Bab 36.

314 67 17
                                    

Dentuman musik terdengar sangat keras bahkan banyak yg berjoget dilantai dansa tanpa rasa canggung, semua kepenatan akan terobati jika datang ketempat club malam ini. Sama hal nya dengan anastasia yg sudah tiba dan dia juga bahkan memesan minuman beralkohol dengan alkohol yg berkadar tinggi, alasan dia minum alkohol supaya dia bisa melupakan semuanya. Melupakan kalandra yg berputar terus di dalam pikiran nya.

Dia duduk didepan meja bartender yg sudah memberikan beberapa gelas alkohol untuk dia minum, dia meneguk dengan sekali tegukan bahkan rasa panas dan pahit dia tidak hiraukan lagi. Sore ini dia akan minum sampai teler sampai dia lupa kalau pernah kenal dengan nama kalandra biru.

Lagipula dia tidak sendiri melainkan dengan temen fwb nya yg mana mereka sering melakukan hal diluar norma, bahkan beberapa kali berhubungan intim tanpa ketahuan oleh banyak orang. Dan satu rahasia anastasia dia pernah beberapa hamil namun digugurkan, karena partner fwb nya tidak mau bertanggung jawab, lagian dia juga sama tidak mau direpotkan dengan hal hal yg seperti itu.

Sambil menunggu dia menikmati yg ada dengan senyum miris dia terbayang wajah biru, namun tetap saja di hatinya tidak ada rasa kepada biru. Dia hanya penasaran dan ingin menfaatin reputasi kalandra biru, namun sayang dari awal dia tidak bisa menarik perhatian biru.

Tak lama temen fwb anas datang dia tersenyum kecut melihat kedatangan pria itu, malam ini pria itu sungguh tampan membuat jantung anas berdesir aneh. Namun dia menepis semuanya bahkan dia terapkan kalau dia tidak boleh jatuh cinta dengan pria tersebut.

"Berhenti minum anas nanti kamu mabuk dan aku gak bisa anterin kamu pulang."

"Anterin aku ke hotel aja gimana, aku kangen kamu terutama kangen ini" ucapnya sambil memegang penis pria itu.

Sang pria mendesis lirih saat penisnya di pegang oleh anastasia, anastasia tersenyum bangga karena berhasil membuat pria itu tegang.

"Gimana? Mumpung besok aku libur kita bisa main sepuasnya."

"Pelacur tetap aja pelacur bahkan kamu lebih murahan dari pada orang yg aku incar."

Tawa lirih keluar dari bibir anas "berarti orang yg kamu incar belum tau kalau kamu itu kotor."

"Tutup mulutmu anas."

Anastasia masih tertawa dalam tawanya masih ada rasa sakit di hatinya, entah kenapa dia tidak suka jika pria yg sudah menjadi fwb dia satu tahun ini lebih memilih orang lain, kenapa sama dia kenapa tidak ada yg memilih dia.

"Jadi gak ke hotel aku udah gak tahan" goda anas membuat pria itu mengeram kesal.

Lekas pria itu membawa anas dalam gendongan nya, dia harus mengabulkan permintaan anas bahkan dia juga merindukan anastasia diatas ranjang. Sudah hampir seminggu mereka tidak bertemu dan tidak melakukan adegan ranjang karena kesibukan masing-masing.

Sesampainya di hotel keduanya lekas mencium bibir satu sama lain, ciuman yg brutal saling gigit bibir satu sama lain. Bahkan kedua bibir mereka saling berdarah namun mereka tidak peduli sama sekali, bahkan justru mereka berdua saling menjilati bibir keduanya yg berasa rasa darah.

Pria itu membuka blazzer cokelat anas menyisahkan tanktop warna hitam nya, dia lekas mendorong anas keatas ranjang. Lantas dia membuka kemeja nya dan bertelanjang dada, anas menatap dengan sayu dan langsung kakinya dia buka lebar, pria itu tidak sabaran akhirnya membuka celananya hingga telanjang bulat.

Temen fwb nya mulai merangkak kebawah vagina anas dengan mengendus vagina tersebut, dia mulai menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat vagina anas dengan penuh perlahan membuat anas merem melek menikmatinya.

"Aaah... Terus uuuhhhh aaaaah."

Pijatan lidah pria itu sungguh memabukan bahkan anas tidak bisa mengabarkan betapa nikmatnya permainan lidah pria tersebut. Sambil menjilat pria itu memasukan satu jari kedalam lubang anas dan mulai memaju mundurkan jari tersebut sambil menjilati vagina anas.

