6. Melewati Portal di Danau Hillier

21 22 7
                                    

"Tidakkk ..."

Putri Elysia terbangun dari mimpi anehnya dengan peluh yang membasahi pelipis putihnya. Nafasnya tersenggal dan dia terlihat khawatir.

"Elysia, kamu mimpi buruk?" pangeran Lumiere yang masih duduk di samping pembaringan berkata penuh kecemasan.

Putri Elysia terdiam menatap pangeran Lumiere. Dia kembali teringat dengan untaian kata Ulysses di dalam mimpinya. Kegundahan seketika menguasai dirinya.

Apakah yang dikatakan Ulysses adalah benar? Dia bukanlah pangeran Lumiere? Dia hanya sebuah ilusi? Lalu ... dimana mereka mengurung Ulysses?

Batin putri Elysia masih terdiam dan menatap rumit pangeran Lumiere.

"Elysia, apa kamu baik-baik saja?" tanya pangeran Lumiere membuyarkan angan sang putri.

Putri Elysia mendesah, "Hhm, hanya sebuah mimpi buruk. Uhm ... pangeran Lumiere, bisakah kamu membawaku berjalan-jalan melihat tempat ini? Aku ingin lebih mengenali tempat ini." ucapnya mencari sebuah alasan, karena dia ingin mencari Ulysses.

"Hmm. Dengan senang hati ..."

Pangeran Lumiere mengulurkan tangannya, membantu putri Elysia menuruni pembaringan lalu mengajaknya berjalan-jalan untuk melihat sekitar.

Mereka melewati sebuah jalan yang dipenuhi dengan pepohonan dan kunang-kunang yang beterbangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka melewati sebuah jalan yang dipenuhi dengan pepohonan dan kunang-kunang yang beterbangan. Tempat ini memang selalu terlihat gelap dan kelam. Bahkan di sepanjang hari, seperti terlihat malam hari.

Krakk ...

Tidak sengaja putri Elysia menginjak sebuah dahan dan akar yang menjalar.

Namun, disaat itu juga pangeran Lumiere segera meraih pinggang sang putri dan membawanya melompat jauh.

Mereka melihat akar-akar yang merambat itu melilit seekor kelinci yang kebetulan berada di tempat itu, lali melahapnya begitu saja. Hal ini cukup membuat putri Elysia terkejut bukan main.

"Tempat ini begitu penuh dengan misteri dan sangat berbahaya. Lain kali harus lebih berhati-hati ..." ucap pangeran Lumiere dengan suara jernihnya.

Putri Elysia terdiam. Dia hanya menatap sisi samping wajah pangeran Lumiere.

Benarkah kamu hanya sebuah ilusi? Tapi ... mengapa kamu begitu mirip dengannya? Bahkan ... kamu juga berusaha untuk selalu melindungiku.

Batin putri Elysia.

Pandangannya menuruni pedang yang selalu dibawa pangeran Lumiere. Pada awalnya semua tidak ada yang aneh. Namun, ada satu hal yang membuatnya semakin yakin ... jika sosok yang ada bersamanya hanyalah sebuah ilusi.

Dimana tassel berliontin bulan sabit yang selalu dia gantung pada pedangnya? Apa dia telah menghilangkannya? Ataukah dia benar-benar ...

Batin putri Elysia bingung.

Callestera Princess Crosses the WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang