"Jika begitu, maka Gayatri"Ratu Gandari gemetar tak kuasa menahan air mata, saat membayangkan kehidupan putri kecilnya yang tidak berdaya.
"Kenapa?! Kenapa kamu melakukan ini pada anak ku!!"Dengan jeritan kesedihan, Gandari memukuli Kirana.
"Itu karena Yang Mulia Destarasta tidak peduli pada Dursala ku! Dia mengabaikannya! Aku ingin anak mu merasakan apa yang bayi ku rasakan!"marah Kirana.
"Meskipun begitu, anak ku tidak salah apa-apa! Mengapa kamu melakukan ini?! "
"Taukah kamu? Gayatri bermusuhan dengan kakak-kakaknya karena tidak mengetahui identitas ini! Jika saja kamu tidak menukarnya, maka anak ku tidak perlu saling membunuh! Sialan! Aku membunuhmu, untuk membalas kematian anak ku!"Gandari mencekik Kirana, Kirana terbatuk-batuk karena tidak bisa bernapas.
"Dursala! Tolong ibu!"Dursala menatap cemas antara ibu yang membesarkannya dan yang telah melahirkannya.
"Ibu Gandari, tolong lepaskan ibu Kirana"bujuk Dursala.
"Putri Dursala! Tidak, kamu hanya rakyat biasa yang mencuri status adik ku! Jangan menghalangi ibu membalas dendam?"marah Duryudana, Dursala gemetar ketakutan. Dia menatap ngeri pada kakaknya yang selalu memanjakannya, mengapa semuanya tiba-tiba berubah?
***
Mata Duryudana penuh dengan air mata, dia tidak sedih dengan hukuman kurungan didalam sel penjara ini. Dia hanya menyesal karena Gayatri akhirnya tetap tidak bisa dia selamatkan.
Mata Duryudana menutup, bayangan pertikaian dia dan adiknya muncul dimatanya.
"Berdoalah Duryudana, agar Kakak Bima baik-baik saja. Jika tidak, maka aku akan membuat mu, tidak baik-baik saja"desis Gayatri.
"Kamu mendorong dia ke sungai kan? Lihat baik-baik Duryudana! Aku dengan berbaik hati akan mendorong mu, ke sungai yang sama!"Gayatri menyeret Duryudana ke sungai.
"Kamu selamat sekarang, tetapi tidak tau dimasa depan nanti. Jadi harap berhati-hati"bisik Gayatri dengan tatapan kebencian.
"Ngomong-ngomong~ kalian sangat cocok di rantai disana. Terutama kamu, apa disana menyenangkan? Pangeran Duryudana~"Gayatri tersenyum dengan seringai lucunya.
"Pangeran Duryudana, apa benar kamu sibuk? Atau ada alasan lain didalamnya? Mungkinkah istana Lakshagraha itu adalah jebakan?~
Bisa saja, kamu ingin membunuh kami disana kan?"senyuman sinis tersungging di bibirnya."Kakak Yudistira, sudahlah. Sulit bagi kami untuk percaya pada Pangeran Duryudana, setelah apa yang dia lakukan pada kakak Bima, aku tidak akan pernah melupakan wajah kesakitan Kakak Bima"Gayatri menatapnya dengan tatapan kebencian.
"Adik? Hehehe.... Pangeran Duryudana, Aku akan menganggap mu kakak, selama aku berhasil meletakkan kepala mu dibawah kaki ku"acuh Gayatri, dan meninggalkannya setelah memberikan tatapan kebencian yang teramat dalam.
"Aku pembunuh, Gayatri. Maafkan aku... Aku akan berlutut padamu, selama aku melakukan itu kamu akan memanggil ku kakak kan? Bagaimana cara ku untuk berlutut dan mendengar suara mu memanggil ku kakak, jika kamu tidak kembali? Karenanya tolong kembali"Duryudana meringkuk di sudut sel, dengan penyesalan yang menggerogoti dirinya.
"Jika bukan karena aku, mari lakukan itu untuk kakak-kakak kesayangan mu, para Pandawa. Kamu sangat menyayangi mereka kan? Aku tidak peduli bahkan jika kamu membenci ku, atau memukuli ku, bahkan jika itu berati membuat ku berlutut padamu. Karenanya aku mohon kembali, Gayatri ku"
"Aku menyesal, jika waktu bisa di ulang. Tidak akan ada permusuhan dan niat membunuh diantara kita"
***
"Membebaskan kakak Duryudana?! Setelah semua yang dia lakukan?!!"marah Arjuna, Yudistira menepuk-nepuk pundak adiknya, mencoba untuk menenangkannya.
"Paman sudah kehilangan satu putrinya, jangan biarkan dia bersedih lagi. Selanjutnya, Duryudana akan dihapuskan dari daftar pewaris takhta, ini adalah hukuman yang pantas untuknya"ungkap Yudistira dengan senyuman paksa. Sebenarnya dia tetap tidak terima dengan hukuman yang menurutnya tidak berati ini, apa dengan hukuman itu Gayatri mereka bisa kembali?
Meksipun begitu, dia juga tidak kuasa melihat pamannya hidup seperti orang mati. Lebih baik mengurangi kesedihannya dengan membebaskan Duryudana.
Karena Duryudana telah dicabut haknya atas takhta, akhirnya Yudistira yang tidak memiliki pesaing, mengambil alih posisi Putra Mahkota.
***
"Untuk apa dibebaskan? Aku tidak ingin pergi dari sini, pergilah Dursasana. Bawa adik-adik lainnya pergi. Tempat ini hanya cocok untuk ku"Duryudana mengubur kepalanya dipelukannya.
"Kamu...apa kamu sudah putus asa dengan posisi itu?!"tanya Sangkuni mencoba membujuk Duryudana.
"Aku tidak ingin apapun lagi, Paman. Aku hanya ingin seseorang mengembalikan Gayatri kami"
"Aku..."Sangkuni menundukkan kepalanya sedih. Dia ingin merebut posisi Hastinapura untuk keturunan adiknya, Gandari. Ini semua karena ketidakpuasannya atas tindakan Hastinapura yang membuat adiknya menikah dengan orang buta!
Meksipun begitu, dia juga menyayangi keponakan-keponakannya seperti anaknya sendiri. Dia juga tidak ingin ada sesuatu yang buruk terjadi pada mereka, ketika dia tau kebenaran ini, bahwa Gayatri ternyata putri kandung adiknya.
Hatinya bergetar ketakutan, rasa bersalah meliputi dirinya. Ide kematian Gayatri adalah ide yang dia sarankan pada Duryudana. Dia....secara tidak langsung menjadi dalang kematiannya.
"Jangan salahkan dirimu, keponakan ku. Ini adalah salah Paman, Paman adalah penyebab kematiannya. Kamu bisa menyalahkan Paman, jangan tenggelam dalam kesedihan terus-menerus. Ayah, Ibu mu, aku dan adik-adik mu yang lainnya tidak ingin kamu hidup seperti ini. Paman juga yakin, jika Gayatri masih hidup. Dia juga ingin kamu hidup dengan baik"
"Paman, apa itu benar? Gayatri ingin aku hidup dengan baik?"
"Tentu saja!"
***
_EnD_
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Bercanda 🤭
Bersambung ~
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel Mahabharata
FantasíaBagaimana jadinya jika kisah yang kita kenal selama ini, tiba-tiba berubah karena adanya suatu variabel? Apakah akan berakhir baik, atau sebaliknya? Entahlah... Siapa yang tau? Yang jelas, ini adalah kisah ku! Kisah ku sebagai adik bungsu dari para...