1

4 1 0
                                    

Terompet tertiup, prajurit berkuda berhenti menghentikan pergerakan kudanya tepat di tengah sebuah desa.

"Sang Raja mencari seorang lelaki untuk menjadi pasangan sang putri!" Teriakan prajurit tersebut menggelar membuat semua warga desa berbondong-bondong berjalan mendekat kearah sekumpulan prajurit berkuda.

Hal tersebut membuat seorang putri yang sekarang sedang duduk di halaman belakang istana nya sangat kesal. Sang putri mengayunkan kakinya dengan perasaan kesalnya yang tak kunjung hilang. Ia sangat keadaannya sekarang. Ia tak ingin menikah.

"Putri Jora"

Jora menoleh kearah sumber suara. Seorang prajurit telah berdiri disana dengan tegap dan membawa sebuah surat ditangan kanannya.

"Kenapa? Biarkan aku menyendiri" Ujar Jora dengan kesal.

"Saya tidak bermaksud untuk mengganggu anda,putri. Saya hanya melakukan tugas saya. Saya membawa surat dari Sang Raja, Putri"

Sang prajurit menyerahkan sura yang ia bawa kepada Jora. Surat itu tertuliskan nama nya. Jora mulai membaca surat tersebut. Rasa kesal kembali menyelimutinya.

"Ide macam ini?! Dia pikir aku bisa melakukan ini?!" Jora dengan cepat melemparkan sirat itu ke tanah. Surat itu bertuliskan bahwa jika sang putri tak ingin menikah ia harus mencari 10 batu kristal yang ada di negeri Selatan.

Sang prajurit berjalan pergi meninggalkan Jora dengan amarah dan rasa kesal menyelimuti diri Jora.

.
.
.
.
.

Saat makan malam, Jora duduk didepan ayah dan ibunya atau sang ratu dan sang raja. Tak ada seorang pun yang memulai sebuah percakapan. Hinga sang Raja pun mulai melontarkan kalimatnya.

"Jadi...Apakah kau bisa mencari batu-batu tersebut?"

Jora yang teringat oleh kertas dari sang ayah tadi pun merasa dongkol.

"Tentu saja tidak! Negeri Selatan itu sangat jauh dan dikenal dengan negeri sihir. Apakah tidak ada pilihan yang lain?"

Sang Raja menggelengkan kepalanya dengan anggun, melepaskan pegangannya pada sebuah garpu dan berhenti makan.

"Pilihan mu hanya dua, Jora. Menikah atau kau ingin mencari batu-batu tersebut." Jawab sang Raja tegas.

"Memang apa spesial nya dengan 10 batu tersebut? Yang aku pikir kan hanyalah mereka adalah batu-batu bodoh yang tak ada gunanya untuk dicari."

Sang ratu dengan lembut menjawab kalimat amarah Jora.

"Mereka bukan batu biasa, Jora. Mereka batu spesial. Itu akan menyelamatkan negeri kita dari ramalan keburukan."

Jora memang tak percaya ramalan atau semacam sihir dari ia kecil. Ia hanya mengaggap sihir dan ramalan adalah sebuah lelucon yang tak ada artinya.

"Aku tak percaya ramalan tersebut. Untuk apa aku mempercayai ramalan - ramalan bodoh tersebut?" Jora terkekeh.

"Bagaimanapun, jika kau tidak bisa menemukan batu-batu tersebut dan gagal membawanya kembali kesini, kau akan menikah."

Sang raja dan sang ratu meninggal kan Jora yang masih terduduk di meja makan mewah dengan diam.

.
.
.
.
.

Hope you enjoy my story everyone💗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang