Declaimer:Kisah ini merupakan karya fiksi. Nama, karakter, tempat, dan kejadian dalam cerita ini adalah hasil imajinasi penulis.Setiap kemiripan dengan orang, tempat, atau kejadian yang sebenarnya hanyalah kebetulan.
UKS.
"Gamau! dibilang gak mau gak mau! ish maksa banget!!" racau Santa dengan alis menukik dan mulut yang ditutup telapak tangan enggan menerima obat dari Perth yang sudah geram sekali, kalau tahu begini mending Perth serahkan pada dokter saja tadi.
Harusnya Perth tidak menjawab pertanyaan dokter dengan "biar saya saja, yang mengurus Santa"
Nyatanya sudah sejak 10 menit lalu Perth tidak berhenti mencoba membujuk Santa supaya mau meminum obat yang diberikan dokter setelah makan bubur.Perth pikir Santa akan mudah diurus, nyatanya mengurus Santa sama seperti mengurus bayi 5 tahun.
"Ruangnya bau obat, ga suka"
"Bubur apa ini gaada rasanya"
"Kok lo sih yang jagain gw, gw bisa sendiri!"
"uhuk uhuk aduh ambilin minum woy"
"ini beneran temen gw ga ada yang mau jenguk?"
"gamauuu minum obatt!!"Begitulah yang Perth rangkum sejak tadi.Kepalanya sampai pusing sendiri mendengar keluhan Santa yang ini itu, belum lagi suaranya yang keras takut mengganggu tirai sebelah yang juga pingsan saat upacara.Jujur saja jika Perth tidak ingat keduanya masih di UKS, dia ingin sekali memarahi Santa karena lalai menjaga pola makannya.
"Cuma kecil astaga, anak kecil aja bisa minum obat kaya gini" Perth mencoba mempertahankan kesabarannya walaupun sudah diambang batas kesabaran menghadapi tingkah kekanakan Santa.
"Gamau! pahit"
Perth melirik sekilas Santa yang membuang muka memandang ke arah luar jendela yang langitnya cerah.Heran, katanya badboy yang suka balap motor, sering luka saat pulang karena bertarung tapi hanya minum obat saja dia tidak bisa, apa semua orang tahu tentang ini? astaga.
"Yaudah sih kalau gak mau" timpal Perth mengendikkan bahunya, suaranya terdengar sedikit kesal.
Santa yang mendengar itu reflek kembali menghadap Perth dengan senyum yang mengembang lebar.Hendak membuka mulutnya untuk mengucapkan kalimat bahagia, Perth lebih dulu membungkam mulut Santa dengan bibirnya.
"Hmmph-h" Santa memberontak, tangannya mencoba mendorong tubuh Perth namun tak bisa, tenaganya tidak sebanding dengan Perth yang kini semakin memperdalam ciuman dan menarik pinggangnya semakin mendekat.
Perth yang berkesempatan pun langsung mendorong obat dari dalam mulutnya masuk ke dalam mulut Santa, Santa yang merasakan pahit di lidahnya pun meringis dan memukuli punggung Perth.Perth melepaskan ciuman dan mengambil kan air putih untuk Santa yang langsung tandas diminumnya.
Perth menyeringai, cara ini cukup ampuh sampai Santa mau menelan obat tersebut.Ibaratnya, jika Santa memiliki puluhan cara menolak, maka Perth punya ratusan lebih cara untuk memaksa.
"Sialan" sungut Santa mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangan.Matanya melirik sinis ke arah Perth yang tersenyum kemenangan, matanya memperhatikan pergerakan Perth yang membereskan nakas lalu melangkah pergi dari tempat duduknya menuju pintu UKS, pergi meninggalkan Santa yang jauh memandang ke depan dengan tatapan kosong.
Tangan kirinya meremas selimut, sedang tangan yang lainnya menyentuh dada yang detaknya dua kali lipat lebih cepat dari biasanya. Santa menggeleng menghilangkan bayangan tak masuk akal yang baru terlintas di benaknya.Tidak mungkin! tidak!
"SANTA ASTAGA SAHABAT GW, LO GAPAPA KAN?!!"
"MULUT LO DIJAGA YATCH"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine | PERTHSANTA
Fiksi RemajaSanta Pongsapak, putra kedua dari keluarga menengah, terancam kehilangan segalanya ketika bisnis keluarganya mengalami krisis bangkrut. Demi menyelamatkan kemakmuran keluarganya, Santa terpaksa menerima ajakan berkencan dari musuhnya, seorang pemuda...