"Eh, bangun, Ice! Kaki gue keram!" Solar mengeluh sambil berusaha mengangkat kakinya, tetapi Ice masih terlelap.
Ice akhirnya membuka matanya, terlihat bingung sejenak sebelum menyadari posisinya. "Hah? Solar? Kenapa kamu nggak bangunin aku?" tanyanya sambil mengusap matanya.
"Udah kocak! Tapi lo nya kebo banget kalau tidur," ketus Solar, dia meringis ketika kakinya masih keram.
Ice hanya meringis malu karena ucapan Solar memang benar. Mereka mulai berjalan turun melalui tangga. Setiap langkah yang diambil Solar diiringi dengan keluhan.
"Aduh, kaki gue sakit," keluh Solar. "Ini semua gara-gara lo."
Ice menahan tawa. "Ini cuma sementara. Nanti kakinya bisa balik normal."
"Semoga aja, deh. Kalau enggak, gue bisa jadi lumpuh terus minta-minta di pinggir jalan karena gak bisa kerja," jawab Solar sambil melirik Ice dengan ekspresi dramatis.
Ice tak bisa menahan tawanya lagi, dia membantu Solar berjalan turun. Beberapa kali Solar mendengar bisikan tak enak dari murid yang lewat.
"Itu Solar diapain sama Ice?"
"Perasaan harusnya Ice yang diapa-apain sama Solar."
"Njir, bisa pincang gitu."
Solar menutup wajahnya karena malu, sedangkan Ice yang tak paham hanya mengangkat bahunya tanda tak peduli.
"Gue dikira habis lo serang di rooftop sama anak-anak yang lewat tadi," kata Solar pada akhirnya.
"Hah?" Ice loading sampai 20 detik sebelum menabok wajah Solar.
"Aduh!"
"Woi! Mesum amat pikiran manusia zaman sekarang, astaghfirullah, aku kayaknya harus mandi kembang tujuh rupa habis ini," kata Ice tanpa menyadari ekspresi Solar.
Dua pemuda itu saling bertatapan sebelum Solar memalingkan mukanya duluan, dan berjalan ke kelas. Tak jadi menuju kantin karena wajahnya ditabok Ice tadi.
"Buset, aku salah ngomong ya? Padahal Solar cuma ngasih tahu," gumam Ice sambil menepuk dahinya dengan pelan.
Ketika Ice bercerita pada Blaze, kembarannya itu langsung tertawa sampai tersedak. Sedangkan Halilintar langsung misuh-misuh mendengar gosip siswa lakn tentang Ice. Lalu menyuruh Ice agar mengganti kosakata aku-kamu menjadi lo-gue dan jangan terlalu lembut pada orang.
Bahkan Taufan sampai memberikan buku panduan agar terlihat keren dan macho pada Ice. Gempa hanya bisa menyemangati Ice yang tertekan karena Halilintar dan Taufan memaksa Ice berubah.
Di kelas, suasana menjadi tegang ketika gosip tentang Solar dan Ice mulai beredar. Banyak siswa yang membicarakan hubungan mereka, dan beberapa berspekulasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka di atap sekolah.
Solar merasa tertekan, bukan karena dia peduli dengan apa yang orang lain katakan, tetapi karena dia merasa citranya yang sudah dia bangun dengan susah payah di rehabilitasi kini hancur hanya karena gosip.
"Gue pengen banget ngadu ke Duri, tapi takutnya ntar dia mendadak bikin satu sekolahan banjir darah," gumam Solar agak tertekan sampai-sampai menyebut nama abang kembarnya.
Di sisi lain, Blaze masih tertawa terpingkal-pingkal di kantin, bahkan sampai tersedak lagi ketika mendengar gosip tentang Ice dan Solar semakin parah. Halilintar yang duduk di sebelahnya langsung refleks menepuk-nepuk punggung Blaze, dan dia sedikit geli mendengar rumor aneh yang beredar tentang adik bungsunya.
"Blaze, lo ketawa kayak orang kesurupan," kata Taufan meskipun dia juga ikut tertawa.
"Mulut lo dijaga ya, gue kagak kesurupan, ketawa gue emang kayak gini," balas Blaze sambil mendengkus kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Mask of a Bully (Boboiboy Fanfiction)
FanfikceStart 24 Mei 2024. End 20 November 2024. Setelah Blaze dan Ice sudah akur dan Ice tak dirundung Blaze lagi. Semua masalah telah mereka selesaikan, suatu hari mereka bertemu dengan murid baru yang menjadi adik kelas mereka dengan kepribadian buruk, a...