12. Sekretaris CEO

64 2 0
                                    

Ada yg lebih indah dari bintang yaitu senyuman mu

Autor

Setelah berfikir sekian lama ahkirnya rasya menerima tawaran itu, ia menerima menjadi Sekretaris CEO, lagipula ia juga pengen punya pengalaman yg banyak dan lebih tepatnya dapet uang tambahan untuk kehidupan nya dan anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berfikir sekian lama ahkirnya rasya menerima tawaran itu, ia menerima menjadi Sekretaris CEO, lagipula ia juga pengen punya pengalaman yg banyak dan lebih tepatnya dapet uang tambahan untuk kehidupan nya dan anaknya.

Rassya baru pertama kalinya datang di gedung semegah ini sebagai sekertaris seorang CEO di perusahaan MoonCroop.

Bagas tak henti hentinya tersenyum. la senang sekali membawa rasya

"Selamat siang Pak," seorang perempuan cantik berwajah blasteran Jepang menyapa." Dengan pak Bagas ya? Sudah di tunggu 15 menit yang lalu diruang rapat, silahkan masuk pak,"

Pria dengan jas hitam itu Mengangguk paham, ia pun masuk kedalam ruangan tersebut.

Rasya melangkah masuk mengikuti Bagas dibelakangnya, ditangannya membawa berkas dan Ipad milik bosnya.

"Duduk," suara berat terdengar, lelaki dengan jas serba hitam itu sudah duduk ditempatnya.

Rasya berusaha menetralkan diri dari rasa terkejutnya. Sosok itu sangat tidak asing baginya, yang berbeda hanyalah penampilan yang begitu rapi. Jangan lupakan keluarga demian yang mengadopsinya, konglomerat yang mungkin hartanya tidak habis tujuh turunan.

"Lo, Demian kan?" Bagas sama terkejutnya. Sialan, rival jaman SMA tiba tiba dihadapannya duduk sebagai pemilik perusahaan yang masih muda. Sialan, bukan kah dia kalah jauh.

Demian mengangkat satu alisnya, mengingat ingat dulu ketidaksukaan Bagas terhadap lelaki itu.

"IYA, SAYA," Tegasnya, terkadang matanya melirik kearah remaja yang duduk menunduk disamping Bagas. Bagas mengangguk, "bisa dimulai meetingnya?"

"Hm."

Bagas tidak terlalu memperdulikan, la langsung meminta rasya menyiapkan apa yang akan di presentasikan kepada Demian.

Sebetulnya Demian tidak terlalu tertarik dengan project nya, namun entah kenapa langsung deal saja. Lelaki itu sedang tidak fokus.

Saat ingin mentanda tangan kontrak, Bagas dikejutkan dengan ponsel yang berulang kali berdering. Tak tahan dengan itu, lelaki itu membuka pesannya.

"Hmm....Pak Demian, Saya boleh ijin pamit dahulu, ibu saya tiba tiba di larikan ke rumah sakit, mohon maaf saya harus segera kesana," suara Bagas terdengar panik

Rasya juga ikut panik, ia kebingungan sekali. "Pak saya gimana, ikut bapak?" Buru buru rasya berdiri.

"Minta tolong handle, dimohon kerja samanya, ya," Bagas langsung pergi meninggalkan mereka berdua ruangan tersebut.

Rasya bingung apa yang harus dilakukanya, sangat kikuk berada dihadapan orang yang ia tunggu sejak lama.

Demian menuang Vodka ke dalam gelas kecil yang berisi es kristal. Ia mengamati wajah cantik rasya dan kesederhanaanya.

Alvino (BL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang