Menembus Batas Hukum

2 2 0
                                    

Chapter I part II

Zhenya tersenyum tipis, puas dengan jawaban Alex. "Bagus. Kalau begitu, mulai sekarang, anggap saja kita punya perjanjian. Ini akan jadi awal dari perjalanan barumu." Saat itu, Alex tidak tahu bahwa kata "perjanjian" yang terdengar sederhana justru akan mengubah seluruh hidupnya. Zhenya melirik ke arah Alex, tatapan tajamnya menyiratkan sesuatu yang serius. “Kerjaan ini beda dari yang pernah kamu bayangkan. Enggak ada yang bakal ngasih jaminan, dan nggak semua orang bisa bertahan.” Dia berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya dimengerti oleh Alex. “Aku nggak bisa janjiin kemewahan, tapi kalau kamu berani, ini bisa jadi jalan keluar buatmu.” Alex menelan ludahnya, dia tahu bahwa ini mungkin lebih serius daripada apa yang dia bayangkan.

“Kau tahu,” kata Zhenya dengan nada tegas tapi santai, “kadang ada orang-orang tertentu yang menghalangi jalan kita. Orang yang menyalahgunakan kekuasaan atau membahayakan orang lain. Pekerjaan kita adalah… membersihkan (membunuh) orang-orang seperti itu.” Dia berhenti sejenak, melihat reaksi Alex. Alex terkejut, "Membersihkan? Itu artinya.." Sebelum Alex melanjutkan, tiba tiba kopi dan kukis pesanan Alex datang, "Terimakasih" Ucap Zhenya dengan ramah ke pelayannya. Zhenya menunggu pelayan itu pergi sebelum kembali fokus pada Alex, mengisyaratkan dengan pandangan yang dalam dan tajam. “Ya, membersihkan, Alex,” lanjutnya dengan nada yang lebih rendah, tapi tetap tegas. “Menghilangkan mereka yang membuat kota ini semakin gelap dan suram. Tugas kita bukan hanya sekedar untuk keuntungan, tapi juga untuk sebuah... keseimbangan. Beberapa orang memang harus disingkirkan agar orang lain bisa hidup lebih baik.” sambungnya.
Zhenya berhenti sejenak, lalu tiba tiba Alex menyahut Zhenya sebelum dia berbicara, "Zhenya maaf menyela, tapi sebelum itu, apa tugasmu? Apakah kamu juga seorang yang suka membersihkan orang orang itu?" Zhenya mengangguk pelan, tetapi juga terlihat agak ragu, Zhenya menarik napas dalam, tampak memilih kata-kata dengan hati-hati. “Oh, bukan aku yang langsung... membersihkan mereka,” jelasnya, menekankan dengan nada yang lebih lembut. “Tugasku lebih ke arah... mendukung dari belakang. Aku yang memastikan semuanya berjalan lancar, menghilangkan jejak, mengubur bukti dalam dalam. Kau bisa bilang aku adalah... bayangan yang bergerak tanpa terlihat.”

Alex memiringkan kepalanya ke samping dengan ekspresi penasaran, "jadi kamu dalangnya?" Zhenya tertawa kecil, "ya, semacam itu. Dan itulah mengapa aku mencari orang yang dapat terjun ke lapangan, yang membersihkan mereka secara langsung, sedangkan aku akan membantu dalam menghapuskan jejak, bukankah itu terdengar bagus?"
Alex menatap Zhenya dengan mata lebar, seakan mengingat kembali semua kata-kata yang baru saja diucapkan. “Jadi, kamu ingin aku jadi... pembunuh bayaran? Apakah itu yang kamu maksud dengan membersihkan orang-orang itu?” Zhenya menutup mulut Alex dengan cepat, dan dia mengisyaratkan Alex untuk lebih berhati hati dalam berbicara, "shhh, pelan pelan. Gunakan kata sinonim yang ramah, kita di kafe." Alex menatap Zhenya dengan bingung, tapi dia mengangguk, menyadari pentingnya menjaga kerahasiaan. "Maaf, Zhenya. Jadi... kamu ingin aku jadi semacam, hmm, 'penyelesai masalah'?" Zhenya tersenyum tipis, senang dengan pilihan kata Alex yang lebih hati-hati. "Persis." Ucap Zhenya dengan nada yang serius tapi lembut, "Kata 'penyelesaian' boleh juga, aku suka dengan pemilihan kata itu. Jadi anggap saja, aku ingin kamu 'menyelesaikan' orang orang itu, sedangkan aku 'menghapus' jejak kotormu. Jadi bagaimana dengan tawaran ini, apakah kamu setuju?" Alex diam sejenak, berusaha mencerna kata kata itu dengan benar, Alex mengangguk dengan tegas, lalu nadanya berubah lebih serius, "jika itu bisa melepaskan rasa sakitku, maka kenapa tidak?" Ucap Alex dengan nada yang serius.

Zhenya mengangguk, seolah memahami pikiran Alex. "Baiklah, mari kita mulai pekerjaanmu dari yang lebih sederhana. Kita tidak perlu langsung menargetkan orang-orang yang berpengaruh, lebih baik kita latih keterampilanmu dengan 'menyelesaikan' beberapa target yang levelnya lebih rendah. Seperti kriminal kecil kecilan. Tapi sebelum itu, sepertinya setelah ini percakapan kita akan lebih sensitif, habiskan dulu makanan dan minumanmu, aku akan membawamu ke tempat lain." Alex mengerti betapa sensitifnya pembahasan ini di tempat umum seperti kafe, walaupun sepi, tapi tidak menjamin keamanan. Dia memakan kukis dan meminum kopinya, sedangkan Zhenya hanya bermain dengan handphone-nya. Setelah 20 menit, mereka keluar dari kafe, kali ini Zhenya mengajaknya ke tempat yang lebih aman untuk membahas hal hal sensitif seperti ini. Mereka sampai di gang sempit dan Zhenya berhenti di depan pintu usang, melirik ke arah Alex sambil memberikan senyum penuh arti. "Hey Jangan tegang gitu dong, ini hanya bagian dari keamanan kami," ucapnya santai. Dia kemudian merogoh kantongnya, mengeluarkan kunci tua dan memutar gagangnya perlahan.

Crimson BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang