🐰- 13. Es krim

1K 144 11
                                    

- ✧ -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- ✧ -


"Jadi aku harus gimana, lit?" Tanya Millan, dia saat ini bersama lita untuk latihan. Niat awalnya bersama yang lain ia urungkan karena mereka juga harus menyiapkan keperluan produk yang akan dijual.

Lita tersenyum penuh semangat, memegang tangan Millan yang masih bingung, "Sini, gue ajarin caranya jalan dulu. Yang penting lo rileks aja, biar ekspresinya gak kaku."

Millan mencoba mengatur napasnya, berusaha rileks seperti yang disarankan Lita. Namun, pikirannya masih dipenuhi bayangan teman-temannya yang mungkin akan menertawakannya saat dia tampil di pentas. Dia menelan ludah dan melihat Lita dengan cemas, "Kalau sampai aku gagal atau tampil aneh gimana?"

Lita tertawa kecil, menepuk pundaknya dengan lembut. "Mil, jangan terlalu keras sama diri lo sendiri. Justru lo harus yakin, mereka semua bakal terkesan. Gue bakal ajarin cara lo berdiri, jalan, bahkan senyum, biar lo makin pede."

Setelah beberapa kali latihan, Millan perlahan mulai merasa sedikit lebih nyaman. Lita memberikan arahan yang detail, mulai dari bagaimana langkah kakinya, cara membusungkan dada, hingga tips menjaga senyum alami. "Lo keren banget, Mil. Lihat, lo makin natural sekarang. Coba sekali lagi jalan dari ujung ke ujung."

Millan pun berjalan dengan penuh konsentrasi, dan kali ini Lita bertepuk tangan melihat perubahannya. "Tuh, kan! Gue yakin lo pasti bisa. Pas hari H nanti, kita siap-siap buat bikin semua orang kagum."

Millan menyengir lucu, dia menatap dirinya sendiri di cermin full body yang dibawa lita. "Makasii udah mau bantuin."

"Sama-sama, degem." Lita dengan gemas mencubit pipi chubby Millan, sebenarnya ia ingin mencubit nya sedari pertama Millan datang, namun ia tahan sebab tidak ingin membuat Simanis Marah padanya.

"istirahat dulu sini." Lita menarik Millan untuk duduk dan menyerahkan sebotol air dingin pada Simanis.

Millan menerimanya, "makasihh."

Satu botol itu langsung habis, Millan menyimpan nya disebelah nya seraya bersandar di dinding. "Kata Zen aku bakal di pasangkan sama dua orang dari kelas Mipa 1 sama ips 3. Kamu tau mereka siapa?"

Lita dengan serempak menaruh barang yang sebelum nya ada ditangan, dia berfikir dan berusaha mengingat, namun  setelah diingat ingat selama menjadi model untuk perwakilan Kelas tidak ada yang berpasangan dengan kelas lain membuat nya heran.

"Bentar... waktu gue dulu ikut, kita gak pernah dipasangkan sama kelas lain. Cuma dari kelas sendiri." Lita mengkerut kan dahinya.

Millaan tiba tiba teringat Adegan yang ada di novel, meski ada perubahan namun alur masih tetap berjalan seperti yang tertulis dalam skenario.

Melihat teman nya yang keheranan, millan memberikan asumsi nya yang sebenarnya adalah kebenaran, "Mungkin karena ada donatur sama pejabat yang bakal berkunjung kesekolah, jadi acaranya dibuat jadi makin meriah. Waktu putra umumin, udah keliatan bukan cuma model tapi stand sama ajang tunjuk bakat nya banyak."

Enter the Figuran BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang