Jadi, gini gess. Sebenrnya minggu kemarin aku udah nulis nih bab, dan tinggal di up aja. Tapi, wpku eror anjirrr. Semua tulisanku ilang. Draft ceritaku juga ilang semua.
Sebenernya aku benerin langsung jadi sih. Tapi, bab yg udh ku tulis ilang separuh anjirrr 😭😭
Badmood mampus sumpah, alhasil gini deh. Aku nulis lagi tapi nunggu mood. Soalnya wp eror bener² membuat semangat nulis aku ilang bangett.
Jadi, maafin ya kalo kalian udah nunggu kelamaan 🥺🥺
.
.
.
.
.
.Dewangga Mahendra Adiyaksa—sebuah nama yang terukir di sebuah batu nisan. Mengingatkan kembali pada sosok Dewangga semasa masih hidup dulu. Sosok lelaki yang penuh dengan tanggung jawab. Sosok pemimpin yang selalu menjadi contoh untuk yang lain. Dewangga, nyatanya mampu memporak-porandakan hidup mereka.
Kematiannya masih belum membuat mereka ikhlas. Bahkan hingga saat ini, Chiko masih mencari sosok pembunuh itu sampai dapat. Akan ia balaskan dendam Dewangga.
Akan ia kembalikan nama baik Dewangga.
"Gue bakal jagain Zanna seperti yang lo minta ke gue."
Chiko tersenyum tipis. Masih mengingat ucapan Dewangga sebelum pergi meninggalkannya. Memintanya untuk menjaga Zanna. Adik perempuan satu-satunya yang Dewangga miliki.
Meskipun dulu sempat ingkar dengan janjinya karena justru pergi ke luar negeri. Tapi, sekarang Chiko kembali untuk menepati janjinya lagi. Menjaga Zanna, seperti apa yang Dewangga minta.
Kembali mengingat bagaimana ucapan Dewangga kala itu, saat memintanya untuk menjaga Zanna.
"Kalo gue gak ada, lo harus jagain Zanna."
"Kenapa gue? Algrarez?"
"Lo gak mau?"
"Bukan itu maksud gue. Maksud gue, kenapa lo malah minta gue buat jagain adek lo alih-alih minta ke Algrarez."
"Tanpa gue minta, tuh bocah pasti bakal ngorbanin nyawanya buat jagain Zanna. Tapi, suatu hari nanti. Algrarez gak bakal mampu jagain Zanna sendirian. Makanya gue minta lo buat jagain Zanna juga."
Saat itu, Chiko masih belum mengerti maksud dari Dewangga itu apa. Tapi, sepertinya sekarang. Sedikit demi sedikit, Chiko mulai mengerti kenapa Dewangga memintanya untuk menjaga Zanna juga. Bahkan kematian Dewangga pun, Chiko tau siapa pembunuh yang sebenarnya.
•••••
"Kak..., aku dari tadi nungguin kamu. Kamu baru pulang? Tumben." Maksudnya belakangan ini Algrarez sudah mengurangi kebiasaan buruknya, termasuk pulang larut seperti ini. Memang pulang hingga larut atau bahkan menjelang pagi sudah biasa bagi Algrarez. Tapi, semenjak mengetahui kehamilan Zanna, tentunya cowok itu pun sadar akan tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Dan malam ini, pertama kalinya Algrarez pulang larut setelah sekian lama."Lain kali gak usah nungguin gue, ya? Langsung tidur aja." Algrarez yang bergegas pergi menuju kamar tidak mempedulikan Zanna yang sejak tadi menunggu di ruang tengah itu pun membuat Zanna mengikuti langkah besar Algrarez.
"Kamu kenapa? Ada masalah?" Tanya Zanna yang bingung sendiri melihat tingkah laku Algrarez kali ini sedikit mencurigakan.
Seolah tuli, Algrarez mengabaikan ucapan Zanna itu. "Gue bersih-bersih dulu, lo tiduran di kasur dulu gih. Gue gak akan lama, kok." ucapnya dan langsung pergi ke kamar mandi setelah melepas jaket serta kaosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGRAREZ || The Devil Husband
Teen FictionZanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya soal cowok justru membuatnya takut berkomitmen dalam hubungan. Zanna tidak percaya, kalau di dunia ini...