Musim gugur yang ke-17 bagi remaja bernama Orter Madl.
Dihari yang cerah berawan..
Namun tidak dengan suasana yang ia rasakan,
Karna pertunangannya membawa gosip yang tidak tidak kepadanya dan calonnya.
__________
Menjelang hari pernikahannya bersama (Y/n) Crown, Orter banyak sekali mendengar skandal tentang keluarga tunangannya itu.
Mungkin ini memperjelas mengapa mereka menunangkan putri sulungnya pada divine visionary muda, yaitu Orter, agar reputasi keluarga Crown membaik.
-
"Tuan Orter, banyak gosip membicarakan anda bertunangan dengan putri sulung keluarga Crown. Apa itu benar?"
"Iya, apa itu benar? Beberapa bulan ini tidak ada kabar dari keluarga Crown. Karna mereka bangkrut, banyak yang mengira mereka lepas dari status bangsawan"
"Jelaskan, apa alasan anda menerima pertunangan dengan keluarga Crown?"
Orter merasa risih, tiap saja dirinya menghadiri acara formal kebangsawanan pasti selalu ada saja para penulis surat kabar yang kepo dengan kehidupan pribadinya, tidak hanya itu..bahkan beberapa bangsawan juga mengganggunya dengan melontarkan pertanyaan yang sama.
Contohnya ya seperti sekarang ini.
"Apa untungku menjawab semua itu? Yang kalian lakukan hanya menggangguku, enyahlah.."
Orter berjalan lurus.
Benar katanya, tidak ada untung baginya menjawab semua pertanyaan tersebut. Toh skandal apapun baik itu fakta atau hoaks, hal itu tidak akan membuat reputasinya memburuk, karna ia adalah seorang visioner suci.
-
Memastikan tidak ada yang mengikutinya sejauh ini, Orter memasuki sebuah ruangan kecil yang berada diujung lorong.
Pintu kayu yang dibukanya tidak menimbulkan suara. Begitu memasuki ruangan itu, ia melihat gadis..calon istrinya sedang duduk membelakanginya.
Orter saat ini tidak bisa melihat ekspresi apa yang tengah dipasang (Y/n), namun gadis itu duduk dengan lesu, menyatukan kedua tangannya diatas paha.
Apa ia tidak senang dengan pertunangan ini?, hal itulah yang pertamakali Orter tanyakan dalam benaknya.
Setelah melihat (Y/n) menghela nafas dengan panjang barulah Orter membuka suara memanggil perempuan itu.
"(Y/n)"
Sempat terkejut karna kehadiran yang tiba tiba dari calon suami, (Y/n) segera saja berbalik badan untuk berhadapan dengan Orter. Dari raut wajahnya, ia terlihat baik-baik saja.
Apa itu ekspresi yang sedang melambangkan keadaan hatinya saat ini? Ataukan itu hanya topeng.
"Kau sudah selesai..?", (Y/n) bertanya dengan tutur kata yang lembut.
Orter masih berdiri menatap tunangannya dengan tatapan tajam, namun tidak ada niatan membenci dari sorot matanya.
Ekspresi lembut (Y/n) tidak mampu menutupi rasa kesedihan yang tersirat di mata gadis itu. Meskipun (Y/n) terlihat baik baik saja, ada sesuatu di balik senyuman halus itu, sesuatu yang membuat Orter sendiri merasa ada yang tidak beres. Tapi seperti biasa, ia memilih untuk tidak terlalu menampakkan rasa penasarannya.
Bagi Orter, apa yang ia putuskan, harus dijalani dengan teguh. Ia tidak akan membiarkan emosi atau spekulasi mengganggu pikiran logisnya.
Ia tidak akan melepaskan (Y/n) saat ini.
Tanpa ingin membuang waktu lebih lama, Orter membuka percakapan dengan sikap otoriternya yang sudah biasa.
"Kita harus pergi sekarang" kata Orter tegas.
"Acara akan dimulai dan ini saat yang tepat untuk menjawab semua pertanyaan dan gosip yang beredar. Kau akan diperkenalkan sebagai calon istriku"
(Y/n) terdiam sejenak. Ia merapatkan tangannya lebih erat di atas pahanya, seolah mencari kekuatan dari dalam dirinya sendiri.
Perlahan, ia mengangguk. "Tentu... Aku siap," jawabnya dengan suara lembut yang sedikit bergetar, namun senyumnya tetap dipaksakan terlihat tulus.
Orter memandangnya dengan penuh ketegasan. Ia bisa merasakan ada keraguan dalam suara gadis itu, namun ia memilih untuk tidak menanggapi. Baginya, urusan personal bisa diselesaikan nanti, yang terpenting sekarang adalah reputasi mereka berdua di hadapan masyarakat.
"Baiklah," Orter berkata singkat. Ia berjalan mendekat, tangannya terulur untuk membantu (Y/n) berdiri.
Meskipun tindakannya dingin, ada sentuhan lembut di ujung jarinya saat ia meraih tangan (Y/n).
"Ingat, apapun yang mereka katakan, tetaplah teguh. Kau adalah bagian dari keluarga Madl sekarang."
(Y/n) menatap tangan Orter yang menyentuhnya. Ia menelan ludah, mencoba mengumpulkan keberanian. Lalu, dengan hati-hati, ia berdiri di samping Orter.
"Ya, aku mengerti," jawabnya pelan, meskipun dalam hati ia merasa gentar.
Tidak mudah menjadi pusat perhatian dalam situasi yang penuh tekanan seperti ini, apalagi dengan skandal yang terus menerus menghantui keluarganya. Namun ia tidak punya pilihan lain. Demi keluarganya, ia harus menjalani pernikahan ini.
Mereka berdua berjalan keluar dari ruangan, menuju aula besar tempat acara formal diadakan. Seiring langkah mereka mendekat, suara bising dari para wartawan dan tamu mulai terdengar. Keramaian semakin nyata ketika pintu aula terbuka dan semua mata tertuju pada mereka.
Sekilas, Orter melirik (Y/n) di sampingnya. Meskipun wajahnya tetap tenang dan penuh wibawa, ia merasakan sedikit keraguan di dalam hatinya. Namun ia segera menepisnya. Ini bukan saatnya untuk meragukan keputusan.
Setelah beberapa langkah ke depan, seseorang dari kerumunan wartawan langsung maju dan mulai menanyakan sesuatu.
"Tuan Orter, apakah anda akan segera mengumumkan tanggal pernikahan?"
"Apakah ini cara keluarga Crown untuk memperbaiki reputasi mereka?"
Orter berhenti sejenak. Tanpa menoleh sedikitpun pada (Y/n), ia menjawab pertanyaan tersebut dengan suara dingin, tetapi jelas.
"Pernikahan ini adalah keputusan keluarga kami, dan itu bukan urusan kalian untuk dipertanyakan. Yang perlu kalian tahu, (Y/n) adalah tunanganku dan segera menjadi istriku. Masalah keluarga Crown tidak ada hubungannya dengan reputasi. Ini murni pilihan pribadi."
Para wartawan terdiam, terkejut dengan ketegasan Orter. Ia lalu menoleh ke arah (Y/n), memberikan isyarat agar ia maju dan mendampingi. (Y/n), yang merasa sedikit gugup, tersenyum lembut kepada para tamu, berharap senyumannya bisa meredakan ketegangan.
Saat Orter melihat (Y/n) tersenyum, sejenak ia merasakan kebanggaan dalam dirinya, merasa bangga telah memilihnya dan menikahinya.
__________
Sepanjang hari itu, Orter dan (Y/n) berdiri di hadapan banyak orang, menjawab skandal dengan ketenangan dan kepastian. Namun, di balik semua itu, ada banyak hal yang belum terucap perasaan yang disembunyikan, keraguan yang belum terselesaikan, dan cinta yang perlahan tumbuh dalam keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE'S CHAPTERS || ORTER MADL
FanfictionOrter Madl, pemuda dingin yang kejam itu ditunangkan oleh putri sulung dari keluarga Crown. Apakah pernikahan karna hubungan diplomatik keluarga akan menjadi kehidupan pernikahan yang bahagia? !!WARN!! -mungkin ooc -up tidak teratur ▪︎Mashle hanya...