37

54 5 0
                                    

"m/n."

"M/n,bangunlah."

M/n perlahan membuka matanya ternyata dia di alam mimpi,dia berpikir lebih baik di alam baka saja karena misinya selesai.

Dia menatap orang di depannya rambut abu dan baju anak sekolahan.(Gambar ada di chap 1 sebelum m/n reinkarnasi)

M/n sebelum reinkarnasi menatapnya dengan senyum lega.

"Syukurlah kau sudah bangun"-ucapnya m/n hanya biasa saja melihatnya.

"Kau adalah diriku?"-tanya m/n yang dimaksud hanya mengangguk m/n mengerti dia bertemu dengan dirinya yang belum reinkarnasi dan sudah mati tetapi masih ada jiwanya.

"Ya."

M/n lalu menunduk dengan wajah buram
Dia tidak ingin berkata-kata melihat telapak tangannya sendiri menjadi pendiam.

"..."

Suasana menjadi hening m/n rambut abu itu hanya menepuk pundakknya.

"Aku tahu,kau melakukan apa tadi jangan terlalu dipikirkan-"-katanya m/n dengan cepat menepis tangan yg menepuk pundakknya itu.

"Tinggalkan aku."-kata m/n,suasana hatinya tidak mendukung saat ini.

"Ini butuh waktu,aku harap kau bisa hidup bahagia di anime m/n.."-ucapnya lalu perlahan menghilang

Apa yg harus dia bilang ke ai saat sudah kembali? m/n tidak mengucap sepatah kata apapun dia kesal hingga menjambak rambut nya sendiri dan memukul tangan kanannya.
Sambil berkata

'kenapa!'

'kenapa!!

'kenapaa?!!'

Perlahan mimpi itu berakhir dan tidak terdengar lagi teriakan m/n.

Sedangkan orang yg menunggu di ruangan rumah sakit saat ini m/n sudah diobati. Aqua hanya duduk di pinggir pintu dia tidak tahu lagi dan seakan pasrah

Akane melihat m/n yg tangannya bergerak itu pun terkejut.

"Aqua,tangan m/n bergerak!"-kata akane dengan cepat aqua bangkit.

"Benarkah?"-kata aqua akane mengangguk senang lalu aqua melihatnya sendiri dengan matanya. Dia pun menghampiri m/n yg terbaring di kasur rumah sakit dan berada di samping pak saitou.

Kalau taiki,dia sudah pulang duluan karena ada urusan mendadak M/n lalu membuka kedua matanya.

"Syukurlah kau sudah sadar m/n."-kata pak saitou senang m/n tidak ingin bicara dia hanya melihat ke arah lain.

"Aku kecewa dengannmu,aqua."-kata m/n kata kata itu keluar dari mulutnya akane dan pak saitou heran lalu menatap aqua bersamaan.

"Sudah kubilang,tidak usah membawa pisau dan aku terpaksa membunuhnya lantas kenapa kau keras kepala dan bersikeras menolongku? Aku berharap aku cepat mati malam itu."-kata m/n lagi serasa tidak berterimakasih di selamatkan ucapannya menusuk hati seorang kakak bernama aqua.

"M/n tidak boleh begitu aqua pak saitou dan taiki menolongmu dan membawamu hingga ke rumah sakit."-kata akane dia juga marah pada m/n yg kini dia terdiam itu.

"Seharusnya-"-kata akane namun terpotong

"Kau seharusnya berterimakasih padaku"

Ucap aqua,m/n menatapnya dia hanya kesal
Menatap m/n pak saitou hanya diam ingin melerai tetapi rasanya dia hanya bisa hening

"Kau tidak pengertian sama sekali!!,kau keras kepala dan payah!!!mengambil tindakan nekat lalu menyuruhku untuk diam begitu? Kau terlalu egois m/n."-kata aqua ngegas dan meng counter m/n.

M/n menatap tak percaya,begitu juga pak saitou menyuruhnya untuk tenang ke arah aqua,aqua dengan kesal kecewa dan juga sebenarnya cemas dia meninggalkan m/n dengan langkah kesal keluar dari rumah sakit.

"Aqua!!tunggu!!!"-kata pak saitou lalu mengikuti aqua sekarang tinggal akane dan m/n sekarang suasananya menjadi sepi dengan kedua orang yang terdiam.

"Maafkan aku."-ucap m/n sambil menunduk pasrah

akane hanya menggelengkan kepalanya
"Tidak papa,lupakan saja tadi yg kukatakan dan juga aqua."-kata akane sambil tersenyum tipis.

kini m/n diam walau awalnya kasar tetapi dia lemah di akhir.

"Kata aqua memang benar."-kata m/n mengingat jika dirinya egois yang dia pikir kan hanya balas dendam seorang diri dan merasa tidak perlu bantuan dari aqua

"Aqua berucap seperti itu,karena dia khawatir padamu m/n.dia tidak bermaksud
berkata seperti itu."-kata akane lagi

"Aku berhasil membunuhnya,karena keegoisan dan kenaifan itu mengendalikan diriku sendiri aku menggangap semua orang di dunia ini seperti itu,ternyata aku juga."-kata m/n lalu menatap jendela dan langit yang masih pagi,akane terkejut karena
Mendengar m/n berhasil membunuh ayahnya sendiri.

"ini."-kata akane menyerahkan sebuah kartu dan m/n pun menerimanya

"Ini kan.."-kata m/n menatap kartu nomor hpnya dan juga identitas

"Kazhio..apa itu kamu m/n?"-kata akane meminta jawaban dari m/n dia juga perlahan sadar dengan kepintarannya secara logis.

"Terimakasih aku baru tahu itu kau"-kata akane,m/n terdiam dan mengangguk pelan

"Itu sudah menjadi pekerjaannku sejak aku kecil hanya bisa memberi saran kepada orang orang sejak saat itu aku berpikiran untuk menjadi konsultan atau psikolog."-kata m/n menjelaskan

"Maaf,bisa tinggalkan aku saat ini aku mau sendiri.."-kata m/n akane pun mengerti dan juga bangkit duduk dari kursi.

"Baiklah,maaf menganggu."-kata akane lalu keluar dari kamar m/n

Yang m/n pikirkan saat ini ada dua

Pertama,bagaimana dia akan memberitahu kan semuanya kepada ai kalau dia membunuh hikaru dengan mencekikknya dan menusukknya menggunakan pisau tanpa ada rasa kasihan.

Kedua,dia merasa bersalah kepada aqua berlebihan dan juga marah yg tidak bisa dia kendalikan begitu juga aqua merasa sakit karena m/n kecewa dengannya

Justru m/n yg egois karena membunuh ayahnya sendiri dan perkataannya waktu itu "membunuhnya bersama sama" ternyata itu hanya omong kosong.

M/n pun lalu makan mengambil piring yg ada di meja untuk mengisi perutnya yang
Kosong sambil merenungkan kesalahannya.

To be continued...









change the flow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang