Asher menatap piring sushi terakhir di depannya, ragu sejenak. Perutnya sudah terasa penuh, tapi ia enggan meninggalkan makanan lezat itu begitu saja. Dengan sedikit memaksakan diri, ia mengambil potongan sushi terakhir dan memasukkannya ke dalam mulut.
"Gue kangen Callum..." gumamnya pelan, setengah tertahan oleh kunyahan terakhir.
Luke mendesah panjang, jelas jengah. "Asher, dia baru pergi sejam yang lalu, tahu."
Asher hanya menghela napas, matanya menatap kosong ke depan. "Tapi gue kangen banget, Luke. Gak tahu kenapa tiba-tiba gini."
Asher mengerucutkan bibirnya, cemberut, lalu perlahan mengelus perutnya yang mulai menunjukkan tanda kehamilan dua bulan lebih. Ia menatap Luke dengan sorot mata memohon. "Anterin gue pulang, plis."
Luke menghela napas, setengah mengalah, tapi belum sempat ia menjawab, Tyler-yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya-mengangkat wajah dan memperhatikan Asher dengan tatapan geli.
"Kok lu jadi bulol banget sama Callum, Ash?" tanya Tyler, suaranya penuh nada menggoda. "Dikit-dikit nyariin, clingy banget lu sekarang."
Asher hanya mendengus, tapi tidak bisa menahan rona di pipinya yang sedikit memerah. "Gue nggak clingy, gue cuma... ya gitu deh." Sambil masih mengelus perutnya, ia menatap kosong ke arah luar jendela, bayangan Callum terlintas di benaknya, memicu kehangatan aneh yang tak bisa ia jelaskan.
Luke dan Tyler saling pandang, menahan tawa. Bagi mereka, melihat Asher yang biasanya cuek dan mandiri tiba-tiba jadi penuh kerinduan memang jadi pemandangan langka.
Asher mendesah panjang, lalu meraih ponselnya. "Gue telpon Callum aja, deh."
Dengan cekatan ia menekan nomor Callum, menunggu sambil menggigit bibir. Tapi setelah beberapa detik, panggilan itu berakhir tanpa jawaban. Wajahnya langsung meredup, lalu ia merengek pada Luke dan Tyler, dengan nada putus asa. "Tolong, bantu gue... Spamin telpon Callum, ya? Biar dia ngangkat."
Luke menghela napas lagi, setengah tertawa melihat betapa seriusnya Asher kali ini. "Ash, gue serius nih, lu kenapa clingy banget? Baru ditinggal sejam..."
"Udah, telpon aja!" balas Asher, merajuk sambil melipat tangan di dada.
Dengan pasrah, Luke akhirnya menekan nomor Callum, sambil melirik Tyler yang menahan tawa. Beberapa nada sambung terdengar, lalu tiba-tiba panggilan itu diangkat.
"Ya?" Suara Callum terdengar di seberang, sedikit heran.
Luke langsung menyeringai, menatap Asher dengan sorot jahil. "Pak ini pacar bulolnya udah kangen berat. Buruan angkat telponnya kalau nggak kami mau diserbu lagi."
Di sebelahnya, Asher langsung berseri-seri, mencoba meraih ponsel Luke sambil memekik pelan, "Kasih sini!"
Asher melangkah menjauh dari Luke dan Tyler, mencari sudut yang lebih sepi. Wajahnya langsung berseri-seri begitu suara Callum terdengar di ponselnya, lembut tapi sedikit heran. Asher tidak bisa menahan tawa kecilnya, merasakan sensasi hangat yang seolah menelusup ke hatinya.
"Kamu gak bakal ke resto lagi?" tanyanya dengan nada manja yang sedikit dibuat-buat.
Di seberang, Callum diam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Maaf, sayangku, aku gak bisa jemput kamu."
Asher menghela napas kecewa, bibirnya mengerucut. Tapi otaknya segera memutar akal, mencari alasan agar Callum tetap datang. "Call," katanya, suaranya sedikit lirih, "aku gak bohong, tapi... ini bayi kamu butuh pheromones kamu..." Ia tahu alasan itu mungkin berlebihan, tapi rasa ingin dipeluk Callum mengalahkan rasa malunya.
Ada keheningan singkat di ujung telepon, dan Asher hampir berpikir Callum menolaknya. Namun, Callum akhirnya tertawa kecil, seolah sudah bisa membaca rencana iseng Asher. "Hm, gitu ya? Yaudah, bentar lagi aku ke situ. Tunggu 30 menit, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught in boss's grip (BL, END)
Ficção AdolescenteAsher Roth adalah seorang omega pria yang bekerja di sebuah perusahaan ternama. Hidupnya berjalan baik-baik saja hingga suatu hari, ia tiba-tiba mengalami heat, dan situasi tersebut diketahui oleh bosnya, Callum. Tanpa sepengetahuan Asher, Callum ma...