Kilau🦋{09}

23 10 1
                                    

~Happy Reading~
.
.
.
.
.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Hari demi hari terus berlalu, setelah liburan musim dingin akhirnya sekolah pun kembali berjalan seperti biasanya.
Setelah beberapa minggu bersekolah pada hari minggu Lucya dan ke-3 sahabatnya merencanakan agenda untuk kembali ke Thingvellir, rencananya mereka akan pergi pada akhir pekan, yakni hari Sabtu. Yang kebetulan minggu ini hari sabtu para murid diliburkan karena ada suatu acara di sekolah mereka.

Pada Jum'at sore Lucya mencoba meminta izin pada orang tuannya.

"Ma, Pa, kalau semisal hari Sabtu aku ke Thingvellir lagi boleh nggak?." Tanya Lucya.

"Ngapain? Sama siapa? Kamu berani pergi sendiri?." Jawab mama Lucya dengan berbagai macam pertanyaan.

"Ya, pengen aja Ma, mumpung libur 2 hari, sama Eydish, Alaric, Kylian. Berani aja asalkan ada temennya." Jawab Lucya.

"Nanti Papa anter aja ya." Tawaran Papa Lucya.

"Nggak usah Pa, nanti bisa naik kendaraan umum aja nggak apa." Jawab Lucya.

Awalnya Papa dan Mama Lucya tidak tega membiarkan Lucya pergi sendiri bersama sahabatnya ke Thingvellir, namun Lucya berhasil membujuk mereka dan mengizinkannya untuk pergi.

Keesokan harinya, sekitar pukul 7 pagi Eydish, Alaric, dan Kylian sudah tiba di rumah Lucya untuk menjemput Lucya dan berangkat ke halte.


༶•┈┈⛧┈♛

Setelah beberapa jam menempuh perjalanan, akhirnya tepat pada pukul 3 sore mereka sampai di depan pintu gerbang Thingvellir untuk yang kedua kalinya.
Tapi kali ini berbeda, mereka datang untuk menemukan dan memastikan semua kejanggalan yang ada.

Lucya dan yang lain memutuskan untuk segera masuk dan mencari di sepanjang tebing.
Mereka melihat dan mengamati sepanjang tebing dengan sangat teliti, namun nihil, tidak ada apa-apa di sana.
Binatang kecil saja tidak ada, apalagi kilauan cahaya.

Saat Lucya dan lainnya masih fokus mencari-cari, Tiba-tiba saja Alaric bersuara.

"Ini kita ngapain sih? Dari tadi liatin tebing sambil jalan? Mau nyari sampe malem pun kayaknya nggak bakal ketemu, logika aja, emang ada kilauan cahaya yang tiba-tiba nongol di tebing?." Celetuk Alaric dengan nada sebal.

Memang nereka sudah berputar-putar hampir 1 jam tapi tidak menemukan apapun.

"Ya sabar dong, ngapain coba marah-marah kayak gitu, udah jangan banyak komen lanjutin aja nyarinya!!!." Jawab Lucya dengan nada yang agak sedikit tinggi.

Beberapa menit setelah perdebatan itu, secara tiba-tiba muncul gempa kecil seperti saat mereka pertama datang ke Thingvellir.

"Eh kok, kok kayak gempa lagii." Celetuk Eydish

"Mana iya lagi, udah ayo pulang aja, bahaya juga kalau kita terus-terusan disini, soalnya juga udah agak gelap." Jawab Kylian.

Dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, karena sejauh ini tidak ada satu pun petunjuk yang menunjukkan keanehan yang mereka lihat bulan lalu.

༶•┈┈⛧┈♛

Saat sedang berjalan menuju pintu keluar, Lucya kembali dikagetkan dengan suatu kilauan yang secara nyata ia lihat di salah satu tebing didekatnya.

Dan saat itu juga ia segera memberitahu pada Eydish, Kylian, dan Alaric.

"Eh, kalian liat itu, di sana, kita udah nemuin lagi, ayo kita cek ke sana nanti keburu hilang lagi." Ucap Lucya.

Setelah berusaha mencari selama berjam-jam, akhirnya kini mereka menemukan kilauan yang dicari-cari itu. Akhirnya rasa penasaran mereka sudah terbalaskan.

Kaki mereka secara serentak melangkah sedikit demi sedikit dengan sangat berhati-hati menuju
sumber kilauan cahaya itu.
Mereka berjalan seperti itu karena khawatir jika ada sesuatu yang membahayakan yang tiba-tiba muncul di sana.

Akhirnya mereka sampai tepat di depan cahaya itu. Semua rasa penasaran lima sekawan itu akhirnya terobati setelah melihat ada apa di balik cahaya itu.

Mereka melihat ada sebuah jalan seperti lorong dengan ukuran yang cukup besar dan gelap yang sangat jauh menembus ke dalam tebing itu, dan kilauan cahaya dengan warna spektakuler itu mengitari sekitar pintu lorong. Kilauan di sekitar cahya itu seperti kerlap kerlip bintang kecil yang sangat banyak dan cantik.

Dan anehnya ada bau semerbak wangi yang muncul dari dalam lorong.

"Waaaahhh." Celetuk Lucya, Eydish, Kylian, dan Alaric secara bersamaan.

Lima sekawan itu ternganga dengan pemandangan yang ada di depannya kini.
Dan entah mendapat dorongan dari mana dengan berani Lucya melangkahkan kakinya masuk menuju lorong gelap itu.

"Cya, baliikkk, kita nggak tau di dalamnya ada apaa." Teriak Eydish dari luar, namun nihil Lucya sudah lebih dulu masuk ke dalam.

"Kita nggak bisa diem aja, gimana kalau Lucya kenapa-napa, kita harus ikut masuk juga, apapun yang terjadi kita harus bareng terus." Ucap Kylian pada Eydish dan Alaric.

Dan tanpa menunggu waktu yang lama mereka masuk ke dalam lorong itu secara bergantian.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan komentarnya✨🤎
Terimakasih😊
Love you all🦋🤎















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUCYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang