BAB 7. RENCANA

19 3 0
                                    

•••

"Baiklah pelajaran kita telah berakhir, saya permisi assalamualaikum"ucap tegas Gus Zayyan

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab santriwati

Zayyan pun keluar dari kelas 11D karna jam mata pelajaran nya sudah habis.

"Uh mau Teriak tau ngga sihhh"

"Koo bisa Gus Zayyan se cool itu"

"Mukanya emang datar tapi tetap ganteng"

Ocehan ocehan santriwati setelah Zayyan keluar, Zahra kebingungan kenapa mereka samua memanggil Zayyan dengan sebutan Gus?

"Apa dia anak kyai ya?"batin Zahra.

"Ah mana mungkin,kan anak kyai cuma si keykey, lagian pas Zahra pertama datang disini ngga ada juga sih tu orang"batin Zahra.

"Zahra!"Panggi Diana yang duduk di kursi belakang Zahra.

"Eh iya din,kenapa?" Tanya Zahra

"Kok kamu tadi ngga memperhatikan Gus Zayyan sih?"tanya Diana

"Kan akibatnya itu tadi!! Dia itu emang galak, tapi gapapa yang penting ganteng"tambah Diana

Zahra menghembuskan nafas beratnya

"Zahra emang ngga memperhatikan,tapi zahra denger kok!"ujar Zahra

"Kenapa begitu?"tanya Diana

"Zahra ngga mau kena zina mata Din!"ujar Zahra, Diana pun mengangguk mengerti.

"Masyaallah calon ustadzah"ujar Diana, Zahra hanya geleng geleng kepala dan tersenyum.

"Kamu senyum Ra?"tanya Diana

"Iyaa Din,masa ngga lihat sih!"ujar Zahra kesal

"Ya ngga kelihatan Zahra Khumaira kan kamu pake cadar!"serkah Diana reflek Zahra meraba cadarnya.

"Eh iya hehe maaf"ujar Zahra sambil menggaruk tekuknya yang tak gatal.

"Eh gimana sih rasanya pake cadar Ra?"tanya Diana penasaran

"Menurut zahra nyaman sih!. udah terbiasa juga"ujar Zahra

"Emangnya sejak kapan kamu pake cadar?"tanya Diana lagi

"Sejak masuk SD!"jawab Zahra dengan santai sambil memasukkan bukunya ke tas.

"Serius? Kok bisa? Ceritanya gimana?"kaget Diana

"Iya Diana. Gini, waktu itu zahra lagi main ke taman sama bang Arkan dan Abi,saat itu umur Zahra 6 tahun.nah disitu zahra ketemu perempuan yang bercadar, jadi Zahra kagum dan pengen pake cadar kaya perempuan itu, Zahra minta izin ke Abi dan Abi dukung Zahra pake cadar hingga saat ini"jelas Zahra

"Masyaallah berarti berawal karna kagum?"ujar Diana yang di balas anggukan oleh Zahra.

"Eh iya, kalau sama aku, pake bahasa aku kamu aja ya raa,biar lebih enak"ujar Diana, Zahra pun mengangguk menyetujui nya

"Yasudah ayo Keluar, tinggal kita berdua aja di kelas,yang lain udah keluar"ujar Zahra

"Eh iya ya! Keasikan ngobrol hehe"ujar Diana

Mereka berdua pun keluar kelas untuk melanjutkan aktivitas lainnya.

*
*
*
*
*
"Jadi bagaimana rencananya?, kapan kita bicarakan dengan anak anak"ujar kyai husin

"Secepatnya sin,saya sudah tidak sabar menjadi besan mu haha"jawab Abi arzan sambil tertawa

"Apakah mereka berdua mau?, Abi... Ummi takut Zahra bakal kecewa sama kita." Keluh ummi laila

Arzan mengusap belakang tubuh istrinya

"Ummi... Zahra anak yang nurut,dia sangat menyayangi kita"tenang Abi arzan

"Saya yakin mereka berdua cocok mbak"ujar umma Aisyah

"Apakah nantinya Zayyan akan mencintai Zahra?"khawatir ummi laila

"Pasti mbak,contohnya kita! Kita juga dijodohkan oleh orang tua kita!"jelas umma Aisyah

Ummi Laila mulai tenang mendengar ucapan umma Aisyah.

"Baiklah, atur saja kapan kalian akan datang ke pondok"ujar kyai Husin

"Kalau lusa bagaimana?"ujar Abi arzan

"Lebih cepat lebih bagus"tambah Abi arzan

Yang di balas anggukan oleh semuanya

"Yasudah kami Pamin dulu zan, takutnya nanti kejebak macet"ujar kyai Husin

"Terimakasih loh mbak makanan nya,sangat enak"ujar umma Aisyah

"Sama sama mbak, lain kali main ke sini lagi ya, hati hati dijalan"ujar ummi laila

"Kami antar ke depan"ujar Abi Arzan.

Mereka pun keluar kerumah,setelah kyai Husin dan nyai Aisyah berpamitan mereka pun masuk ke mobil dan mulai melaju dengan kecepatan sedang.

Arzan dan istrinya pun masuk lagi ke dalam rumahnya.

*
*
*
*
"Kayla!!" Teriak Zayyan mencari adiknya

Sudah berapa kali ia menggendong gedor pintu kamar adiknya. Tetap saja tidak ada respon sedikit pun.

Bahkan Zayyan sudah keliling rumah untuk mencari adiknya.

"Dimana sih tu anak!!"kesal Zayyan

Tak lama kemudian terdengar suara langkah Kaka yang menuruni anak tangga.

"Kayla!" Ucap zayyan dan langsung mendekat ke arah adiknya di ujung anak tangga

"Aa cariin dari tadi!, kemana aja kamu?"tegas Zayyan

"Santai aja mukanya A, kaya harimau mau nerkam aja!"kesal Kayla

"Jawab pertanyaan AA!"

"AA ku yang tampan RUPAWAN TAPI GALAK, Kayla dari toilet a, kayla udaa jawab kok panggilan AA,cuma ngga kedengaran, kan WC Kayla kedap suara"jelas Kayla

"Oh gitu"jawab Zayyan sambil mengangguk mengerti.

"Heleh!. Bilang aja kengen kan!"ejek kayla

"Cih gr"ujar Zayyan tak mau kalah. Bukannya kangen tapi khawatir takut adik kecilnya kenapa Napa.

"Gengsinya ketinggian"ledek Kayla.

"Sudah sudah!. Aa laper!. Ayo makan!" Ajak Zayyan

"Ayooo"setuju Kayla dan langsung menarik tangan AA nya untuk menuju meja makan.

Mereka pun makan dengan nikmat. Tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, hanya suara dentingan sendok.

Selesai makan mereka tak lupa untuk mencuci piringnya dan membereskan meja makan.

"Alhamdulillah beres!"ujar Kayla

Zayyan tersenyum melihat adiknya

"Yauda a Kayla pamit dulu!"ujar Kayla sambil melangkah pergi

"Etsss mau kemana?"tahan Zayyan

"Ke asrama putri!"jawab kayla.
Zayyan kenaikkan alisnya, Kayla yang paham pun menghembuskan nafas beratnya.

"Kepo amat dah. Kayla mau ke asrama putri a, mau ketemu kak Zahra"ujar Kayla

Zayyan mengangguk mengerti "yauda sana" usir nya

"Hadeh...... tadi nahan,sekarang ngusir! Jamal Jamal"ujar Kayla sambil berjalan pergi. Zayyan geleng geleng kepala melihat tingkah laku adiknya itu.

Zayyan pun masuk ke kamarnya untuk beristirahat sebentar menjelang waktu Zuhur.




TAKDIR DILANGIT PESANTREN (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang