Kesepakatan

325 51 17
                                    

📼

Dean memandang wanita di hadapannya dengan tatapan polos. Setelah adegan menegangkan yang hampir mengguncang pertahanan Dean di ruang cuci tadi, Shella meminta menunggunya di ruang tamu untuk menawarkan sebuah kesepakatan.

Kini di hadapannya, wanita itu sudah mengenakan pakaian yang Dean belikan sekaligus dalamannya di mall dekat apartemen. Syukurlah tempat perbelanjaan itu tidak jauh dari tempatnya. Tidak mungkin Dean membiarkan Shella memakai bathrobe sampai cuciannya kering.

"Aku tadi sempat mendengar kalau kamu berusaha menghindari perjodohan."

Dean mengangguk. Tidak membantah atau mempertanyakan karena dia sudah menebak kalau Shella mendengar pembicaraannya dengan Ella di telepon tadi.

"Lalu?"

Senyuman di bibir Shella merekah. Wanita itu menunjukkan jemarinya yang terpasang cincin tunangan di sana. "Kita memiliki niat yang sama," sahutnya senang.

Tertarik. Dean beranjak duduk di sebelah Shella untuk melihat lebih jelas cincin tersebut. Ternyata memang asli cincin tunangan. Dean kira itu hanya di buat menyerupai cincin tunangan saja. Pikiran random nya tidak pernah hilang sejak dulu.

"Kita bisa saling memanfaatkan kesempatan ini. Simbiosis mutualisme singkatnya," ucap Shella.

"Kita akan bertindak sebagai sepasang kekasih untuk membatalkan semua ini," sambungnya.

Alis Dean terangkat sebelah. "Tapi itu jelas sudah terpasang di jemarimu. Kamu mau menyuruhku baku hantam dengan tunanganmu sementara aku hanya berstatus sebagai kekasih? Yang ada nanti aku yang di tuduh menjadi pria simpanan mu," ucapnya sedikit tidak setuju.

Wanita itu terkekeh kecil. "Kalau kamu bisa memperkenalkan ku sebagai pacar. Tapi aku akan memperkenalkan mu sebagai mantan suami."

Mata Dean kian melebar mendengarnya. Sial, apa wajahnya setua itu sampai di perkenalkan sebagai mantan suami. Tapi wanita di depannya ini masih terlihat muda. Apa mungkin Shella sudah menikah di usia sangat muda sampai akhirnya memilih berpisah karena merasa terlalu dini. Lalu seseorang datang untuk mengikatnya sebagai tunangan dan Shella terpaksa menerima karena tuntutan orang tua.

Siapapun, hentikan otak Dean yang seenaknya membuat skenario tanpa mengetahui kejadian sebenarnya.

"Oke, aku akan jelaskan supaya kamu tidak bingung," ucap Shella melihat Dean yang tampak berpikir keras.

"Namaku Shella, usiaku 29 tahun dan aku di jodohkan sama sepertimu. Karena ayahku yang tidak mau menerima alasan apapun untuk menolak, akhirnya aku membuat cerita kalau aku pernah menikah diam-diam tanpa sepengetahuan orang tua ketika masih berada di Chicago dan berpisah sebab urusan pekerjaan."

"Ayahku tetap menolak dan mengatakan akan membatalkan perjodohan kalau aku bisa membawa mantan suamiku ke hadapannya. Dengan begitu ucapanku bisa di percaya, tapi sejauh ini aku belum bisa menemukan pria yang cocok karena secara pribadi aku tidak terlalu suka berdekatan dengan lawan jenis."

"Lalu kenapa malah menawariku? Kamu nyaman berdekatan dengan ku sampai menggodaku tadi pagi?" tanya Dean memotong ucapan Shella.

Yang di tanya pun mengangguk tanpa ragu. "Kita pernah bertemu tanpa kamu sadari," ucap Shella.

"Kapan?"

"Sudah lama, tapi aku pemilik tas yang sudah kamu bakar di belakang gedung kampus. Sialan, kamu bahkan mengejek kalau tas ku sudah usang."

Pikiran Dean berjalan mundur berusaha mencari memori yang tertimbun di belakang sana. Hingga setelah lama diam, matanya yang semula terpejam itu terbuka lebar. Mulutnya terbuka pertanda kalau dia terkejut.

Berondong? [RORASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang