CHAPTER I PART I
Dengan penuh tekad, Alex menerobos hujan deras yang menyelimuti kota Lunarin, angin semakin kencang, keadaan kota menjadi semakin gelap, tetapi dia tidak peduli karena sedang merasakan rasa sakit yang dipendamnya. Bahkan, Alex tidak dapat merasakan tetesan air hujan yang menerjangnya. "Mati rasa." Ucapnya pelan sambil berjalan, beberapa menit berlalu, dia akhirnya memutuskan untuk meneduhkan diri di sebuah perpustakaan besar ditengah kota Lunarin. Begitu melangkah masuk, aroma buku tua menyambutnya. Ruangan yang sepi dan tenang memberikan sedikit ketenangan bagi pikirannya yang kacau. Dia berjalan melewati rak-rak buku yang tinggi, seolah mencari sesuatu yang bisa membantunya melupakan semua masalah.
Lampu perpustakaan yang redup dan tenang membuatnya semakin betah di dalam perpustakaan ini, Alex memutuskan untuk membaca judul buku di berbagai rak. Dia melangkah perlahan, menjelajahi setiap lorong dengan hati-hati. Kumpulan buku berdebu itu seolah menyimpan banyak kisah yang ingin dia gali. Setelah beberapa menit Alex berjalan, dia melihat buku dengan judul "Langkah Menuju Kesuksesan." Tanpa ragu, dia menarik buku itu dan langsung mencari tempat duduk yang strategis. Alex dengan cepat membuka bukunya, dia disambut dengan kumpulan kertas kertas usang dan berdebu. Halaman-halamannya penuh dengan strategi dan kisah orang-orang yang telah berhasil mengubah hidup mereka. Disaat dia terus membaca, dia menemukan kutipan yang membuat hatinya bergetar.
“Keberhasilan bukan hanya tentang apa yang kita capai, tetapi juga tentang bagaimana kita mengatasi setiap rintangan yang menghadang.” Kata-kata itu seakan berbicara langsung ke hatinya, mengingatkannya bahwa meskipun perjalanan hidupnya penuh dengan rintangan, masih ada harapan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Alex duduk di sudut, tenggelam dalam isi buku tersebut, seolah-olah dunia disekitarnya hilang begitu saja. Dia terus membaca, "Jika hidupmu tidak menyenangkan, maka berjuanglah sekuat mungkin. Bulatkan tekadmu, terus berjalan dan ubah nasibmu." Kutipan buku itu membuat Alex lebih semangat dan terus membaca. Setelah kurang lebih 1 jam Alex membaca, dia tidak sadar bahwa perpustakaan menjadi semakin sepi, tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya, orang itu cukup tinggi dibandingkan Alex, dia menggunakan hoodie dengan penutup leher yang menutupi hidung dan mulutnya. "Eh, maaf kalau mengganggu." Kata orang itu, suaranya campur aduk, kental dengan suara maskulin, namun juga lembut, ini membuat Alex bingung mengidentifikasi jenis kelamin orang itu. "Kelihatannya kamu hanyut dalam pikiranmu sendiri, apa kamu tertarik dengan buku itu?" Tanya orang itu dengan nada yang sopan namun juga sedikit tegas.
Alex terkejut, tidak menyangka bahwa ada yang menyadari keberadaan nya di tempat sepi seperti ini, "eh ya, gak masalah. Soal buku ini aku sedikit tertarik" Jawab Alex dengan santai, dia berusaha untuk tidak bereaksi secara berlebihan. Orang itu mengangguk sedikit, "begitu ya... Oh ya, aku belum perkenalan. Perkenalkan, namaku Zhenya." Kata orang itu dengan nada santai namun juga tegas, "omong omong soal buku itu, kamu kayaknya perlu kerjaan." Alex terkejut, dia memandang Zhenya dengan tatapan skeptis, namun dia memutuskan untuk menjawabnya, "kerjaan katamu? Kok kamu tahu?" Tanya Alex, "dan.. Kerjaan seperti apa?" Lanjutnya. Zhenya tersenyum dibalik penutup lehernya, matanya bersinar. “Dengar, aku sering menemukan orang-orang Lunarin yang gak punya pekerjaan datang ke perpustakaan ini, berharap mereka menemukan buku tua yang bisa membantu mereka. Nah, kebetulan buku yang kamu pegang itu sering dibaca orang-orang yang butuh pekerjaan." Jawab Zhenya dengan percaya diri, memang faktanya di kota Lunarin banyak pengangguran yang sering datang ke perpustakaan tua dan membaca buku tentang kesuksesan.
Alex mengangguk paham, lalu Zhenya melanjutkan kata katanya, "Soal pekerjaan ya.. Aku menawarkan pekerjaan yang bisa bikin kamu dapat duit secara instan. Tapi pasti ada risikonya. Kalau kamu berani, ini bisa jadi langkah awal." Alex merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Dia sudah terjebak dalam kehidupan yang menyiksa, dan tawaran ini terdengar terlalu menggoda untuk dilewatkan. “Bentar, resiko seperti apa?” tanyanya, meskipun dia sudah tahu jawabannya tidak akan menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Blood
ActionAlex tumbuh di tengah keluarga yang awalnya hangat dan penuh perhatian, hingga krisis tak terduga merenggut semua itu, menjadikan hidupnya penuh tekanan dan penderitaan. Dalam keadaan terpuruk, Alex bertemu seseorang yang membuka jalan menuju kelomp...