Hari Pertama Sekolah

86 42 91
                                    

Hallo ini terusannya sebelah ya. Kalau mau baca masa SMP Hyunji, bisa langsung kepoin akunku. Terimakasih

°°°

Hari ini adalah hari pertama Hyunji memulai pelajaran di SMA Jae Won, sekolah yang dikenal bukan karena prestasinya, melainkan karena "keunikan" murid-muridnya. Setelah melewati MOS yang panjang, akhirnya Hyunji menginjakkan kaki sebagai murid resmi di sekolah.

Langit Seoul bersih pagi itu, angin pagi yang sejuk meniupkan harapan baru, namun juga menyimpan sedikit kegelisahan dalam hati Hyunji. Tidak sepenuhnya yakin apakah keputusannya untuk sekolah di sini adalah pilihan terbaik, ia tetap berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini semua akan sepadan.

Awalnya, dia tinggal di Gangbuk, kampung halamannya yang cukup damai. Namun, karena alasan tertentu, dia akhirnya harus pindah ke Seoul dan bersekolah di sini, tepatnya sejak SMP. Kini, Hyunji sudah memasuki masa SMA, dan sebenarnya dia dihalangi oleh ayahnya karena memilih sekolah yang dianggap kurang favorit. Tapi, demi mengikuti jejak sahabatnya yang bisa dibilang "bodoh dan dungu," Hyunji pun tetap mendaftar.

"Aduh, kenapa juga gue harus masuk sekolah nggak jelas gini," gumam Hyunji sambil mendesah panjang, berjalan menuju gerbang sekolah dengan langkah setengah malas. Dia sebenarnya tidak ingin masuk ke sekolah ini karena reputasinya yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya para berandalan. Tapi apa daya, semua ini karena sahabat gilanya, Lee Zin.

Hyunji memiliki dua sahabat dekat. Yang pertama adalah gadis imut bernama Kim Mi Jin, yang selalu tampil manis dengan rambut coklat panjang yang sering ia ikat dengan gaya messy bun. Mi Jin adalah sosok yang pintar dan lemah lembut, selalu menjadi penenang di tengah kegilaan Hyunji dan Lee Zin. Lalu, ada Lee Zin, sahabat pria yang sangat menyukai tinju dan—yang lebih konyol—jatuh cinta pada Mi Jin sejak mereka masih kecil. Cintanya hanya bertepuk sebelah tangan, namun Lee Zin tidak pernah menyerah.

Mereka bertiga pertama kali bertemu di SMP. Saat itu, Hyunji adalah murid pindahan, dan dia langsung akrab dengan Mi Jin. Karena Lee Zin selalu menempel pada Mi Jin, akhirnya ketiganya pun sering bersama. Bahkan guru-guru sampai menjuluki mereka sebagai "tiga serangkai."

Sayangnya, nilai Lee Zin pas-pasan dan tidak diterima di sekolah-sekolah lain yang lebih baik. Dia hanya bisa masuk di Jae Won High School, dan karena tidak mau berpisah dari Mi Jin, Lee Zin sampai mengancam akan berhenti sekolah jika kedua sahabatnya tidak ikut dengannya. Mau tak mau, Hyunji dan Mi Jin mengalah.

Di depan gerbang sekolah bertuliskan “Jae Won High School,” Hyunji mendengus sebal. "Semua gara-gara curut itu, gue harus masuk sekolah beginian," gumamnya, mengingat nilai mini milik Lee Zin.

Sambil menarik napas panjang, ia melangkahkan kakinya masuk ke sekolah. Mata-mata siswa yang penasaran langsung tertuju padanya. Meski sudah terbiasa dengan perhatian seperti itu karena popularitasnya di media sosial, kali ini terasa agak berbeda. Ada bisik-bisik yang tidak bisa diabaikannya.

“Eh, dia itu kayaknya JiaLov, deh! Followernya hampir sejuta kan?” terdengar suara seorang cewek di dekatnya, dengan nada takjub.

"Pantesan cakep banget, ternyata selebgram!" Sambung temen di sebelahnya

"Kok bisa secantik itu ya, makan apa sih" Timpal yang lain menatap hyunji berbinar

“Selebgram kayak dia mau masuk ke sekolah ini? Gak nyangka!” seru yang lain sambil menatap Hyunji dengan heran.

Hyunji hanga bisa menahan senyum malu, berpura-pura tidak mendengar, tapi dalam hati ia sedikit malu. "Iya, seorang Jia bener-bener masuk ke sekolah ini," batinnya, sambil menyalahkan Jin Sung atas keputusannya.

Langkahnya berlanjut menuju kelas fashion yang sudah dipilihnya sebagai jurusan. Sesampainya di kelas, dia menyadari bahwa belum banyak siswa yang datang. Kelas itu kosong, hanya ada satu siswa berambut kuning dengan poni menutupi mata, duduk di pojokan. Hyunji terkejut sampai mundur ke belakang, tapi segera menguasai dirinya lagi.

"Malu banget gue," lirihnya menahan tawa kecil. Mengambil napas dalam-dalam, ia berjalan ke arah siswa itu dan tersenyum manis. "Eh, gue boleh duduk di sini, kan?" tanyanya.

Siswa berambut kuning itu hanya mengangguk kecil tanpa suara, seolah tidak tertarik untuk menanggapi lebih dari itu.

"Gue? Dicuekin?" batin Hyunji heran, karena biasanya kehadirannya menarik perhatian. Namun kali ini, hanya anggukan tanpa obrolan lebih lanjut.

"Ya bagus deh, jadi nggak berisik," Hyunji menghibur dirinya sendiri. Duduk di samping siswa itu, dia pun asyik bermain HP sambil menunggu jam pelajaran dimulai.

Setelah 20 menit berlalu, kelas mulai ramai dengan siswa lain yang berbondong-bondong datang. Banyak yang mengajaknya berkenalan atau sekadar ingin tahu, tapi Hyunji memilih untuk cuek. Yang dia tunggu hanyalah kehadiran sahabatnya, Mi Jin. Tak lama kemudian, suara lembut yang familiar menyapanya.

“Jia!”

Hyunji mendongak, dan melihat Mi Jin berdiri di depan pintu kelas dengan senyum manisnya. "JIN-A! Kenapa lama banget sih?" seru Hyunji girang, langsung memeluk Mi Jin erat-erat.

Tiba-tiba, suara berat yang sudah dia kenal baik langsung ikut campur. "Apaan sih, peluk-peluk? Lu lebay banget, Jia," hardik Lee Zin sambil memisahkan mereka berdua.

"Apa sih lu, dateng-dateng bikin rusuh aja!" dengus Hyunji, memukul kepala Lee Zin dengan gemas, lalu kembali memeluk Mi Jin dengan manja.

"Beraninya lu mukul gue!" Lee Zin mendelik ke arah Hyunji, tampak sengit.

Hyunji mendengus sambil melepaskan pelukannya. “Bisa gak sih lu gak rusuh tiap kali muncul?”

“Apaan, gak usah norak gila!" balas Jin Sung sambil mendelik garang.

Hyunji membalas tatapannya, seolah-olah ingin menantang. "Mau apa lu? Mau cari mati?"

Melihat ketegangan antara kedua sahabatnya, Mi Jin segera menarik perhatian mereka. "Udah dong, jangan berantem. Hari pertama, tau!"

Mendengar suara Mi Jin, keduanya langsung menoleh dan tersenyum manis, seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Lee Zin bahkan langsung merangkul bahu Hyunji sambil berkata, “Ngga mungkin kita berantem, iya kan, Jia?"

"Bener banget, Mi Jin. Kita damai kok," balas Hyunji sambil tersenyum ke arah Mi Jin, lalu mendorong Lee Zin pelan.

"Tapi ngomong-ngomong, kenapa kalian lama banget sih?" tanya Hyunji heran, mengernyitkan dahi.

Mi Jin mendesah sambil menunjuk Lee Zin. “Salahin dia tuh. Orang bangunnya telat banget, kan!”

Mendengar itu, Lee Zin langsung mengangkat tangannya dengan tampang polos. "Maafin aku, Mi Jin-ah. Namanya juga kesiangan."

Hyunji melirik Lee Zin dengan tatapan licik. "Ya ampun, kasian banget sih Mi Jin nungguin orang yang suka telat. Pasti kamu kesel, kan? Utututu, sini duduk aja sama gue. Biarin aja tuh si buluk sendiri."

Lee Zin mendelik, kesal. "Dasar rubah betina," batinnya sambil berusaha menahan amarah. Ingin sekali dia membalas, tapi dia tahu itu hanya akan membuat Mi Jin semakin sebal padanya.

Tak lama, guru masuk ke kelas dan memperkenalkan diri. Hyunji, yang biasanya berfokus pada guru, kali ini tidak bisa menahan pandangannya dari Jin Sung yang sesekali membuat gerakan konyol di belakang Mi Jin, membuatnya hampir tertawa.

Hari pertama di SMA dimulai dengan penuh keributan kecil dan tawa. Meski banyak rumor buruk tentang sekolah ini, Hyunji merasa sedikit lega memiliki sahabat-sahabat konyol ini di sampingnya. Tanpa mereka, hari-harinya pasti akan membosankan.

Bersambung

 Shadows of Tomorrow (LOOKSIM) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang