04

551 52 3
                                    

"Daddy mengapa orang-orang itu membawa keluar barang-barang di rumah kita?"

Cirrus mendongak menatap polos kepada Arion yang berdiri di sampingnya seraya mengawasi beberapa orang petugas pindahan yang mengusung beberapa barang-barangnya.

Menunduk untuk melihat putranya, Arion mencoba untuk tersenyum lembut. "Kita akan pindah rumah, ah, apakah Daddy belum membicarakannya dengan Cirrus?"

Cirrus kecil menelengkan kepalanya ke samping. Wajahnya yang mungil masih memiliki kesan polos yang manis. "Pindah kemana daddy?"

"Kita akan pindah ke tempat yang lebih nyaman."

"Apakah rumah kita tidak nyaman sebelumnya? Daddy, apakah tinggal bersama dengan Cirrus adalah hal yang tidak nyaman?"

Arion mencubit pipi Cirrus yang gembil dan merah dengan cubitan main-main karena gemas. "Bukan seperti itu, daddy selalu merasa nyaman ketika bersama Cirrus dimanapun," katanya.

Arion menatap kembali kepada orang-orang yang mengusung barang. "Kita akan berangkat besok, jadi untuk Cirrus jika ada barang yang ingin di bawa katakan saja."

"Bisakah Cirrus membawa mainan?"

"Tentu, kita akan membawanya, katakan saja pada bibi nanti akan disiapkan."

"Um, oke."

Melihat putranya yang patuh dan manis, hati Arion mau tak mau jadi melunak.

Dia memeluk Cirrus di gendongannya, membawanya masuk kembali ke dalam rumah besar yang akan segera mereka tinggalkan.

-

"Bersikaplah baik-baik kalian sampai papa menjemput nanti."

Rune berjongkok di depan kedua anaknya untuk memberi mereka sedikit nasihat dan petuah.

"Ingat jangan berlarian di jalan raya, jangan ikuti orang yang tidak kalian kenal, jangan menjahili para kakak pengajar atau teman-teman kalian, jadilah anak yang patuh dan baik."

"Papa sebenarnya Rion selalu menjadi anak baik, berbeda dengan Rully yang suka menjahili teman-teman, ah bahkan tidak hanya teman-teman, tapi para kakak pengajar pun juga sering dijahilinya."

Rion tertawa kecil. "Apakah papa tahu? Dua hari yang lalu Rully menarik celana olahraga salah satu kakak pengajar sampai lepas dan membuatnya celana dalam motif beruangnya jadi terungkap di depan umum."

"Omong kosong! Aku tidak sengaja!"

Rully menarik Rion dengan tatapan penuh peringatan lalu beralih menatap Rune dengan tatapan melas.

"Papa kamu harus lebih percaya kepada Rully."

Rune menghela nafas berat. Dia sudah tidak terkejut lagi mendengar cerita Rion prihal kenakalan Rully yang memang adalah sebuah fakta.

"Tentu papa percaya dengan Rully."

Wajah Rully segera berbinar cerah tapi itu tidaklah lama.

"Tapi papa juga percaya dengan Rion."

Wajah Rully segera berubah menjadi gelap. Bocah itu melirik sang kakak kembar yang sedang terkekeh puas akibat mengerjainya.

"Coba jelaskan kepada papa mengapa Rully menarik celana kakak pengajar?"

"Itu..." jeda sebentar. Rune tahu bahwa bocah ini sengaja mengulur waktu untuk mencari alasan supaya bisa mengelak. "Papa, Rully tidak sengaja, hari itu Rully tersandung dan hampir jatuh. Rully tidak memiliki pegangan lain selain celana kakak pengajar untuk dipegangi."

Rune memasang ekspresi datar. Dia tahu itu jelas bohong. Tapi Rune tidak akan mendesaknya lagi untuk menjelaskan yang sebenarnya. Tidak ada waktu, dia sudah hampir terlambat.

"Oke papa akan melepaskan Rully kali ini."

Mata Rully berbinar cerah.

"Tapi berjanjilah untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi."

Rune mengulurkan jari kelingkingnya untuk dikaitkan ke jari kelingking mungil Rully.

"Rully akan berusaha menjadi anak baik."

"Itu bagus."

Rune segera berdiri dan memberi usapan sayang pada dua kepala pendek milik putra kembarnya.

"Nah sekarang saatnya kalian masuk, jangan lupakan kata papa, jangan pulang sebelum papa menjemput, apa kalian mengerti?"

"Siap kapten!"

Dua bocah itu memperagakan sikap hormat formal ala prajurit kepada Rune sebelum berbalik berlari pergi memasuki area tempat penitipan anak dengan riang.

Rune mengawasinya sampai mereka benar-benar tidak terlihat lagi lalu kemudian berbalik pergi.

Rune terlalu fokus terhadap langkahnya sampai tidak menyadari bahwa dia telah berpapasan dengan dua orang laki-laki yang berjalan masuk ke area rumah penitipan anak.

---
Tbc

(Hiatus) [ABO] Happy Family! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang