Scaramouche, nomor enam dari Fatui Harbinger sedang berkelana sendirian melewati Dragonspine berusaha menemukan gnosis Anemo lebih cepat dari La Signora, nomor delapan dari Fatui Harbinger. Ia mencoba mengambil 'jalan pintas' daripada melewati Liyue, tetapi justru tersesat hingga malam hari.
Di wilayah bersalju ini, Scaramouche hanya dapat menyaksikan hamparan tumpukan salju putih yang tiada henti, tanpa arah jalan yang jelas. Suara angin dingin yang melintas di telinganya terasa seperti irama kecil yang tiba-tiba menghilang. Tubuhnya yang tidak mampu merasakan dingin membuatnya merasa tenang meskipun mengenakan pakaian yang terbuka. Karena kebosanan, ia pun mencoba merasakan salju-salju yang turun, menciptakan kegiatan yang mirip dengan kelakuan anak kecil.
Waktu pun berjalan hingga sampailah dimalam hari, Scaramouche masih terjebak di tempat ini. "Sialan, pasti dia sudah mendapatkannya terlebih dahulu." geram Scaramouche, kepalanya mendidih dan tangannya mengepal kuat.
Angin sedingin es menembus pakaiannya, dan meski tubuhnya tidak bisa merasakannya, embun beku yang tak henti-hentinya meresap ke dalam persendiannya, membuat setiap langkah semakin berat.
Ia beristirahat sebentar di antara tumpukan salju, tubuhnya yang tidak bisa merasakan dingin membuatnya sedikit aman untuk duduk di tempat itu untuk waktu yang lama. Ketika ia memeriksa persediaan makanannya, ia mengumpat berkali-kali karena ia kehabisan bahan makanan. Ia hanya bisa pasrah dan lanjut berjalan mencari arah, paling tidak ia bisa keluar dari wilayah bersalju.
Tak lama kemudian muncul 3 orang yang berjalan ke arah Scaramouche, ia yang sendirian sebisa mungkin membuat mode pertahanan diri karena tubuhnya yang perlahan-lahan melemah karena terlalu lama berada di Dragonspine. Setelah semakin dekat ternyata...
"Signora..." Scaramouche berdecak kesal. Signora yang dijaga oleh dua Fatui hanya bisa tertawa.
"Oh Scaramouche, kau pikir dirimu lebih hebat dariku? Kita hanya berbeda dua urutan tetapi aku yang lebih cepat darimu dalam menyelesaikan tugas, kau hanya bisa menyombongkan diri tanpa berkontribusi sama sekali." ejek Signora sembari menyentuh wajah Scaramouche.
"Berhenti menyentuhku menggunakan tangan kotormu!" Scaramouche menepis tangan Signora. Signora yang menyadari bahwa tubuh Scaramouche sangat lemah mulai menendangnya, Scaramouche tersungkur jauh ke atas tumpukan salju.
Scaramouche hanya bisa meraung kesakitan. "Hm? Begitu saja terjatuh? Seharusnya Tsaritsa mengubah urutan kita agar lebih adil lagi." Signora kemudian menginjakkan heelsnya di atas tubuh lemah Scaramouche dan menguatkan injakannya yang membuat Scaramouche kesulitan bernafas.
Penjaga Signora yang juga bagian dari Fatui tidak bisa berbuat apa-apa selain menonton Scaramouche di aniaya. "Tinggalkan dia sendirian!" Perintah Signora kepada mereka, "Baik, Nona." Ucap kedua Fatui itu meninggalkan Scaramouche sendirian di atas tumpukan salju.
Dengan embusan napas yang gemetar, dia memaksakan diri untuk berdiri, memegangi dadanya yang retak dengan satu tangan. Setiap gerakan mengirimkan getaran ke seluruh tubuhnya, seperti es rapuh yang retak karena tekanan. Sambil mengertakkan gigi, ia mulai berjalan dengan susah payah ke depan, tidak ada arah yang jelas selain menjauh. Jika dibiarkan mungkin saja boneka immortal ini akan mati perlahan-lahan. Dan sepertinya tidak bisa disembuhkan kecuali meminta diperbaiki kepada penciptanya, Beelzebul atau Ei.
Scaramouche tentunya tidak mau kembali lagi ke Inazuma untuk bertemu pencipta atau Ibunya, ia lebih memilih mati kedinginan daripada kembali ke tempat kelahirannya.
Angin bertiup kencang, mengaburkan pandangannya dengan partikel-partikel es, ia melihat cahaya oranye samar di ujung jalan. Api unggun? Atau mungkin hanya pikirannya yang mempermainkannya. Apa pun yang terjadi, ia tidak punya pilihan lain.
Saat dia semakin dekat, bentuk-bentuk itu menjadi fokus. sebuah kamp terbuka yang dipenuhi dengan peralatan alkimia, dan suara api yang lembut. Tidak ada orang yang berada di kamp itu, ia memutuskan untuk duduk di kursi yang tersedia. Lalu beristirahat, Dia perlahan-lahan menutup matanya.
-
Paginya Scaramouche merasa ada yang menyentuh-nyentuh pipinya, merasa terganggu dan tersadar dari tidurnya. Ia secara spontan memegang erat tangan yang sembari tadi menyentuhnya, lalu membuka matanya.
"Albedo! Albedo!" Erang anak kecil yang tangannya dipegang oleh Scaramouche.
"Klee, kan sudah ku peringatkan untuk jangan mengganggu pria itu." Pria berambut blonde yang dikepang rapi, dengan pakaian formal dan bintang serta vision geo di lehernya itu pun berjalan menuju mereka berdua. Dengan cepat Scaramouche melepas genggaman itu.
Anak bernama Klee itu kemudian berlari memeluk pria muda itu. "Maafkan kelancangan adikku. Nama saya Albedo, saya adalah kepala alkemis dari Knights of Favonious. Senang berkenalan dengan Anda." Ucap Albedo sembari menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.
Scaramouche kemudian memalingkan topinya, "Scaramouche." Ucap Scaramouche tanpa memberitahu identitas lengkapnya agar tidak dicurigai dan diserang oleh orang yang dianggapnya asing ini.
"Albedo, Klee mau main!" Ucap Klee sembari menarik-narik baju Albedo.
"Kamu boleh main, tapi jangan jauh-jauh ya." Nasehat Albedo. "Yay!" Ucap Klee kemudian berlarian dan bermain di luar, meninggalkan Albedo dan Scaramouche berdua.
"Tidak usah terlalu formal." Dingin Scaramouche, sembari melipat tangannya didada. Kemudian Scaramouche mencoba kabur dari tempat itu dengan mencoba berdiri, tetapi dadanya masih terasa sangat sakit sehingga ia kembali memegangnya.
"Itu... Retak di dirimu?" Albedo memulai pembicaraan.
"Bukan urusanmu." Balas Scaramouche dingin, ia menahan rasa sakitnya dan mencoba berjalan.
"Kamu yang jelas bukanlah manusia." Albedo menganalisis tubuh Scaramouche,
"Apakah kamu boneka?"
Pernyataan Albedo tadi langsung menusuk Scaramouche tanpa meleset sekalipun, Matanya melebar. Tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya ia kemudian menatap Albedo sinis, "Bagaimana kau bisa tahu..."
"Karena tubuhmu sangat rapuh, tenang saja. Aku juga bukan manusia, aku adalah manusia sintetik ciptaan Rhinedottir." Jelas Albedo. Scaramouche mendengar itu langsung merasa lega, ternyata ada orang yang mempunyai kesamaan dengannya.
"Kamu terlihat menarik... aku ingin mempelajari mu, jika tidak keberatan." Albedo akhirnya menunjukkan tujuan sebenarnya, Scaramouche tanpa keraguan langsung menolak permintaan Albedo tetapi Albedo mempunyai cara lain untuk membujuknya.
"Jika kamu mau menerima tawaranku, aku akan memperbaiki tubuhmu. Tetapi perlu waktu yang sangat lama untuk kembali pulih." Ucap Albedo, perkataannya berhasil mengambil hati Scaramouche. Daripada ia kembali ke Inazuma, lebih baik ia ditolong oleh kepala alkemis ini.
"Apakah ini hal yang serius atau hanya bohong belaka?" Tanya Scaramouche menatap kembali ke arah Albedo. "Aku akan sebisa mungkin memperbaiki dirimu, jika omonganku tidak tepat. Maka kamu bisa mengganti rugi dan merusak penelitianku." Jawab Albedo dengan penuh rasa tanggung jawab.
"Sepakat?" Tanya Albedo menyodorkan tangannya kembali untuk berjabat tangan. "Sepakat." Jawab Scaramouche menjabat tangan Albedo.
Beberapa saat kemudian datang wanita tinggi tergesa-gesa ke arah sini, "Albedo, apakah kamu melihat Klee di sekitar sini? Dia sudah hilang sejak tadi pagi." Khawatir wanita itu. sepertinya dia adalah Jean, Grand Master dari Knights of Favonius. Scaramouche pernah melihatnya beberapa kali sebagai perwakilan dari Mondstadt.
"Oh, aku bertemu dengannya di perjalanan menuju Dragonspine tadi. Sekarang dia sedang bermain-main di sekitar sini." Balas Albedo.
"Terima kasih banyak, Albedo." Ucap Jean kemudian berlari pergi mencari keberadaan Klee.
Albedo kemudian menatap ke arah Scaramouche, "Bolehkah aku perhatikan dirimu dari dekat?"
"Huh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
On the Snow [Scarabedo]
FanfictionJust an ordinary Scarabedo story Fluff Saya tidak mengklaim karakter dari Hoyoverse, saya hanya meminjam karakternya saja. All rights to the owner Credit art: All rights to the owner. Jika pemilik ingin take down gambar yang saya gunakan, tolong ber...