"Ouh..."

Anas tidak bisa berkomentar apapun dia hanya bisa mendesah dan mendesah, bahkan matanya sampai juling hingga putih semua bahwa permainan temen pria itu sungguh memabukan. Bahkan lidah langsung terjulur keatas, seolah nikmat tiada tara dan dia melupakan sejenak tentang kalandra biru.

****

Malam hari dirumah keluarga kalandra sudah ada langit dalam makan malam kali ini, suasana tentu hangat bahkan belum pernah sehangat ini. Ada canda tawa memenuhi makan malam kali ini, itu semua berkat coletahan biru yg membuat semuanya gemas. Bahkan biru sendiri sudah sangat betah dan nyaman padahal baru kenal.

"Langit, besok apakah mama boleh ketemu biru lagi? Atau kita pergi jalan jalan aja mama rasanya belum puas main sama biru" kata Miranti membuat langit melihat kearah kalandra.

"Mah, besok aku sama langit ada janji buat ajak biru jalan jalan ke wahana yg ada di bogor."

"Mama ikut dong udah lama gak jalan jalan bersama keluarga begini, papa ikut yakan pah. Papa gak sibuk kan besok."

Mahendra meletakan sendoknya "papa besok ada rapat dengan investor dari jepang, mah. Untuk kali ini papa gak bisa ikut karena ini kerjasama sangat penting."

"Biru mama masa gak boleh ikut?"

"Mah, aku mau berduaan loh sama langit masa mama ikut."

"Ru" tegur langit.

"Mama boleh ikut kok kalau mama mau, lagian aku gak keberatan sama sekali kalau mama ikut."

"Lang."

Langit hanya diam saja seolah mengacuhkan biru, sang mama bersorak senang karena dia diajak oleh sang calon menantu. Biru meminta tolong pada sang papa untuk membantunya dengan tatapan matanya, seolah mahendra menangkap kode dari sang anak dia pun berdehem.

"Mah, besok temenin papa rapat sama investor ya papa lupa kalau investor dari Jepang bawa istrinya" ucap mahendra membuat Miranti merengut.

"Ih papa, mama kan mau pergi sama cucu mama."

"Mah, Nanti papa mau bicara sama mama sebentar."

Miranti merengut saja padahal tadi dia sudah senang bakalan menghabiskan waktu bersama dengan sang cucu dan sang calon menantu. Namun tiba tiba sang suami meminta temenin besok, sangat menyebalkan.

Makan malam telah usai bahkan biru sudah mengantarkan langit pulang, kini tinggal lah mahendra dan juga Miranti yg sedang duduk di ruang keluarga.

"Sepi banget rumah ini ya, pah. Padahal ada biru dan langit rame. Andai langit mau nginep sini malam ini."

"Mah, jangan paksa langit karena dia baru pertama kesini. Mungkin dia masih canggung sama kita."

"Iya sih. Mama terlalu bersemangat sekali."

"Mah, papa mau bicara sama mama ini terkait besok, sebenarnya papa gak ada niatan ngajak mama buat temenin ketemu investor, cuman papa sengaja bilang karena biru ingin melakukan sesuatu dengan ajak jalan langit."

"Maksud nya gimana pah? Mama gak paham deh. Coba jelaskan."

"Biru rencananya mau melamar langit besok, dia akan bawa biru sama langit ke taman bermain. Dia sengaja mengajak anaknya sekaligus meminta restu pada cucu kita."

Miranti menutup mulutnya tidak percaya "ini beneran kan pah?"

"Beneran mama, masa iya papa bohong biru sendiri hubungi papa tadi karena dia merasa sudah waktu yg tepat buat tanggung jawab segalanya. Lagian anak kita takut jika nathan merebut langit dari biru."

"Nathan temen biru itu?"

"Iya, besok papa akan selidiki nathan sepertinya nathan patut dicurigai."

"Terserah papa aja. Yg penting langit sama biru harus menikah. Mama sudah tidak sabar mempunyai menantu. Kalau dipikir mama menyesal dulu tidak menyukai langit, ternyata langit anak yg sopan banget. Cocok sama biru."

"Iya, mah. Kita hanya bisa berdoa kalau rencana biru terlaksana" ucap mahendra dan diaminkan oleh sang istri.

















- LANGIT BIRU -

Langit Biru ( kisah yg belum usai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang