Perkenalkan namaku Natusya Arabella Aditama. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Hidupku terbilang sangat biasa untuk ditahap membosankannya dunia. Aku terlahir dari keluarga yang cukup mampu dan berkecukupan. Tapi
dibalik itu semua, aku tidak seberuntung itu dalam pergaulan sosial.
Dari masa kecilku sering kali mendapatkan perundungan. Bahkan sampai aku menginjakkan kakiku di Sekolah Menengah Atas-pun tidak juga membuatku berhenti mendapatkan perlakuan buruk itu. Aku sendiri masih cukup mengingat rasa sakit dari setiap pukulan yang dilakukan temanku dimasa Sekolah Dasar. Aku juga mengingat rasa terhina diteriaki sebagai pelacur saat duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama.
Tidak ada yang tau aku mendapat perlakuan yang buruk itu termasuk kedua orang tuaku. Orang tua-ku bahkan tidak tau aku hampir dilecehkan oleh guruku saat aku SMP. Berlanjut sampai SMA pun aku tetap mendapatkan perlakuan buruk itu walaupun hanya berupa cacian bukan melukai fisikku. Tapi tetap saja itu sangat membekas untukku sampai sekarang.
Ada juga satu hal yang sangat aku benci sampai sekarang adalah dimana aku tidak bisa menceritakan apa yang aku lalui kepada orang tuaku. Aku selalu menyimpan kejadian buruk itu, kejadian yang dimana membuat hidupku hancur. Yaa, aku hancur bahkan sangat kotor. Aku diperkosa dan aku takut untuk menceritakan kejadian buruk itu yang membuatku trauma hingga sekarang.
Aku selalu merasa hidupku sangat tidak berguna bahkan sangat teramat kotor untuk siapapun. Karna hal itulah yang membuatku mati rasa terhadap apapun terlebih ditambah dengan pengalaman perundungan yang selalu aku dapatkan.
A-aku sendiri terkadang merasa kesepian. Aku selalu merasa tidak ada tempat untukku pulang. Ada beberapa orang mengatakan kalau keluarga adalah tempat pulang yang sebenarnya. Tapi aku sendiri tidak merasakan hal itu. Entahlah ini perasaanku saja atau bagaimana. Aku selalu berpikir bahwa aku memiliki luka batin saat masa kecil dan itu yang membuatku tidak merasakan arti pulang pada keluargaku sendiri.
Mungkin akan ada yang menyanggah tentang pendapatku ini yang mana luka batin saat masih kecil itu hanyalah sebuah alasan. Tapi tidak untukku, aku yang sedari kecil selalu mendengar bentakan, aku yang selalu melihat perlakuan berbeda dari ibuku kepadaku dalam cara pengasuhannya pada adikku, aku yang juga selalu dibandingkan oleh ayahku dengan anak yang lain. Terkadang aku ingin berteriak mengutarakan rasa sakitku. Aku juga terluka dan aku juga anak kalian tapi mengapa aku berbeda. Mengapa masa kecilku dipenuhi suara bentakan?? Mengapa aku tidak diperlakukan lembut seperti adikku?? Mengapa aku tidak dibimbing dalam belajar seperti adikku?? Aku bodoh dan aku mengakui tidak sepintar adikku, tetapi bukankah anak yang pintar dibentuk dari didikan orang tua. Lantas kenapa aku tidak mendapat bimbingan seperti adikku ??
A-aku sangat terluka, mengapa aku juga harus dilahirkan dengan wajah ini. Wajah yang selalu diberi cacian bahkan dengan sebutan pelacur oleh setiap temanku. Aku bukan pelacur dan aku tidak pernah menjual tubuhku lantas mengapa banyak yang meneriakiku pelacur?? Apakah aku setidak pantas itu untuk dihargai ? Bahkan aku selalu merasa ucapan pelacur itu adalah doa bagi semua orang. Yaaa, itu adalah doa mereka terhadapku sehingga aku mengalami nasib sial diperkosa. Hahaha menyedihkan bukan??? Akupun berpikir demikian.
Berulang kali aku selalu mencoba bunuh diri tapi berulang kali juga aku selalu selamat. Aku memang sering melakukan hal itu karna aku merasa kosong dan hampa. Aku tidak memiliki tempat berpulang pada keluargaku dan pada akhirnya aku memutuskan merantau untuk sekedar mencari ketenangan. Tapi bukan berarti percobaan bunuh diriku berhenti begitu saja. Aku selalu membuat tanda pada tubuhku untuk meluapkan rasa sakitku. Aku juga sering meminum obat dengan jumlah banyak dengan harapan tidak melihat kejamnya dunian namun yang selalu aku dapatkan hanya perasaan pusing saat terbangun. Tidak segan juga berniat menabrakkan diri tetapi yang aku dapatkan hanya luka ringan. Entahlah aku berpikir Tuhan sangatlah menyayangiku. Walaupun aku tidak percaya padanya tetapi Tuhan selalu punya cara untuk menyelamatkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semestaku
Non-FictionBerawal dari pertemuan yang tidak terduga, dia Natanael yang sekarang menjadi suamiku. Pria yang tidak aku sangka memiliki cinta yang hebat untukku. Entah karma baik apa sehingga aku yang selalu merasa sendiri dipertemukan sosok yang selalu menemani...