Part 26

248 32 3
                                    

"Vai, jemputan gue udah dateng tuh!" Ujar Gamaliel. Dia dan Rivai saat ini sedang berada didepan sekolah, dengan Rivai yang menemani Gamaliel menunggu jemputan nya.

Sebenarnya Rivai sudah menawarkan tumpangan, namun Gamaliel menolak karena sudah menghubungi sopir nya.

"Yaudah, mumpung jemputan Lo udah dateng, gue duluan ya!" Ujar Rivai, dan diangguki oleh Gamaliel.

"Hati-hati dijalan!" Ujar Gamaliel.

Gamaliel melihat kepergian mobil Rivai, bersamaan dengan mobil jemputannya yang berhenti didepannya.

"Sudah lama menunggu, tuan muda?" Tanya sang supir setelah keluar dari mobil.

"Lumayan, setengah jam. Tapi tidak apa-apa," jawab Gamaliel sambil tersenyum, dia tidak boleh mengeluh karena kehidupannya saat ini sudah lebih baik daripada kehidupannya yang dulu, yang mengharuskannya berjalan kaki  untuk pulang sekolah dicuaca panas terik, maupun hujan.

"Silahkan masuk tuan muda," Gamaliel tersenyum, hendak masuk kedalam mobil namun tiba-tiba saja dia merasa tangannya dicekal, membuatnya segera memalingkan tatapannya.

"Tante?" Gamaliel mengernyit bingung, mengapa Rani bisa ada disini?

"Kau benar-benar tidak tahu diri, anak sialan!" Sarkas Rani, semakin mencekal erat pergelangan tangan Gamaliel.

"Mohon maaf nyonya, sebaiknya anda jangan mengusik hidup tuan muda Gama!" Ujar sang supir.

"Diamlah sialan! Kau hanya pekerja disini!" Bentak Rani.

"Dan kau anak sialan! Gara-gara kau aku dan keluargaku diusir oleh kak Mike! Kau benar-benar harus diberi pelajaran!" Rani mengangkat tangan sebelah nya, hendak menampar Gamaliel namun tangannya langsung dicekal oleh sang supir.

"Saya tidak akan membiarkan anda menyakiti tuan muda Gama, nyonya!" Ujar supir tersebut.

"Jangan ikut campur, sialan!" Rani menghempaskan tangan pria itu.

"Kau seharusnya tau diri, Gama! Kau hanyalah anak yang tidak diinginkan kehadirannya oleh kak Mike sejak awal!! Dia membencimu dan juga ibu lacur mu itu!"

Bugh!

"Akh!"

"Kau yang pelacur, bukan mommy ku, wanita sialan!!" Bentak Gamaliel. Sungguh, kesabarannya selalu terkuras penuh bila dihadapkan dengan wanita ini.

"Aku tidak pernah mengusik hidupmu, tapi itu bukan berarti aku tidak tau tentang kebusukan mu! Aku hanya diam, karena aku bukan orang sepertimu yang suka sekali mengolok-olok orang lain!" Ujar Gamaliel.

Dia memang tidak berbohong, walaupun ketika mereka datang beberapa hari yang lalu Mike memperkenalkan mereka kepadanya, namun sebenarnya dia sudah kenal mereka sejak lama.

Beberapa tahun yang lalu ketika dia berusia lima belas tahun, mereka juga pernah datang ke mansion Mike, namun pada saat itu Mike mengancamnya agar dia tidak menampakkan diri didepan keluarga dari ibunya Bastian tersebut.

Ketika dia baru saja ingin ke kamarnya setelah menyapu taman belakang mansion, dia tidak sengaja mendengar percakapan antara Rani dan Branden yang benar-benar membuatnya tidak habis pikir.

Namun pada saat itu dia diam saja dan membiarkan mereka, karena dia yakin Daddy nya adalah seorang yang bijak dalam segala hal, kecuali dalam hal menerimanya dan mommy nya.

"Tahu apa kau anak sialan?!" Teriak Rani setelah berdiri dengan benar.

Gamaliel mengedikan bahunya, kemudian dengan santai masuk kedalam mobilnya.

"Ayo masuk, pak. Tidak usah meladeni wanita itu, dia sudah tidak waras. Karena dia telah gila dengan harta!"

"ANAK SIALAN!! BERHENTI!!!"

 Son Of A MurdererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang