Bab 32.

316 69 6
                                    

Antariksa biru sungguh happy hari ini karena dia bisa diantar oleh papa dan ayah biru, walaupun dia tidak mengetahui kalau kalandra adalah benar memang ayah kandungnya namun dia tetap happy. Happy karena dia diantar seperti temen temennya yg diantar oleh mama dan papa, atau ayah dan papa.

"Biru duduk sama papa sini, ayah biru gak bisa itu nyetir nya susah" bujuk langit yg melihat anaknya dipangku oleh biru.

"Gapapa, lang. Aku masih bisa diatasi."

"Bahaya biru" kata langit lagi.

Biru tidak peduli dia pun masih memangku anaknya, melihat sang papa membuang muka membuat biru jadi tidak enak hati, lantas dia mengangkat tangan nya buat diangkat oleh sang papa.

"Papa" rengek biru membuat langit mengangkat anaknya.

Biru tidak masalah mungkin sang anak punya perasaan takut papanya akan marah, biru pun duduk dipangkuan sang papa sambil memainkan robot didasbor mobil ayah nya.

"Makan siang biru mau makan apa" tawar biru membuat biru berpikir.

"Kalau makan hokben boleh gak?"

"Boleh dong, nanti ayah sama papa akan jemput biru kalau makan siang ya."

"Oke. Ayah ini iron man nya boleh dibawa biru gak ke sekolah?"

"Boleh dong. Asal jangan ketauan sama miss kamu disekolah aja."

Biru mengangkat jempolnya tanda mengerti, sementara langit sudah geleng geleng kepala melihat kelakukan anak dan ayah tersebut. Biru dan kalandra biru mempunyai sifat yg hampir mirip, sedangkan dia hanya mendapatkan hikmah nya saja.

Mereka berhenti tepat disekolah biru dan langsung biru membuka kan pintu buat kedua orang yg dia sayangi, antariksa biru tersenyum bangga karena pagi ini dia diantar oleh kedua orang tuanya. Dia bakalan pamer kesemua nya kalau dia juga bisa seperti mereka, ya. Biru kerap kali diejek jika dia diantar ke sekolah dengan satu orang papa. Tapi pagi ini dia diantar oleh dua orang tuanya.

"Pagi antariksa biru" sapa miss lila guru biru yg selalu menemani biru.

"Pagi miss, temen biru sudah pada datang gak miss. Soalnya biru mau pamer nih kalau biru di antara oleh papa dan ayah."

Miss lila hanya tersenyum tipis "mereka belum ada yg datang. Cuman biru baru seorang yg datang murid miss yg sangat rajin."

"Yah, sayang sekali tidak bisa pamer. Semalam juga gak bisa pamer karena Aslan yg jemput."

Ketiga orang dewasa hanya tertawa saja, langit berjongkok didepan biru menatap biru dengan serius. Biru hanya menundukan kepalanya tanda dia tidak berani menatap sang papa yg sudah menatap dengan serius.

"Emang kenapa kalau biru diantar oleh papa seorang? Ada yg mengejek biru" kata langit sambil memegang dagu anaknya.

"Hm, itu. Mereka bilang biru cuman punya satu papa sedangkan mereka punya ayah dan ibu. Bahkan ada yg punya dua orang papa dan ayah, biru tidak bisa pamer papa karena biru tidak punya ayah. Biru gak tau ayah biru dimana sebenarnya, beruntung ada om biru yg bisa dipanggil ayah."

Hati langit tersentuh mendengar ucapan sang anak, ingin rasanya dia bilang kalau biru mempunyai ayah. Ayah nya tepat berada di sampingnya. Sementara kalandra dia sudah membuang muka takut jika dia menangis. Perasaan nya teriris penyesalan nya semakin besar kepada langit dan biru.

"Dengerin papa sayang. Ayah biru ada kok bahkan ayah biru sangat sehat, ayah biru masih hidup, ayah biru adalah orang yg hebat."

"Tapi dimana ayah biru, papa. Papa tidak pernah kenalin ayah biru ke biru. Jangankan orangnya fotonya juga tidak ada."

Langit Biru ( kisah yg belum usai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang