ezaf

*****

"Xeza!"

Xeza menghentikan langkahnya sejenak untuk menaiki tangga ketika mendengar suara yang agak lama tak terdengar dirumah ini. Xeza agak terkejut dengan kehadiran tuan besar yang jarang ada dirumahnya sendiri.

"Oh papa? Apa papa akan sering pulang? Wah sepertinya kini giliran Alexio yang berkebalikan" ucap Xeza tersenyum miring dan mau menaiki tangga menuju kamarnya namun dipanggil lagi oleh papanya dengan geram.

"Sini kamu!"

Xeza dengan ogah-ogahan dan nafas berat akhirnya menurut karena tampang papanya lebih seram dan serius dari biasanya ia lihat

"Duduk samping papa"

Xeza menurut saja dan duduk. Mencoba mendengarkan perihal apa yang akan disampaikan papa berwatak keras ini.

"Papa mau bicara penting sama kamu"

(("Hah? Bicara penting?
Paling-paling hanya bualan tak berguna.")) Batin Xeza

"Mukamu terlihat pucat. Kamu sudah makan?" Tanya basa-basi Ezaf.

(("Jauh-jauh dari Taiwan hanya menanyakan ia sudah makan atau belum? Haha. Konyol sekali!")) Batin Xeza lagi semakin kesal

"Apa peduli papa? Bahkan papa tak pernah menanyakan hal itu pada mama."

"Xeza! Papa tak ingin membahas hari lalu. Papa tau papa egois. Tapi itu semua untuk kamu dan mama"

Xeza menghembus nafas jengah

"Iya.. papa sadar akan hal itu saat semuanya sudah terlambat bukan?"

"Lalu, Papa akan segera menentukan universitas yang akan kamu masuki setelah kelulusan nanti"

"Jika Xeza tidak mau? Lagipula bukankah terlalu awal membicarakannya sekarang." Balas Xeza karena tau papanya sangat berkemauan keras. Tapi, sifat itu juga benar-benar menurun padanya

"Tidak mau apa? Kuliah apa universitas nya?"

"Dua-duanya"

"Kamu mungkin keras kepala. Tapi, papa tau kamu tak sebodoh itu. Papa sudah bilang dari sebelum mama kamu telah tiada. Kamu harus mampu menjaga perusahaan papa karena mau tidak mau kamu pewaris papa."

"Xeza tidak mau."

"Jadi apa yang kamu mau? Hidup saja dan tak berguna? Mama kamu inginkan yang terbaik untukmu. Ia berpesan agar kamu hidup bahagia dan tercukupi."

"Papa tidak tahu. Papa bisa melakukan hal yang kedua tapi tidak pertama"

"Tapi, papa juga ingin kamu mengerti. Keluarga dan perusahaan papa masih belum baik-baik saja.
"Karena papa baru mengetahui, bahwa kamu.. menemukan seseorang yang harusnya tidak boleh sama sekali kamu temui."

"Seseorang yang tidak boleh aku temui? Kenapa Xeza harus peduli. Itu urusan papa kan."

"Kamu.. akan menyesal jika tidak mendengarkan papa, Xeza! Kamu pewaris papa.. dan kamu harus terlatih untuk menghadapi musuh papa"

Badboy vs Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang