Tak terasa waktu sudah berjalan 1 bulan. Itu artinya sudah satu bulan aku bersekolah disini. dan sekarang aku juga punya lumayan banyak teman. Aku cukup lega dengan hal itu.
Dan disini lah aku dikantin dengan mentari. Ternyata aku dan mentari tidak sekelas. aku cukup sedih dengan hal itu. Tapi hubungan kita masih terjalin sebagai sahabat.
"Ren kamu mau apa sini biar aku beliin sekalian." Ucap mentari
"Risol sama esteh aja deh"
"Tumben ga beli nasi"
"Ga ah lagi mager aja beli nasi"
"Okey" Ucap Mentari sambil berlari kecil.
Aku mengedarkan pandangan ku disekitar kantin. Pandangan ku terpaku pada orang yang sedang duduk sendirian dimeja tak jauh dari ku.
Tak lama kemudian mentari pun datang sambil membawa makananku dan dia.
"Makasih mentari" Ucapku sambil mengambil makanan ku ditangan mentari
"Ngeliat apaan sih ren?"
"Enggak. Aku boleh tanya ga?"
"Apa?"
"Emang bener yaa Zein ga punya temen?"
"Kayaknya sih enggak. Kenapa nanya nanya?"
"Enggak penasaran aja"
"Klo bisa jangan dekat dekat dia"
"Kenapa?"
"Kamu cari tahu sendiri aja nanti"
Semakin larut aku ngobrol dengan mentari sampai tak sadar jika bel masuk sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Aku pun bergegas menuju kelas ku dilantai 3. Setelah sampai dilantai 2 aku melihat siluet Zein yang sedang menuju ruang kosong dilantai 2. Entah apa yang dilakukan orang itu. Aku ingin mengikuti nya tapi pelajaran berikut nya adalah matematika.
Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas. Tinggal aku dan teman ku yang mengikuti ekskul hari ini. Alasan ku masih dikelas karena aku tak mau berdesak desakan menuruni tangga.
Dan disini lah aku menunggu jemputan didepan gerbang sekolah. halaman sekolah sudah nampak sepi tapi aku belum juga di jemput.
Hingga....
"Hai. Kamu belum dijemput ya" Ucap seorang lelaki dengan menuntun sepeda nya
"Iya nih" Aku berucap sambil melihat manik lelaki tadi
"Mau bareng?"
Aku berpikir untuk meng-iyakan atau menolaknya. Kalau aku menolak nya pasti aku disini sendiri. Tapi jika aku meng iyakan aku takut.
"Ga usah takut, Nanti kamu aku anterin sampe rumah. Beneran" Dia seolah tau apa yang aku pikirkan
Aku pun menyetuju i untuk pulang bersama nya.
"Emm.nama mu siapa?" Aku bertanya untuk memulai pembicaraan
"Panggil aja aku zein" Ya betul lelaki tadi adalah zein si orang misterius.
"Rumah mu dimana?" Dia bertanya kepada ku.
"Di gang Melati depan rs"
jangan lupa vote dan komen
makasih banyak
KAMU SEDANG MEMBACA
Zein Bumantara
Teen Fiction"sebenarnya kamu siapa zein" renjana yang penasaran dengan kehidupan kakak kelasnya yang diasingkan semua murid disekolah. bagaimana kelanjutannya.... langsung aja membaca nama mu akan abadi diceritaku Zein. published : 31-oktober-2024