trio wekwek

10 3 0
                                    

Terhitung sudah dua hari Sidney di rumah sakit...
Tapi masih belum ada tanda tanda dia akan membuka matanya,padahal kata dokter kondisi nya sudah cukup stabil.
Tapi entah apa yang membuatnya masih betah menutup matanya rapat...
Padahal sudah banyak orang yang menunggunya untuk membuka mata...

Kali ini Wildan yang menunggu dia di rumah sakit...
Karna hanya dia yang tak ada kelas pagi ini...
Aksara harus kerja,karna selama dua hari ini dia tak masuk kerja, alhasil kerjaan menumpuk dan tak bisa di tinggal..
Begitu pun dengan ayah dan Sean,mereka harus kerja di pagi hari ini...
Juna ada kelas penting..

Jadi Wildan hanya sendiri an di sini..

Dia duduk di kursi yang ada di samping ranjang,matanya menatap mantan kekasih nya yang belum juga membuka mata..
" Sampai kapan kamu tidur ??? Apa gak lelah ???" Wildan mengulas senyum manisnya,yang selalu membuat Sidney jatuh cinta padanya..
" Kau tau ??? Aku sekarang dekat dengan wanita lain" Wildan menjeda kalimatnya sejenak " tapi aku tak yakin,apakah aku mencintainya atau hanya menjalani kehidupan ku saja"

Hening tak ada jawaban apapun dari rentetan pertanyaan Wildan.
Apa yang di harapkan oleh Wildan pada wanita yang terbaring lemah di hadapan nya,dengan berbagai selang yang ada di tubuh kurusnya.

" Tapi apakah jika aku bersama orang lain,aku akan bahagia??? Apa aku akan sebahagia saat bersama mu Sidney???" Bibir Wildan tersenyum kecut..
Mengingat akhir cintanya yang tragis..
Merelakan cintanya pergi dengan Kakak tirinya sendiri...miris

Tangan nya terangkat untuk membenarkan anak rambut Sidney yang menghalangi keningnya..
Terdapat luka di keningnya yang masih memakai perban disana..
" Kenapa kau betah sekali di rumah sakit ??? Kau terus saja bolak balik masuk kesini ???" Tawa hambar kembali terdengar,disertai dengan usapan di rambut nya pelan " apa kau tak sayang dengan tubuhmu ??? Kenapa kau tak hati hati?? Benar...seharusnya aku yang jagain kamu...kak aksara payah..dia tak bisa menjaga mu dengan benar" omelnya
" Kau benar tentang ucapan mu,harusnya kita pergi saja dari orang tua itu,lalu menikah dan hidup bahagia..walau masih kuliah aku bisa menafkahi mu,dan anak kita kelak" omongan nya mulai melantur...matanya mulai berkaca-kaca,apalagi saat melihat banyak sekali luka yang tertutup perban di tangan dan kakinya.
Masih setia mengusap rambut Sidney..Wildan terus bercerita
" Mungkin kita sudah punya anak satu kalau kita menikah dulu,dan aku akan di panggil ayah" bibirnya kembali tertarik " menurutmu panggilan apa yang cocok dengan ku ??? Ayah ?? Papah??? Daddy??? Atau bapak ???"
Diam Sidney tak menjawab nya..tapi meskipun begitu Wildan terus berucap tanpa henti..
" Kalau kau cocok disebut ibu" ujarnya lagi..lalu dia celingukan padahal hanya ada mereka berdua di ruangan itu
" Kenapa ???" Wildan merubah suaranya...seperti seorang wanita..ya meski pun jatohnya seperti banci pinggir jalan
Kemudian dia dekatkan kepalanya pada kuping milik Sidney dan berbisik " karna kau seperti ibu ibu" tawanya pecah..tapi percayalah tawa itu lebih menyedihkan dari sebuah tangisan yang terdengar pilu..
" I love you Sidney" bisiknya lalu mencium kening istri kakaknya itu lama.
Bahkan kini air matanya sudah mengalir di kedua pipinya
" Aku mohon bangunlah Sidney"

***
Siang sudah mulai datang,tapi Wildan masih setia diam di tempatnya tak bergerak sedikit pun..
Entah apa yang terus ada di pikiran nya,hingga dia lupa segalanya..
Hingga seseorang membuka pintu,membuat atensinya teralihkan..
Teman mantan pacarnya datang...

Dengan langkah yang cepat dia menghampiri mereka..
" Kenapa lagi si tukang mewek ini ???" Meskipun mulutnya menyebalkan,tapi matanya tergurat khawatir
Wildan tak menjawab,,dia hanya menatap kosong kedepan
Taesan ikut memandangi sahabat nya yang tidur dengan damai..
" Aksara payah...katanya dia bisa jagain teman gue..nyatanya ???" Dia berdecih " kalau gitu gue aja yang jagain dia..di kekep terus gue mahh kalau nikah sama dia" mulut menyebalkan nya berujar begitu saja,membuat Wildan yang sedang duduk memandang heran pada taesan.
" Berisik" sentak nya,membuat taesan juga ikut menatap nya.
" Celaka siapa yang tau sih ??? Pasti Lo juga gak bisa prediksi kan kapan bakalan celaka ??? Stop nyalahin kak aksara"

pelabuhan Sidney | Myung jaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang