"Nona Yin Yue, musim hujan akan segera berakhir namun Nona harus tetap menggunakan Mantel ini, angin musim hujan masih cukup lama, takutnya anda terkena flu, "
Hua Ying, Pelayan Pribadi Chen Yin Yue segera memakaikan mantel penghangat pada gadis muda, dengan wajah cantik dan lembut itu. Ia sedang duduk di ruang kerja yang ada di Restoran Lembah Angin Teratai. Ia mengenakan Hanfu yang berwarna pastel. Dari Gaunnya, Ia memancarkan aura tenang berpadu dengan detail bordir bunga yang halus di bagian lengan dan pinggiran rok panjangnya. Rambutnya di tata rapi, dihiasi dengan pin rambut berornamen tradisional bersama dengan giok berukiran Burung Phoenix tergantung pada ikat pinggang milikya. Di depannya, beberapa lembaran kertas perkamen berisi catatan pengeluaran dan keuntungan restorannya tersusun rapi diatas meja antik miliknya bersama beberapa koin emas dan perak yang mencerminkan hasil kerja kerasnya beberapa hari ini.
Di sekitarnya ada banyak lentera-lentera gantung dan aroma harum teh herbal, ia tampak fokus sambil mencatat angka-angka dengan teliti, menandai setiap rincian dengan pena kuasnya.
Sesekali ia menghela nafasnya panjang
"Hua Yin,—kurasa pengeluaran restoran kita kali ini banyak sekali" KeluhnyaYin Yue meletakkan kuasnya berniat menyudahi aktifitasnya. Sebelah tangannya beralih memijit pelipisnya pelan. Ia memejamkan matanya sekilas. Sudah dua hari ini ia mengerjakan keuangan restoran Lembah Angin Teratai. Bahan pangan di kota Tianyu yang mereka diami memiliki peningkatan yang besar hingga mempengaruhi nilai jual beli pelanggan yang semakin kurang.
"Aku mendengar para pelanggan kita mengeluhkan bahan restoran kita yang kurang segar seperti sebelumnya. Apa kita harus mencari bahan di luar provinsi lain dan menandai beberapa pedagang yang mungkin bisa bekerjasama dengan kita?" Ucap Hua Yin sedikit memberikan saran.
"Mmm.. Kau benar" Yin Yue mengangguk. "Aku akan menyuruh Tao Lin untuk mencarinya di daerah Xianglin"
Ia berdiri sembari meregangkan otot-ototnya kemudian bergerak berjalan keluar menuju balkon restorannya.
"Aku memang sudah memikirkan hal itu. Aku dengar, bahan-bahan di sana terkenal begitu berkualitas dan secara kebetulan daerah itu cukup dekat dari Tianyu jadi aku harap para pedagang di sana mau bekerja sama dengan rostoran kita" Ucapnya.
Ia mengedarkan pandangannya, ternyata Hujan mulai turun lagi. Yin Yue mengulurkan tangannya mencoba merasakan air hujan yang turun.
"Nona—" Hua Ying baru saa akan menghentikan Yin Yue namun, gadis itu menolak dengan mengisyaratkan untuk tidak menganggunya.
"Bukankah ini sangat menyenangkan? " Tanyanya "Biarkan aku merasakannya sebentar"
Hua Ying menunduk, sembari tersenyum. "Baik Nona"
Baiklah untuk kali ini Hua Ying nmengalah. Walau Tuan Chen sudah mengatakan padanya untuk tidak membiarkan Nona Yin menyentuh air hujan dan menjaga Nona Pertama kediaman Chen itu. Melihatnya tersenyum untuk pertama kalinya hari ini membuat ia ikut merasa bahagia.
Gadis itu terlalu jarang untuk tersenyum saat di kediaman. Apalagi saat kematian Ibunya. Membuat Yin Yue harus menyingkir dan tinggal di kediaman lain untuk melupakan kenangan Ibunya dan akan pulang saat Nyonya Chen Hwa Ibu dari pihak Ayahnya memanggilnya untuk pulang.
Saat Yin Yue menikmati air hujan itu, suara kereta kuda yang berhanti tepat depan restoran mereka. Ia bisa melihat kebawah jalan utama Beberapa pelayanan dengan cepat mengagkut barang dari kereta itu dan membawanya kedalam kedai yang ada di depan restoran mereka.
"Siapa mereka?" tanyanya pada Hua Ying
"Mereka adalah para pelayan Tuan Huang Zhiyuan" Ucap Hua Ying
"Huang Zhiyuan?"
"Tuan Zhiyuan adalah pemilik baru kedai arak itu" Hua Ying mengarahkan pandangannya pada kedai yang ada di depan restoran mereka.
"Rumornya, dia adalah pengusaha dari Provinsi Hanjiang mereka menghasilkan arak dingin yang diolah dari padi pegunungan yang sangat terkenal"
Yin Yue menyilangkan tangannya ke dada ia masih memperhatikan suasana di bawah restorannya. Sampai sudut matanya menemukan pemuda tampan dengan hanfu elegan berwarna hitam dengan bordiran burung merak pada sisi jubah itu. Ia berdiri sembari berbincang dengan salah seorang pelayannya.
Yin Yue tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan namun dari raut wajah keduanya terlihat begitu serius, sampai saat pemuda itu selesai, tak sengaja ia memandang ke atas restoran Lembah Angin Teratai dan menemukan Yin Yue yang menatapnya dari balkon restoran.
Yin Yue menyadarinya jika tuan muda itu tau kalau ia sedang memperhatikannya. Hanya saja saat ia ingin mengalihkan pandangannya, Tuan mudah itu balas menatapnya. Waktu seperti berhenti perlahan dan udara seakan berderak di sekitar. Menyisakan mereka berdua seperti sihir untuk tetap diam. Tapi, tatapan Tuan mudah itu cukup tajam dan dingin untuk di pandang. Sampai akhirnya Huan Ying berhasil membuat ia mengalihkan perhatiannya.
"Nona, malam ini kita harus cepat kembali ke kediaman. Tuan pertama akan segera pulang dari perbatasan"
Yin Yue terhenyak. Ia berbalik "kau benar. Kita akan pulang" Ucapnya singkat. Ia kemudian pergi meningalkan balkon itu.
Sedangkan Zhiyuan di bawah sana, masih memperhatikan sampai Yin Yue pergi.
"Zha'an Siapa gadis itu? " Zhiyuan bertanya pada pelayannya
"Oh, dia adalah Nona Chen Yin Yue, pemilik restoran Lembah Angin Teratai"
"Lembah Angin Teratai? "
"Ya Tuan, dia adalah pemilik restoran nomor satu di kota ini. lawan bisnis kita"
"Menarik, aku baru tahu jika wanita muda begitu bebas di kota ini" Zhiyuan tersenyum.
"Kapan kita akan melakukan perjamuan khusus dengannya?"
"Apa maksud Tuan? " Tanya Zha'On sembari mengikuti langkah Zhiyuan yang kemudian masuk ke dalam kedai setelah memeriksa bahan kedai araknya
"kupikir jika kita bisa bekerja sama dengan Nona itu, bukan kah peluang bisnis kita di Kota ini begitu banyak? " Ucap Zhiyuan. Ia duduk sambil menuang teh diatas meja antik miliknya.
"Maaf Tuan tapi nona ini sangat sulit untuk di aja-"
"Bukankah pada dasarnya semua Gadis di dunia ini memang seperti itu?" Bahkan adik perempuan ku dari selir Ayahanda membuatku harus berbisnis demi menghindari ocehannya setiap hari?"
Zhiyuan memijit pelipisnya semandi membayangkan Zhao Hwa terus mengocehnya hanya untuk mencicipi setiap masakan gagal yang ia buat. Mengingat itu membuat ia ingin mual.
Lupakan itu ia tidak cukup kuat untuk mengingat kekacauan yang adiknya lakukan di kediamannya saat ini
"Jadi bagaimana?" Ucap Zhiyuan melanjutkan percakapan yang beberapa detik tertunda.
Namun belum sempat Zha'an menjawab Zhiyuan. Seorang pelayan lain datang menghampiri mereka. Wajahnya penuh peluh keringat seperi ia sedang berlalu begitu jauh.
"Lapor Tuan, para pengawal bayangan kita sudah menangkap beberapa penyusup yang masuk ke Paviliun, kami mencurigai mereka mencoba mencari catatan yang Tuan Xiao berikan pada anda "
Zhiyuan menggepalkan tangannya "bawa seluruh bandit itu ke penjara, aku akan menemui mereka malam ini"
"Baik Tuan"
#To Be Continue
![](https://img.wattpad.com/cover/381236627-288-k420284.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan di Balik Matahari
Roman d'amourIni adalah kisah cinta, pengkhianatan, dan ketulusan yang diuji di tengah politik istana yang penuh lika-liku.