chapter 7 kejujuran

102 25 16
                                    

Hoseok dan nara kini ada di dapur sambil makan malam, dia senang bisa makan masakan ibunya begitu lezat sekali.

"Ibu, apa ayah pulang malam sekali?" Tanya nya sambil memakan kimchi.

"Sepertinya iya, kenapa memang?" Nara menatap anak nya.

"Ada sesuatu yang ingin ku katakan, tapi jika ayah pulang malam ibu saja yang sampaikan ya?"

Nara mengerutkan keningnya bingung apa ini tentang sekolah, mendadak hatinya gelisah karena penasaran apa yang akan hoseok katakan.

"Ibu aku minta maaf." Hoseok menaruh sumpitnya sambil menatap sang ibu.

Hatinya semakin gelisah begitu hoseok mengatakan maaf, ada apa ini.

"Maaf untuk apa? Apa ini tentang uang saku mu yang kurang?" Nara hanya mencoba untuk tidak tegang.

"Bukan, soal uang saku begitu cukup untuk ku ini soal sekolah." Mata hoseok meredup dan takut.

Dia tau pasti ada masalah tatapan hoseok mulai berubah, ini pasti serius nara jadi ikut takut apa yang terjadi pada anak nya.

"Katakan, biar ibu datangi sekolahan itu." Nara berkata dengan tak nyaman.

"Sebenarnya... Aku, aku di bully." Akhirnya hoseok mengatakan ini.

Setelah satu bulan dia menahan diri untuk tidak mengatakan apapun, karena dia pikir bisa mengatasi semuanya sendiri.

Tapi masalah ini jadi panjang bahkan anak baru jadi sasaran karena nya.

"Apa? Coba ulang." Hati nara semakin gelisah.

"Aku di bully." Hoseok menunduk takut di marahi.

"APA?! KAU DI BULLY!?" Teriak nara tak percaya.

Dia begitu terkejut dengan apa yang hoseok katakan barusan, apa benar dugaan nya selama ini.

Nara berdiri membuka seluruh baju hoseok dia memeriksa tubuh anak nya dari depan ke belakang.

Memeriksa kepala hoseok dan wajah hoseok dia tatap begitu dalam.

"Ibu, ini tidak serius kok. Jadi ibu jangan khawatir! Dia hanya menyuruhku membeli makana." Bohong hoseok takut ibunya semakin cemas.

Nara sudah tau sedari pulang di rumah sakit waktu itu, dia mencari tau tentang hoseok di sekolah dan ada satu orang yang jujur padanya.

Betapa shock begitu tau jika anak bungsunya di perlakukan tak adil, oleh anak kepala sekolah.

Meski dia sudah tau nara tidak gegabah, dia memilih untuk menunggu hoseok jujur padanya.

Grep! Nara dengan cepat memeluk hoseok, air matanya mengalir begitu saja perasaan nya hancur dan terpukul.

Melihat sang anak yang pasti kesakitan selalu di perlakukan kasar oleh orang itu.

"Hiks... Maafkan ibu hoseok, hiks maaf. Karena belum bisa menjadi ibu mu yang baik!" Tangis nara pecah di pelukan anak nya.

Tubuh hoseok yang tidak di balut apapun membalas pelukan ibunya dia ikut menangis, pedih rasanya mendengar suara sang ibu yang menangis.

"Tidak ibu, aku yang salah. Jangan salahkan dirimu kau adalah ibuku yang paling baik sedunia!" Hoseok mengeratkan pelukan nya.

Ibunya terus menangis sambil memeluk semakin erat dia merasa bersalah, karena tidak langsung menemui anak itu dan melapor pada suaminya.

10 menit menangis bersama nara melepaskan hoseok meraih tangan itu.

"Pakai baju mu sayang, lanjutkan makan nya. Biar ibu urus anak tidak tau diri itu! Seenak nya membully anak ibu yang tampan ini." Memasangkan hoseok kaus.

My brother(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang