Typo*
Hehe... Gua mau minta maaf, soalnya tadi pagi kepencet publish. Padahal revisinya belum kelar. Ngehehehekkkk ((plak))
•••••••••••
Pulang sekolah, Aiden tidak langsung pulang ke kediamannya. Kali ini, ia melajukannya motor nya untuk mengunjungi panti asuhan, dimana tempat anak yang sempat ia bantu itu tinggal.
Di luar gerbang panti, Aiden sudah bisa melihat anak-anak yang tengah bermain dengan teman sebaya mereka. Cukup perihatin, karena anak sekecil mereka harus di tinggalkan di tempat ini tanpa kasih orang tua.
Setelah memarkirkan kendaraan nya di samping gerbang, Aiden mulai mengulas senyuman manisnya. Dengan dua kantong plastik besar di kedua sisi tangannya, Aiden melangkah masuk.
"Assalamualaikum." Ucap Aiden menyapa anak-anak yang sedang bermain.
Anak-anak kecil itu lantas menatap Aiden bingung, lalu setelahnya tersenyum cerah kala melihat senyuman Aiden yang manis menatap mereka.
"Waalaikumsalam, kakak siapa?." Tanya seorang anak laki-laki dengan gigi ompong nya.
"Hmm? Kira-kira siapa ya?." Balas Aiden ikut terlihat bingung. Sengaja sebenarnya. Ia hanya ingin sedikit bercanda.
"Ha? Kenapa kakak malah tanya balik? Kita gak tau kakak siapa." Celetuk anak perempuan lain.
Aiden terkekeh, lalu menggeleng "hehe kakak becanda. Kenalin, nama kakak, Aiden. Kakak cuma mau berkunjung sambil ngasih sedikit rizki aja." Ujar Aiden masih dengan senyuman nya.
Mereka semua mengangguk paham "kalo gitu, kakak mau Riri bantu ketemu sama ibu panti gak?." Tanya anak perempuan itu. Namanya Riri
Aiden mengangguk senang "boleh." Balas Aiden.
"Tunggu bentar ya," Aiden menjeda kalimatnya, lalu mengambil beberapa makanan juga es krim dari dalam kantong plastik yang ia bawa.
"Nah, makan nya sambil duduk ya. Jangan berdiri, apalagi sampe lari." Lanjut Aiden sambil memberikan sedikit pesan pada mereka.Mereka mengangguk antusias, lalu membuat lingkaran sambil meletakkan semua camilan kecuali eskrim, di bagian tengah lingkaran.
Mereka semua menurut apa perkataan Aiden, lalu setelah nya menatap remaja baik hati yang memberi mereka makanan itu.
"Terimakasih kakak." Tukas mereka semua sambil tersenyum dan menunduk halus.
Aiden tersenyum kembali, lalu mengelus surai Riri yang berada di sebelahnya.
"Ayo bantu Kakak ketemu sama ibu panti," ajak Aiden "kalian tunggu kakak ya? Nanti kakak balik lagi kesini." Ungkap Aiden, lalu melangkahkan tungkainya mengikuti kaki kecil Riri.
"Kata kakak Aiden, kita di suruh tunggu dulu." Ujar seorang anak laki-laki, namanya Andre.
Yang lain nya mengangguk, lalu meletakkan es krim yang mereka pegang bersamaan dengan jajanan sebelumnya.
Mereka duduk diam dan patuh, sambil sesekali melihat kearah pintu panti untuk melihat kedatangan Aiden kembali.
Jujur saja, mereka sebenarnya ingin memakan eskrim itu, hanya saja, mereka diminta untuk menunggu Aiden kembali.
Hmm.... Sepertinya mereka agak salah paham dalam mengartikan ucapan Aiden beberapa saat yang lalu. Tapi, biarkan saja. Mari lihat bagaimana reaksi Aiden setelah melihat ini nanti.
Diposisi Aiden, anak itu kini tengah duduk di ruang tunggu panti. Kata Riri, 'kakak duduk disini aja. Nanti aku cari ibu panti dulu buat kesini.' begitu ujar gadis cilik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Antagonis (Slow Up)
Подростковая литература🚫VOTE AND KOMEN BRO BRO SEKALIAN!!!🚫 Aidan adalah seorang mahasantri yang memiliki segudang prestasi. Ia menjadi presiden mahasiswa yang begitu di segani di Ma'had nya. Ketua tim basket juga perwakilan taekwondo, begitulah banyak nya prestasi Aida...