Chapter I part III
Zhenya dan pria itu membawa Alex kedalam ruangan yang terlihat bagus tapi berbahaya. Ruangan ini terdapat banyak benda benda tajam, dan beberapa senapan api, meski begitu ruangan ini bersih dan ada beberapa perabotan minimalis. Zhenya menatap pria itu dan bertanya kepadanya, "jadi, kamu mau ikut ngelatih dia atau nggak?" Pria itu berpikir sejenak seolah olah mempertimbangkan kata kata itu, "nggak, makasih. Aku masih mau mabuk" Ucapnya dengan tegas dan langsung pergi meninggalkan ruangan itu. Zhenya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecut, "Dia gak pernah serius, ya? Tampang doang keras, kena alkohol dikit kecanduan." Zhenya menghela napas, lalu menoleh kembali ke Alex yang masih terlihat bingung dengan semua benda tajam dan senjata di sekitarnya. "Oh ya, Alex, jangan khawatir, ini semua untuk latihan, semuanya cuman replika kok. Memang khusus buat latihan." katanya sambil menyentuh salah satu senapan. "Kita akan mulai dengan beberapa hal dasar, dan mungkin juga beberapa latihan yang lebih menarik."
Alex mengamati ruangan itu, sedikit tegang. "Latihan apa yang kamu maksud? Apa ini berbahaya?" tanyanya, suara sedikit bergetar. Zhenya tertawa kecil, dan dia menaruh tangannya diatas pundak Alex, "Nggak, sama sekali nggak berbahaya. Disini aku hanya mau mengajarkanmu kemampuan dasar yang harus dipunyai semua kriminal." Zhenya kemudian menarik kursi dan menaruhnya di belakang Alex, "silahkan duduk" Ucap Zhenya dengan nada kasual seperti biasa. Alex pun mengangguk dan duduk diatas kursi itu, "kalau boleh tahu, aku harus apa?" Tanya Alex penasaran, Zhenya menghela napas, dia berpikir sejenak, "jadi... Hmm.. gimana cara jelasinnya? Oh ya. Kamu tahu kan setiap kriminal pasti diharuskan untuk berbohong, membalikkan fakta, membelokkan alur, dan lain lain?" Alex tak perlu waktu lama untuk menyerap kata kata Zhenya, dia pun lantas mengangguk paham. "Bagus kalau kamu paham, disini aku akan memberikanmu sebuah situasi yang cukup kompleks, kamu diharuskan untuk berbohong se natural mungkin."
Alex mengangguk paham untuk kedua kalinya, disini Alex tidak banyak bicara, dia fokus mendengarkan instruksi dari Zhenya. "Oke aku siap, bagaimana situasinya?" Kata Alex, dia benar benar siap untuk latihan ini. Zhenya puas dengan respon tegas dari Alex, "baiklah kalau begitu, katakanlah kamu telah mencuri beberapa barang penting" Zhenya berhenti sejenak, lalu dia melanjutkan kata katanya, "Dan sekarang kamu sedang diinterogasi oleh pihak keamanan yang mencurigai kamu. Ingat, fokus utama kamu adalah untuk meyakinkan mereka bahwa kamu tidak bersalah, atau paling tidak mengaburkan kecurigaan mereka." Alex mengangguk paham, Zhenya kemudian menjelaskan lagi, "lalu kita akan bermain peran, anggap saja aku disini adalah salah satu petugas keamanan yang mencurigaimu, yang perlu kamu lakukan adalah menjawab tanpa ada rasa ragu, jawablah secukupnya, jangan terlalu detail, jangan ada celah. Jangan sampai ada gerak gerik mencurigakan, kamu paham?" Alex pun langsung menjawab dengan percaya diri, "aku paham."
Itu cukup membuat Zenya yakin bahwa Alex benar benar siap, Zhenya kemudian menatap Alex dengan tatapan tegas dan mulai dengan nada interogatif, "Jadi, dari laporan yang kami terima, kamu terlihat di sekitar area penyimpanan barang sebelum kejadian. Apa yang kamu lakukan di sana?" Alex berusaha tetap tenang dan berusaha memasang muka netral. "Maaf, tetapi waktu itu aku hanya mengambil jalan pintas untuk pulang ke rumah. Aku nggak tahu apa apa soal tempat penyimpanan itu." Zhenya memperhatikan Alex dengan seksama, mencoba menangkap setiap perubahan kecil dalam ekspresinya maupun gerak geriknya. "Jalan pintas, ya? Menarik. Tapi laporan juga menyebutkan kalau kamu berhenti sebentar di depan pintu penyimpanan itu. Apa ada alasan khusus?" tanyanya, suaranya datar tapi penuh tekanan. "Aku hanya penasaran karena ada suara di gudang itu, memangnya melirik kesana itu salah? Aku bahkan tidak masuk ke gudangnya." Zhenya menaikkan alisnya, menahan senyum kecil. “Oh, jadi kamu hanya melirik, ya?” Nada bicaranya terdengar seolah ia sedang menguji kebenaran kata-kata Alex. "Hmm, tetapi laporan mengatakan bahwa kamu berdiri lama disitu. Sebenarnya apa yang kamu lakukan?"
Alex berpikir sejenak, sambil menelan ludahnya, lalu dia langsung memasang komuk yang lebih serius, "aku mendengar suara orang batuk batuk. Dan beberapa suara aneh lainnya. Aku hanya penasaran apa yang orang itu lakukan di tengah malam seperti ini." Zhenya menyipitkan mata, menatap Alex dengan sorot tajam yang mencoba membaca reaksi dan keteguhan dalam jawabannya. "Orang batuk-batuk, ya? Menarik, tapi ini bukan area umum yang biasa dilewati orang lain pada jam segitu. Jadi, kamu benar-benar cuma berhenti karena penasaran dengan suara batuk itu?" Alex mengangguk tegas, posturnya terlihat percaya diri, "Benar, maka dari itu aku ke tempat itu. Aku tahu mungkin kelihatan aneh, tapi aku cuma sekedar penasaran. Apalagi di waktu malam, tempat itu kan biasanya sepi, jadi suara sekecil apapun jelas menarik perhatian." Zhenya tersenyum puas, tetapi belum selesai sampai situ, Zhenya berusaha membuat situasinya semakin menegangkan. Zhenya menyandarkan diri ke meja, menatap Alex dengan tatapan yang semakin intens. Dia sengaja menambah tekanan dalam suaranya, membuat situasi lebih panas. "Penasaran? Itu jawaban yang bagus, tapi sayangnya, aku nggak sepenuhnya percaya. Kalau begitu, jelaskan satu hal lagi. Mengapa setelah ‘melirik sebentar’ kamu malah berjalan ke arah pintu gudang dan sempat menyentuh gagangnya? Apa kamu masih penasaran juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Blood
ActionAlex tumbuh di tengah keluarga yang awalnya hangat dan penuh perhatian, hingga krisis tak terduga merenggut semua itu, menjadikan hidupnya penuh tekanan dan penderitaan. Dalam keadaan terpuruk, Alex bertemu seseorang yang membuka jalan menuju kelomp...