Semakin dalam Wonyoung menyelidiki masa lalunya, semakin banyak misteri yang terungkap. Ia menemukan bahwa, tanpa sepengetahuannya, ia dan Sunghoon pernah tinggal di daerah yang sama saat kecil. Kenangan yang hilang itu, ternyata bukanlah sebuah kebetulan, melainkan potongan cerita yang tersembunyi di balik kecelakaan yang hampir merenggut segalanya darinya. Dan yang paling mengejutkan, kecelakaan itu ternyata melibatkan keluarga Sunghoon.
Hatinya bergolak ketika mengetahui kebenaran ini, terombang-ambing di antara kekecewaan dan kesedihan. Tanpa menunda, ia mencari Sunghoon, menuntut jawaban yang selama ini ia simpan dalam diam.
“Kenapa kau tidak pernah memberitahuku?” tanya Wonyoung dengan suara bergetar, tatapannya tajam namun penuh kesedihan. “Apa kau sengaja membiarkanku melupakan masa lalu? Sengaja membiarkanku tersesat di antara kenangan-kenangan yang terhapus?”
Sunghoon menatapnya, namun hanya bisa diam. Ia melihat Wonyoung berdiri di hadapannya, dengan raut wajah yang dipenuhi kepedihan dan kemarahan. Perlahan, ia menarik napas panjang, dan dengan suara yang hampir tak terdengar, ia menjawab, “Aku takut... Aku takut kau akan membenciku jika kau tahu kebenarannya.”
Wonyoung memandangi Sunghoon dengan mata berkaca-kaca, seolah mencari penjelasan di balik wajah yang dulu begitu ia percayai. “Benci? Sunghoon, aku lebih terluka karena ketidaktahuan ini. Karena rahasia yang kau sembunyikan tanpa memberiku kesempatan untuk memilih, untuk mengingat sendiri semua yang telah hilang.”
Sunghoon merasa dadanya sesak, seolah setiap kata Wonyoung adalah pedang yang mengoyak hatinya. Ia tahu bahwa ia menyimpan semua ini karena takut, takut Wonyoung akan pergi begitu tahu bahwa keluarganya adalah bagian dari luka masa lalunya. Dalam suara lirih yang hampir pecah, ia menjelaskan, “Aku hanya ingin melindungimu. Ingin memberi waktu sampai kau siap mengingat semuanya... Aku takut kau tak lagi melihatku seperti sekarang.”
Namun, keheningan yang jatuh di antara mereka terasa seperti jurang yang tak terjembatani, terlalu lebar untuk disatukan kembali dengan kata-kata yang tersisa. Wonyoung merasakan kepedihan yang selama ini terpendam mencuat, memenuhi hatinya dengan kesadaran pahit bahwa masa lalu mereka telah tersimpan dalam kebohongan, bukan karena Sunghoon tak peduli, melainkan karena ia takut kehilangan.
Di bawah langit yang perlahan meredup, keduanya terdiam dalam rasa yang sama—rasa cinta yang tercampur getir penyesalan, mengikat mereka dalam jarak yang seharusnya tak pernah ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sang Seniman Mural • Jangkku
Romansa"Ini hanyalah kisah singkat tentang cinta sang seniman mural." Di setiap guratan cat dan semburan warna, dia menggambarkan sesuatu yang lebih dari sekadar seni; ada kisah yang tersembunyi di balik tembok-tembok kota. Sang seniman mural, dengan hati...