57. Kekuatan yang Berbahaya

5 1 0
                                    

Wira sedang menyusuri jejak kalimat demi kalimat dalam dokumen di atas meja kerjanya ketika sesosok bayangan muncul dari dalam kegelapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wira sedang menyusuri jejak kalimat demi kalimat dalam dokumen di atas meja kerjanya ketika sesosok bayangan muncul dari dalam kegelapan. Perlahan, sosok itu memasuki ruang kerjanya yang temaram, tubuhnya terbungkus jubah hitam lebar yang melingkupi setiap lekuk hingga wajah. Cahaya remang dari lentera tak mampu menembus kegelapan yang menyelimuti sosok misterius tersebut. 

Sosok itu menyampaikan kabar penting yang membuat Wira terhenyak, dan langsung menghentikan kegiataannya detik itu juga. "Wanita Suci itu dan sekelompok orang tak dikenal baru saja memasuki hutan terlarang. Sepertinya mereka adalah orang-orang yang sengaja dikirim oleh kerajaan Aetherial untuk melindungi Kirana, dengan menempatkan mereka dalam bayangan."

Tangan Wira mencengkeram pulpen dalam genggamannya dengan begitu erat, hingga membuat buku-buku jarinya memutih. Ibu jarinya tampak menekan benda kecil itu dengan keras, seolah siap mematakannya kapan saja. Kemarahan dan kecemasan tergurat jelas di wajah pria itu saat ini. 

Sejak dahulu, tak ada seorang pun yang berani melangkah masuk ke dalam hutan terlarang itu. Hutan larangan tak hanya sekadar kawasan yang dijaga ketat, tetapi juga dilingkupi oleh bayang-bayang mitos yang bersemayam dalam bisik-bisik rakyat. Hutan itu dianggap sebagai gerbang antara dunia manusia dan alam yang tak terlihat, sebuah tabu yang bahkan para prajurit kerajaan enggan untuk melanggar.

Konon, kengerian dari hutan larangan cukup untuk membuat manusia biasa bergidik dan membatalkan niat untuk menjamahnya. Beberapa orang yang cukup berani mendekat, pada akhirnya bernasib sama. Mereka hanya berani masuk selama beberapa langkah, lalu lari terbirit-birit setelah mendengar suara-suara aneh dari balik hutan yang gelap. 

Wira telah meremehkan Kirana, utusan Tuhan yang tampaknya tak terikat oleh ketakutan duniawi. Baru beberapa hari setelah tiba di kerajaan, Kirana sudah berani menjejakkan kaki, memasuki hutan terlarang—tempat yang selama ini menjadi rahasia terbesar Wira. 

Di sanalah tubuh Chandra tersembunyi lebih dari setahun lamanya. Wira menyembunyikan wanita yang dicintainya itu dalam gelapnya hutan, menunggu waktu yang tepat untuk membebaskannya. Namun, dengan tindakan Kirana, rencana itu terancam hancur. Gadis itu kini menjadi ancaman terbesar bagi Wira saat ini.

"Apa mereka berhasil keluar dengan selamat?" tanya Wira, suaranya terdengar rendah, diikuti sorot mata tajam. Seolah dengan tatapan itu, ia ingin menguliti seseorang hidup-hidup.

"Tentu saja. Salah satu dari mereka memakai gelang pelindung, yang mampu mengusir makhluk-makhluk penjaga yang sudah kusiapkan. Sebagian besar dari mereka terluka parah, tapi aku tak bisa memastikan keberadaan mereka sekarang. Kekuatan suci gadis itu membuat mereka sulit ditemukan. Setiap kali aku mencoba menembus batasan yang dia buat, tubuhku seolah terbakar hingga ke tulang."

Wira merenung kembali. Menyadari lawan yang dia hadapi kali ini tidak bisa diremehkan, dia harus menimbang langkah selanjutnya dengan hati-hati. Terlebih konflik dengan sang utusan Tuhan yang telah memenangkan hati rakyat adalah jalan berbahaya. Seluruh rakyat pasti akan berpihak pada Kirana, yang telah mengangkat mereka dari penderitaan selama ratusan tahun. Kehadirannya membawa harapan, sesuatu yang tak pernah mampu Wira berikan sejak naik takhta melalui pemberontakan. Di mata rakyat, posisi Kirana jauh lebih unggul.

SELENOPHILE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang