Pagi itu, hujan turun dengan deras, jika biasanya Zen dan Alexa sudah pergi sejak pagi, tapi kali ini keduanya masih tertidur dengan lelap.
Austin berkeliling mengitari rumah yang baru satu malam dia tempati ini, sangat luas, banyak pekerja yang diperkerjakan dirumah ini, dan tentu saja gaji mereka sangat besar.
"Maaf tuan, tuan tidak bisa naik ke lantai ini" ujar seseorang kepada Austin saat dirinya hendak menaiki anak tangga.
"Kenapa?" tanya Austin
"Tuan Zen dan nona Alexa masih tidur, dan sesuai dengan aturan, tidak boleh naik ke lantai itu tanpa seizin tuan Zen"
Austin tersenyum, bahkan Zen pun dipanggil 'tuan' dirumah ini.
"Zen sudah mengizinkan aku, dia bahkan memanggilku kemari, apa kau akan terus menghalangi jalanku?" ujar Austin, penjaga tersebut mengizinkan Austin lewat dan menaiki tangga itu, namun baru beberapa langkah, suara Zen mengejutkan Austin.
"Apa kau bodoh, kenapa kau membiarkan dia menaiki wilayahku?" ucap Zen, penjaga tersebut dengan cepat membungkukkan badan dan meminta maaf.
"Usir orang asing ini, aku akan meecatmu jika Alexa terbangun karena perbuatanmu ini"
Penjaga itu dengan cepat menarik Austiin dan memperingatkannya untuk tidak membantah, akhirnya Austin pun mengalah, dia benar- benar dianggap seperti orang asing dirumah ini.
Sementara Zen menuruni anak tangga itu satu persatu, berjalan menuju sebuah ruangan.
"Bawakan aku segelas air" pinta Zen pada salah satu pelayan.
"Baik tuan"
Zen duduk dengan nyaman disebuah sofa, tanpa memperdulikan tatapan Ren padanya.
"Jika kau tak berhenti menatapku, maka aku akan mencungkil bola matamu" sindir Zen
"Aku mendengar keributan pagi ini, ada apa?" tanya Ren
"Sampah busuk itu membuat onar dihari pertamanya" jawab Zen dengan malas
"Oh ya, tumben kau berada dirumah sepagi ini"
"Suka-suka ku, dan jangan mengatur, aku bebas kapanpun ingin keluar masuk dari rumah ini"
Ren tersenyum mendengar jawaban ketus dari Zen. keras kepalanya Zen tak bisa dibandingkan dengan siapapun dirumah ini, Zen tidak peduli dengan pendapat orang lain, dia hanya melakukan semua hal yang menurutnya menyenangkan.
"Alexa? apa dia sudah bangun?"
Pertanyaan Ren mendapat jawaban berupa tatapan sinis dari Zen, terlihat sekali jika Zen tidak suka dengan pertanyaan itu.untuk kedua kalinya, Ren tersenyum.
"Apa yang membuatmu tersenyum? apa wajahku terlihat seperti badut sehingga kau terus tersenyum?" tanya Zen
"Aku hanya senang akhirnya kau menemukan sesuatu yang bisa membuatmu lebih baik, tapi aku akan memberikanmu sedikit saran, seharusnya kau mengganti orang itu, bukan memilihnya dari rumah ini"
"Apa yang kau katakan? kenapa sangat bertele-tele?" ujar Zen
"Kau menyukai Alexa, bukan sebagai saudaramu tapi sebagai seorang gadis, seharusnya kau tau batasan Zen, papa kita adalah kakaknya mama Alexa, aku tau dalam darah Alexa tidak mengalir darah keluarga Russell, tapi bukan berarti kau bisa melakukan hal sejauh ini"
"Pertanyaan bodoh macam apa itu?" tanya Zen sembari meraih gelas yang sudah sejak tadi diletakkan dihadapannya
"Aku tau, bahkan semua keluarga juga tau Alexa bukan anak kandung tante Lauren, tapi dia hanyalah anak angkatnya, tapi tetap saja Zen, kau tidak bisa menyukainya, dia sekarang termasuk dalam salah satu keturunan Russell, dan kau tidak bisa jatuh cinta kepada sepupumu sendiri"
Zen diam saja, mungkin karena selama ini dia hanya melihat satu wanita dalam hidupnya, jadi Zen sangat nyaman saat berada bersama Alexa, dia bahkan tak tau kapan memiliki rasa suka itu pada Alexa.
"Bukan urusanmu, sudah kubilang jangan mencampuri masalahku" ujar Zen kemudian.
"Aku hanya mengingatkanmu Zen, Alexa adalah bagian dari keluarga, dan sangat tidak mungkin dan bahkan mustahil untuk menempatkan kata 'cinta' dalam lingkup keluarga"
Tak peduli, Zen akhirnya memutuskan untuk meningggalkan Ren, jika secara logikanya, Zen dan Alexa memang tidak memiliki hubungan darah, Alexa lahir enrtah dari rahim siapa dan keturunan siapa, sementara Zen, merupakan keturunan nyata dari keluarga Russell, tapi yang jadi penghalangnya sekarang adalah Alexa kini menjadi bagian keluarganya.
"Aku tak peduli dengan apapun, yang pasti kau bukan keturunan Russell"
***
To Be Continue