18. Perburuan 🐯

120 13 0
                                    

Matahari pagi menyinari lembah hijau yang membentang luas. Aroma pinus dan tanah basah memenuhi udara, menyapa para pemburu yang baru saja memasuki hutan.

Ares memimpin rombongan bangsawan yang bersemangat untuk berburu di hutan terlarang. Di belakangnya, para prajurit bersenjata lengkap bersiap melindungi rombongan.

Sementara rombongan laki-laki pergi untuk berburu, rombongan perempuan yang suami atau pasangannya yang ikut berburu kini ke tenda sambil menunggu pasangan mereka

Di dalam tenda tersebut ada Ratu Arin, yang mengawasi Luna,

Luna yang dari tadi menatap keluar tenda, ke arah hutan yang terbentang luas, kemudian berseru
"Wah, Luna juga mau ke hutan!"

"Jangan, Luna. Berbahaya di sana. Ada binatang buas," jawab Arin

"Tapi Luna penasaran, Kak. Kita nggak usah jauh-jauh," bujuk Luna dengan suara manja.

Ethan, anak kecil yang selalu menempel pada Luna, ikut bersuara, "Iya, Kak. Seru pasti! Ayo, Kak!"

"Ayo, Kak Arin, ikut!" pinta Luna lagi, menarik-narik tangan Arin.

Arin menghela napas pasrah. Ia pun mengikuti Luna dan Ethan ke dalam hutan, ditemani tiga prajurit yang berjaga.

Ya awalnya dan harusnya mereka masih dikawal oleh tiga prajurit tadi tapi Luna mengancam mereka untuk tidak mengikutinya memangnya siapa yang berani menolak perintah dari istri pedang iblis itu

"Luna, Ethan, ayo pulang! Di sini berbahaya," tegur Arin, entah kenapa firasat nya tidak enak ditambah dengan sepertinya mereka terlalu jauh masuk kedalam hutan

"Jangan dulu, Kak," jawab Luna.

"Wah, lihat! Ada buah!" seru Ethan, menunjuk ke arah pohon apel yang rimbun.

"Iya, Ethan. Ayo panjat!" ajak Luna.

Ethan dengan cekatan memanjat pohon apel dan menyerahkan beberapa buah apel kepada Luna dan Arin. Sambil memakan apel, Luna berkata, "Wah, Luna mau coba bikin api di sini, ah!"

"Ayo!" sahut Ethan dengan semangat.

"Kalian tidak mau pulang?" tanya Arin, sudah sedikit kesal.

"Tidak!" jawab Luna, menggelengkan kepalanya.

Luna dan Ethan mulai menggosokkan batang kayu untuk membuat api, sementara Arin hanya memperhatikan mereka berdua dengan setengah cemas.

Tiba-tiba, suara auman menggelegar menggema di antara pepohonan. Arin tersentak, "Ayo kembali!"

Arin menarik tangan Ethan dan berlari secepat mungkin menuju tenda. Suara auman semakin dekat, membuat jantung mereka berdebar kencang. Arin dan Ethan sudah berlari cukup jauh, tetapi Luna masih tertinggal di belakang.

Arin dan Ethan berbalik, dan pemandangan mengerikan menyambut mereka. Luna terjatuh di tanah, tubuhnya terhimpit oleh tubuh harimau putih yang besar dan mengerikan. Gigi-gigi tajam harimau itu menancap di lengan Luna, darah mengalir deras.

Ethan, tanpa berpikir panjang, mendorong Luna menjauh dari harimau. Harimau itu, dengan rakus, menerkam Ethan. Luna berteriak histeris, berusaha memukul harimau dengan tangan kosong.

Bukannya melepaskan gigitannya pada Ethan, harimau itu malah mencakar Luna hingga ia terluka parah.

Saat itu, Leon muncul dari arah utara. Matanya terbelalak melihat Luna yang terluka parah.

"Lunaaaa!" teriak Leon, panik.

Leon langsung menghunus pedangnya dan menerjang harimau itu. Harimau itu melepaskan gigitannya pada Ethan, tetapi sayang, Ethan sudah tidak bernyawa.

Obsession's DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang