Hwanshi

339 31 12
                                    

Masa sekolah menengah ke atas.

"JUNGHWANN... Aakhh kamu bisa gak sih sehari aja gak buat masalah hahh?"

Pria manis itu mengacak rambutnya kesal melihat adik kelasnya yang sangat susah diatur.

Kini mereka sedang di rooftop setelah kejar kejaran hampir ke seluruh jalan sekolah, Junghwan yang memulainya.

"Lahh masih ngejar ternyata, bukan gue yang buat masalah kak Yoshiii masalah yang selalu ngejar gue" kekeh Junghwan gemas juga melihat kakak kelasnya itu berusaha menstabilkan nafasnya wajah putihnya sudah memerah karena panas.

"YAA!! Jadi lo pikir gue masalah gitu?"

"Lo yang bicara yaa bukan gue"

Yoshi kembali tegak detik selanjutnya tangan mungil itu memukuli badan bongsor Junghwan, karena Junghwan lebih tinggi darinya jadi Yoshi memukuli punggungnya saja.

"Ihh ihh ihh ngeselinn bangett sihh!" Teriakan Yoshi membuat Junghwan menutup telinganya terlalu nyaring sampai Junghwan tertawa.

Masih menghadap ke belakang Junghwan membiarkan Yoshi memukulinya tohh tidak terasa sakit sedikitpun dirinya sudah sering pergi ke gym juga didikan keras sang ayah yang merupakan tentara.

Cukup lama sampai Junghwan merasa tidak ada lagi tangan kecil yang memukul membuatnya berbalik.

"Hiks hiks jangan nakal hiks"

Junghwan panik ketika kakak kelasnya nya itu menangis, bukannya apa tapi ini pertama kali Junghwan melihatnya meski banyak merengek dan cerewet tapi sejak pertemuan pertama mereka dulu Junghwan tidak pernah melihat Yoshi menangis.

"I-iyaa jangann nangis lahh kak, aduhh gimana yaa cup cup cup"

Menjadi anak kedua dari tiga bersaudara membuat Junghwan bingung adiknya selalu ceria dan aktif sangat jarang menangis apalagi kakaknya yang sangat dingin tidak mungkin kan menangis kecuali dengan bunda mereka.

Jadi Junghwan bingung cara menenangkan Yoshi jadi dirinya hanya memeluk Yoshi lalu mengusap punggung kecil yang bergetar itu lembut.

"Hiks Hwanie jangann nakal Ochi hiks capee hiks huaa"

Masih mendengarkan ucapan Yoshi Junghwan sempat tertegun saat Yoshi memanggilnya Hwanie panggilan yang tidak pernah disebutkan sebelumnya.

Dan apa tadi? Ochi? Junghwan yakin itu panggilan keluarganya pikirannya malah terisi dengan kejahilan yang akan dia buat selanjutnya pasti mengasyikkan melihat kakak kelas mungilnya ini marah lagi.

"Iya iya gue gak nakal lagi"

Setelah beberapa saat Yoshi berhenti menangis masih dipelukan Junghwan tangannya mengusak kasar wajah nya yang basah karena air mata, bawah sadar nya sudah kembali.

"Udah nangisnya?" Tanya Junghwan lembut.

Tapi Yoshi menghempaskan pelukannya menatap kesal Junghwan lalu berlari ke luar pintu rooftop.

Pergerakannya begitu cepat sampai Junghwan hanya bisa diam mematung kenapa ada rasa sakit ketika melihat mata kecil itu memerah dengan wajah sembabnya.

"Kok..."


Keesokan harinya.

Entah apa yang dipikirkan Junghwan tapi hari ini adalah pertama kalinya setelah hampir dua tahun sekolah dirinya datang lebih awal.

Dari awal sampai kemarin setiap pagi Junghwan memang selalu berurusan dulu dengan Yoshi yang merupakan osis di sekolahnya, tapi untuk hari ini firts time Junghwan datang tidak telat.

Langkah Junghwan yang ringan membawanya pergi ke kelas Yoshi di lantai tiga temannya bilang kalau jam segini Yoshi juga baru sampai sekolah.

"Ck, kemana sihh"

Tapi seperti yang tidak diharapkan Junghwan sekarang jam sudah hampir masuk tapi Yoshi belum juga terlihat anggota osis yang ditanyainya juga tidak melihatnya.

Apa mungkin gak masuk, Batin Junghwan agak kecewa padahal dirinya ingin memperlihatkan akan perubahannya dari hari ini.

Disekolah Junghwan dan Yoshi terkenal karena keributannya seperti musuhan tapi keduanya tidak pernah melakukan baku hantam.

Bel masuk berbunyi mau tidak mau Junghwan turun ke kelas nya mungkin memang hari ini Yoshi tidak masuk besok Junghwan akan kembali.






























Sama saja seperti hari itu, bahkan sudah hampir sebulan Junghwan pergi ke kelas Yoshi setiap pagi, waktu istirahat bahkan pulang sekolah tapi hasilnya tetap sama.

Junghwan tidak pernah bertemu dengan kakak kelas manisnya itu, bukan rasa marah dalam dirinya namun ada kerinduan dan kekhawatiran disana Junghwan juga bingung menjelaskannya.

Sampai hari kelulusan Yoshi tidak pernah kembali masuk Junghwan menatap nanar buket yang dibawanya berharap hari ini Yoshi datang ke sekolah untuk terakhir kalinya.

"Masih gaada juga?" Tanya Jeongwoo teman Junghwan.

Selama ini Jeongwoo lah yang tau bagaimana sahabatnya itu uring uringan setiap hari bahkan bisa Jeongwoo lihat bagaimana turunnya berat badan Junghwan beberapa bulan terakhir ini.

Alasannya adalah Yoshi, Junghwan tidak pernah absen pergi ke kelas itu setiap waktu bahkan pernah berkeliling sekolah berharap Yoshi ada sedang melakukan tugasnya.

"Gaada woo, acaranya udah beres guru guru udah pada pulang tapi dia gak dateng juga" ucap Junghwan melirih matanya sudah berkaca kaca, Junghwan tidak bisa menahannya rasa rindu ini sudah menyeruak tidak tertampung lagi.

"Hiks gue kangen dia woo" gumam Junghwan.

Dibelakangnya Jeongwoo hanya diam membiarkan Junghwan menghabiskan emosinya dulu.

Hari sudah semakin sore Junghwan masih menangis memeluk buket yang seharusnya sudah dipegang si penerima tapi sekarang bunganya layu seakan tau bagaimana perasaan si pemilik.

"Kita pulang aja Hwan bunda lo udah beberapa kali nelfon nih" ucap Jeongwoo merangkul Junghwan menepuk pundak sahabatnya itu agar tetap tegar dan kuat.

Junghwan mengangguk lalu keduanya pergi meninggalkan buket itu di kelas orang yang dirindukan Junghwan.

Suara langkah terdengar lesu memasuki kelas yang selama ini ditempatinya namun tidak sampai selesai.

"Dari kamu yaa terima kasih, aku bawa ya...






























































Hwanie"


































Tamattt

Hehe






























































































Bercanda aku lanjut kok tapi makan sama beres beres dulu 😅😅

Oneshoot and Twoshoot Trsr Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang