Sesuai dengan perjanjian kemarin, Kai membawa Kei ke rumahnya untuk meminta izin kepada kedua orang tuanya. Kai bilang seharusnya sekarang Papi-nya sedang berada di rumah.
Setelah mengetuk pintu tiga kali, Kai masuk dengan riang, "Mami, Papi, Kayii pulaaaaang~"
Mami yang mendengar seruan familiar itu berlari tergesa dari arah dapur. Senyumnya mengembang kala melihat si bungsu keluarga sudah berdiri di pintu.
"Mamiiiiii~" Kai berlari dengan tangan yang membentang, memberikan pelukan cinta kepada sang Mami.
"Adeeek-!! Pulang kok gak bilang Mami atau Papi? Kan bisa minta Papi buat jemput, sayang?" Dielusnya surai lembut sang anak.
Kai menggeleng pelan, kembali memeluk Mami-nya yang tadi sempat melepas pelukan mereka sesaat, "Kayii gak nginep. Kayii cuma mau main ke sini."
"Oh, mau belajar nyetir lagi, ya?"
Kembali menggeleng, Kai menjawab, "Enggak, Mami. Kayii cuma mau main. Lagian Kayii gak sendiri 'kok!"
Penuturan Kai membuat Mami mencari keberadaan orang lain yang Kai maksud, "Adek sama siapa? Sama temen?"
Sesaat pria jangkung yang sudah sangat dikenali sang Mami itu masuk dengan sebuah tentengan di tangan, "Eh, nak Kei? Wah, duduk-duduk sini." Mami meninggalkan anaknya dan beralih menghampiri Kei di ambang pintu. Ia menggandeng Kei untuk membawanya duduk di sofa.
"Astaga, udah lama kamu gak main ke sini. Mami kangen tau! Pasti adek ngerepotin ya minta anter ke sini?"
Kei menggelengkan kepalanya disertai senyuman yang selalu ia tampilkan saat bertemu dengan keluarga Kai, "Enggak, Tante. Lagipula saya memang ada keperluan sama Tante dan Om."
"Oh, begitu, ya? Kalau gitu Mami panggilan Papi dulu, ya? Sebentar.." Mami baru saja ingin beranjak dari duduknya, namun pertanyaan Kai menghentikannya.
"Emang Papi di mana, Mi?"
"Ada di taman belakang, sayang. Lagi santai-santai aja."
Teringat dengan bingkisan di tangan, "Oh, ini, Tante. Tadi kita sempet mampir ke toko kue yang gak jauh dari asrama." Katanya sambil mengulurkan tangan, memberikan paper bag yang dibawanya. Hampir saja ia lupa.
Wanita cantik itu menerima bingkisan tersebut, "Ih, ngerepotin nih jadinya!" Paper bag berwarna ungu cerah tampak familiar di matanya, Mami melihat nama toko di paper bag tersebut, "Wah, ini mah cake langganan Mami! Terimakasih ya, sayang."
Tentu, Kei senang mendengarnya. Ia baru pertama kali membawakan Mami Kai kue dari toko itu, "Iya, Tan. Kebetulan Boochan juga suka sama kue di sana."
"Ah, iya, Boochan. Apa kabar si bayi itu? Duh, udah lumayan lama gak ketemu. Jadi kangen!"
Iya, Kei memang sudah beberapa kali berkunjung kemari sejak 2 tahun terakhir, ia sering kali membawa Boochan juga bersamanya. Boochan tinggal jauh dari orang tua mereka sejak ia masuk SMP, anak itu bisa dikatakan kurang mendapat perhatian dari orang tua mereka akibat hal tersebut. Oleh karena itu bagaimana cara keluarga Kai memperlakukan mereka adalah hal yang Taki butuhkan, sama halnya seperti Paman dan Bibi.
"Baik kok, Tante. Saya kan langsung dari asrama sama Kayii. Jadi, gak sempet buat ajak Boochan. Lain kali nanti saya ajak main ke sini."
"Eumm, begitu.." Ingat dengan tujuan utama, Mami menepuk bahu Kei beberapa kali, lantas beranjak kembali dari duduknya, "Kalo gitu, Mami panggilin Papi dulu, ya? Sekalian mau taruh ini."
Kei hanya mengangguk sebagai jawaban, tidak lupa, dengan senyuman di bibir tipisnya.
Tanpa diduga tangan Kai memegang tangan Kei, anak ini memang lebih berani dari yang Kei kira. Tatapan si manis meneduhkan hatinya yang sedikit gugup, "Kamu gapapa?" Meski sering berkunjung ke sini dan bertemu orang tua Kai, tetap saja, hari ini tujuannya berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM ANIME? [ END ]
FanfictionBerawal dari bocah SMA yang menyukai anime, bertemu dengan mahasiswa asal Jepang. WARNING ❗ Crackpair Kei!dom Kai!sub homophobic jangan salpak ygy.