chapter 8 ketahuan

109 27 15
                                    

Namjoon yang menunggu di depan pintu ruangan dia penasaran dengan hoseok, apa semua masalahnya sudah beres.

"Hoseok." Panggil nya saat hoseok dan nara keluar.

Nara berhenti dan menatap namjoon dari atas sampai bawah.

"Mau apa kau?" Tanya nara.

"Maaf nyonya kim, saya teman nya hoseok." Jawab namjoon.

"Iya ibu dia teman ku, sekarang aku aman ibu dan ayah bisa pulang. Jangan khawatir oke?" Hoseok tersenyum teduh.

"Kau yakin bisa sekolah hari ini? Ibu takut anak itu macam-macam lagi." Nara menatap hoseok cemas.

"Nyonya bisa mempercayakan hoseok padaku, dia akan aman." Sahut namjoon.

Hoseok melirik teman nya padahal dia juga bukan anak kecil dan bisa menjaga diri.

"Maaf saya tidak percaya kamu, tapi jika hoseok ingin sendiri tak masalah." Nara menatap anak nya.

Hoseok tersenyum hangat.

"Aku bisa sendiri, ibu tenang saja semua sudah aman. Namjoon juga teman ku dia baik kok!" Hoseok tidak mau teman barunya di perlakukan kasar.

"Baiklah, hubungi ibu segera kalau ada apa-apa." Mengusap rambut hoseok.

"Iya ibu ku sayang, kita tunggu ayah di parkiran sambil aku pamit." Hoseok menggandeng tangan ibunya.

Namjoon mengekor dari belakang dia penasaran dengan hasilnya, jadi namjoon terus mengikuti hoseok tak lama dong yeon keluar menuju parkiran.

"Sudah beres?" Tanya nara.

"Iya, anak itu di deportasi ke sekolah lain mungkin luar negri. Yang pasti dia tidak akan ada di sekitar Gangnam lagi!" Dong yeon berdiri di hadapan istrinya.

"Syukurlah, bagaimana dengan kepala sekolah itu?"

"Dia resmi mencopot jabatan nya, dan tidak akan muncul di sekolah ini lagi. Sudah cukup puas bagi ayah hoseok juga aman sekarang." Menatap anak nya senang.

Hoseok mendekat dan menatap dengan haru.

"Terima kasih banyak, maaf telah merepotkan kalian berdua." Ucap nya.

"Tidak ada yang direpotkan, justru ayah yang minta maaf karena belum bisa melindungi mu." Mengusap rambut hoseok.

"Ayah sudah banyak melindungi ku!" Memeluk dong yeon.

Nara tersenyum melihat pemandangan manis di depan nya, dia dan suaminya meninggalkan sekolahan.

Namjoon melambai dan merangkul hoseok.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya namjoon sambil berjalan.

"Kau dengar sendiri kan tadi, aku malas memperjelasnya." Hoseok melepaskan rangkulan itu.

"Senang mendengarnya, sekarang kau bisa tidur nyenyak dan bersekolah dengan damai." Namjoon tersenyum senang.

"Iya." Hoseok buru-buru masuk tanpa menghiraukan namjoon.

Waktu berlalu dengan cepat kabar jaehyun sudah terdengar dimana-mana, semua murid merasa lega karen tak ada lagi anak itu.

Mereka senang kelasnya damai dan tentram walau tidak ada keributan ada kebisingan akibat bercandaan.

Itu sih tak masalah yang penting si pembuat masalah utama nya sudah keluar dari sini.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore hoseok keluar menggendong tas nya, dia kaget karena ada namjoon yang sedang menunggunya.

"Ayo pulang bersama ku!" Ajak namjoon di sepeda nya.

"Tidak terima kasih, aku ada janji." Hoseok pergi.

My brother(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang