BAB 10. UNDANGAN

22 2 0
                                    


Setelah melaksanakan sholat magrib berjamaah, dilanjutkan dengan kegiatan biasanya.

Kini pukul menunjukkan pukul 20:30 para santriwati sudah berada di asrama nya masing masing.

Berbeda dengan Zahra, sekarang ia lagi duduk di taman pondok, menyendiri dengan pikiran yang campur aduk.

"Apa yang harus Zahra lakuin ya Allah? Bagaimana nantinya rumah tangga Zahra jika tidak ada cinta sedikitpun antara kami?"batin Zahra bertanya.

Dari kejauhan ada sepasang mata yang memperhatikan Zahra.

"Siapa dia? Kenapa dia malam malam keluyuran sandiri."batin orang tersebut.

Ia mulai mendekat ke arah Zahra.

"Ingin rasanya aku teriak!"ucap Zahra yang memang sangat lelah dengan pemikirannya.

"Jangan teriak nanti orang-orang pada bangun!"ucap seorang tersebut dari belakang Zahra.

"Astaghfirullah!"istigfar Zahra,dan langsung menoleh ke sumber suara.

"Kenapa kamu malem malem keluyuran sendiri?"tanya ustadz jaka.

Mari kita kenal dulu siapa ustadz jaka?.
Ahmad Jaka adillah seorang ustadz senior sekaligus anak dari kyai yang memiliki pondok pesantren di Surabaya, namun Jaka memilih untuk mengajar di pondok Al Jannah,karna ketertarikannya terhadap pondok ini. Serta ingin bertemu dengan sahabat lamanya yang tak lain Muhammad zayyan Al-farizki. Jaka ini baru saja kembali ke ponpes Al Jannah karna sebulan yang lalu ia pulang ke kota halamannya untuk merawat ummi nya yang sakit.
Udah kenal kan? Yuk lanjutt

"Maaf,saya hanya ingin mencari ketenangan"jawab Zahra dengan menundukkan pandangannya.

"Suaranya tidak asing!"batin Jaka

"Yasudah sekarang lebih baik kembali ke asrama,ini sudah larut malam tidak baik perempuan sendirian di luar kaya gini, apalagi pada malam yang larut"jelas ustadz jaka.

"Nggih, saya permisi assalamualaikum"pamit Zahra,dan langsung beranjak dari duduknya.

"Waalaikumsalam"jawab ustadz jaka.

Zahra pun meninggalkan ustadz jaka sendirian.

"Benar benar tidak asing,dari matanya, suaranya,ya walaupun tidak terlihat wajahnya karna memakai niqab"batin Jaka

"Mungkin hanya kebetulan!"batin Jaka.

Kemudian ia pun meninggalkan taman yang sepi itu,Menuju ke kamar khusus ustadz.

*
*
*
*
*
Pukul 11:45
Cuaca sangat cerah,bahkan awan yang gelap tidak terlihat satu pun.

Zahra dan teman sekamarnya sedang bersih bersih di asrama.

"Assalamualaikum" salam alisha yang datang dari pintu.

"Waalaikumsalam" jawab semuanya dan menoleh ke sumber suara.

Alisha tersenyum ramah "ada Zahra ngga?" Tanya alisha.

"Iya sha. Kenapa?"tanya Zahra ketika mendengar alisha mencari nya.

TAKDIR DILANGIT PESANTREN (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang