5 Hari

26 4 3
                                    

Rabu, 30 September 2020

Bisma selalu terlebih dahulu membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah Azka yang masih terlelap dalam tidurnya.

Entah sampai jam berapa mereka tiba, yang jelas keduanya terlihat berantakan dan langsung menjatuhkan diri.

Azka di depan nya sangat tenang, tak tampak menanggung beban yang berat.

"Gua mau jaga lu az"

Gumamnya pelan tanpa di dengar Azka, ia mengelus rambut azka, pandangan nya jatuh ke bekas luka yang ia lihat kemarin.

Ia tak tau perasaan apa yang sekarang sedang Ia rasakan. Antara rasa kasihan atau rasa lega karna ada seseorang yang bernasib lebih buruk dari nya.

Yang bisma tau pasti. Hati nya sakit ketika melihat Azka

***

Azka terbangun dan tidak mendapati Bisma di samping nya.

Ia berkeliling memeriksa kamar, keluar ruangan mencari bisma. Tapi bisma yang di cari tidak terlihat.

Jarum jam masih menunjukkan jam 06.00 pagi, kemana perginya bisma?

Azka membangun skenario di kepalanya, perasaan rendah diri menghampiri nya

"Bisma pergi"

Azka terduduk di tepi kasur, pandangan nya kosong

"Siapa juga yang sanggup!? Kalau jadi bisma gua pasti kabur dari kemarin"

Banyak skenario yang ia buat, azka tersenyum pilu. Jika bisma pergi apa yang harus ia lakukan? Sepertinya menunggu kematian di kamar ini tidak terlalu buruk

"Lu udah bangun az?"

Itu bisma dengan senyum malaikatnya.

Azka terkejut dari lamunan nya, ia tidak mendengar suara pintu terbuka. Ia terlalu larut dengan skenario buruknya

Azka berdiri, dada nya terasa sakit. Kaki nya tak sanggup melangkah.

"Az,.. Hey az.. Az"

Bisma mendekat khawatir, azka di depan nya berdiri tak bergerak.

Suara bisma terdengar samar di telinga, wajah nya juga terlihat memburam.

Azka tercekat, Ia lupa cara bernafas.

"Tarik nafas, buang dari mulut"

Bisma mengelus lembut dada Azka, suaranya mampu menenangkan seseorang. Ia membawa tubuh azka pelan untuk duduk di sisi kasur.

Bisma masih mengelus dada Azka, tatapan nya sendu kala Ia menatap seseorang yang sekarang duduk disampingnya.

Azka mulai terlihat tenang, dan tak berani menatap mata Bisma.

"Minum dulu az, tunggu gua ambilin"

Azka tertunduk, Ia ingin bercerita tapi tak tau memulai nya

"Bis, kok gak tanya?"

Bisma hanya tersenyum mengusap rambut azka

"Lu bakal cerita kalau lu mau az, ayo makan. Gua punya rencana"

Azka tersipu, wajah nya memerah. Tapi Ia juga takut. Ketakutan pada perasaan yang harusnya tidak boleh Ia rasakan ini.

AzkaBismaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang