8. Honeymoon

196 26 5
                                    

Entah bawaan hormon atau apa, Kina kini sedang merengek dan membujuk Jiro untuk berangkat honeymoon esok hari juga.

Kalau pengaruh ngidam sepertinya tidak mungkin, karena Kina sendiri masih dalam masa menstruasi hari ke 5.

Wanita itu hari ini menyusul Jiro ke kantornya, padahal biasanya Kina diminta Jiro untuk main ke kantor pun selalu menolak dan banyak alasan.

"Sayang, please ayo kita honeymoon!" Rengek Kina yang kini sedang Jiro kukung di atas meja kerjanya.

Kina duduk di atas meja kerja Jiro, dengan Jiro yang berdiri di hadapannya. Mengukung Kina dengan kedua tangannya yang ia letakkan tepat di masing–masing sisi wanita itu.

"Tiba–tiba banget se-antusias ini? Kemarin tuh kamu masih ada nolak–nolaknya dikit kan?" Tanya Jiro keheranan.

"Visa kamu belum jadi loh, lumayan lama ngurusnya. 15 hari kerja baru jadi, itupun bisa lebih lama sayang." Sambung Jiro, tangannya menyelipkan helaian rambut Kina ke belakang telinga wanita itu.

"Kita ganti tujuan aja yang tanpa visa, Jepang? Korea? Bisa kan tanpa visa?"

Jiro menaikkan sebelah alisnya. "Se-pengen ini kamu honeymoon sayang? Kan masih masa menstruasi kamunya."

"Emangnya kenapa? Honeymoon tuh jalan–jalannya pengantin baru kan? terus kenapa kalo aku masih masa menstruasi? Aku gak lumpuh, cuma mens aja." Omel Kina. Wanita itu mengoceh hingga mencuatkan bibirnya.

"Kan juga nanti pas berangkat udah selesai kok." Lanjut Kina.

"Ya iya sih, tapi kebanyakan orang akan melakukan adegan dewasa. Gak keberatan emang kamunya?" Goda Jiro.

"Ya gak masalah," tantang Kina.

"Aku sudah memikirkan matang–matang dan sudah mempersiapkan diri." Sambung Kina lantang dengan melipat kedua tangan di dadanya.

"Ya tuhan, segemes ini gak aku cipok rugi banget gak sih?" Jiro menggoda Kina, tangannya bergerak mencubit gemas bibir mungil istrinya itu.

"Stop being mesum ya kamu! Aku lagi mau bahas honeymoon. Jangan ganti topik!" Tukas Kina.

"Haha okey sayang, tapi emangnya kamu yakin? Kalo gak keberatan aku minta tolong Alvian buat book tiket sama penginapan dari sekarang."

Cklek

Kina dan Jiro menoleh ke arah pintu. Muncul sosok pria berkacamata yang tingginya hampir sama dengan Jiro.

Alvian, sekretaris sekaligus personal assistent Jiro. Tau aja sedang disebut–sebut namanya, orangnya muncul.

"Eh bapak, maaf saya gak sengaja. Kirain gak lagi pacaran sama Bu Kina." Cicit Alvian menggaruk tengkuknya yang sama sekali sebenarnya tidak gatal.

"Nanti aja kalo gitu pak." Alvian hendak kembali keluar dan menutup pintu, namun langkahnya terhenti karena suara Jiro yang menitahnya untuk masuk kembali.

"Masuk aja Yan, ada apa?"

Alvian mengurungkan niatnya untuk keluar, ia kembali masuk dan menutup pintu. "Ini pak, ada beberapa berkas yang harus ditanda tangan."

Memang tangan Alvian tidak kosong, kedua tangannya membawa beberapa berkas dokumen penting yang harus Jiro tanda tangan.

"Taro aja di meja yang di sana Yan, nanti saya tanda tangan." Jiro menunjuk ke arah meja menggunakan dagunya, sebab tangannya senantiasa berada di sisi Kina dan enggan singgah dari sana.

After Marriage | Jihoon Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang