05. Gemuruh Dari Bawah Air

0 0 0
                                    

Pada dahulu kala, ketika bumi belum dipadati oleh pabrik ataupun banyak industri lainnya yang merusak keindahannya, hidup dengan damai hewan-hewan disuatu hutan yang asri. Hutan itu masih dipenuhi berbagai pohon-pohon besar karena tanah di hutan tersebut mengandung banyak unsur hara. Tak hanya itu, hutan tersebut juga dialiri oleh rawa dengan air yang mengalir perlahan bak tiupan angin sepoi-sepoi. Hutan dengan luas yang tak terhitung itu dipenuhi dengan keindahan. Sehingga siapapun yang melihatnya pasti akan tersenyum dan lupa akan lelahnya. Disanalah juga para hewan-hewan hidup tanpa harus khawatir akan kehilangan rumah esok harinya.

Bulan berpamitan, dan kini giliran matahari  yang menyapa seluruh penghuni hutan yang sedang sibuk melakukan aktivitasnya pagi itu. Rusa muda berlari-larian kesana kemari, Ibu burung terbang mencari makan untuk anaknya, serta para tupai yang sedang sibuk mengetuk-ngetuk kacang kenari. Begitu juga dengan para hewan yang hidup di perairan, mereka juga melakukan aktivitasnya pagi itu. Namun tak seperti biasanya, pagi mereka dimulai dengan cek-cok hari ini.

Semuanya dimulai ketika kodok yang baru saja datang dari daratan berkunjung ke rawa untuk melihat-lihat tanah kosong. Ia berniat mencari tempat untuk membuat sarang yang nyaman. Hari itu adalah hari pertama kodong mengunjungi rawa. Sebelumnya ia tinggal diantara rerumputan liar yang tinggi berlantaikan tanah lumpur yang basah. Ia tak pernah sekalipun tertarik untuk membangun sarang di rawa, karena menurutnya tak efisien. Kodok merasa hewan-hewan perairan tak seberbakat para hewan daratan. Tetapi karena ia ingin menemukan sarang baru, terpaksa ia meninjau hingga ke dalam rawa.

Sesuai dugaanku, mereka memang tidak sekeren makhluk darat" ujar kodok pelan sambil memperhatikan ikan yang berlalu-lalang.

Seekor ikan sadar bahwa kodok sedang memperhatikan dia dan teman-temannya, ikan lele pun menghampiri kodok. "Halo Kodok, apa yang sedang kau perhatikan?" Tanya Ikan Lele sambil tersenyum.

Kodok menaikkan satu alisnya, lalu menyeringai, "Aku tak melihat satupun hewan yang lebih hebat daripada hewan darat disini"

Raut wajah Ikan Lele langsung berubah ketika mendengar ucapan sang Kodok. Apa maksud dari perkataan Kodok tersebut? Apakah ia sedang mencoba memulai perkelahian? Batik Ikan Lele. "Apa maksudmu? Apakah kau menantang para penghuni perairan?" Tanya Ikan Lele sengit.

"Memangnya kalian akan menang?" Jawab Kodok tak kalah sengit.

Cek-cok antara Kodok dan Ikan Lele menarik perhatian para hewan lain untuk berkumpul. Bahkan para hewan darat memperhatikan dari atas air. Semuanya ingin tahu apa yang terjadi karena cek-cok tersebut menyebabkan gemuruh sehingga menarik perhatian hewan-hewan yang tadinya hanya berniat untuk lewat. Hasil dari cek-cok itu adalah akan diadakannya lomba antara hewan darat dan perairan.

Kodok langsung berenang menuju daratan, ia langsung mengunjungi sarang Berang-berang yang terdekat dari sana. "Hai Berang-berang, dua hari lagi akan diadakan lomba antara hewan darat dan perairan, kau harus ikut ya!"  Ucap Kodok.

Tanpa melihat ke arah Kodok, Berang-berang menjawab, "Aku tidak tertarik, aku sibuk mengurus anakku" Berang-berang langsung meninggalkan Kodok, melanjutkan aktivitasnya kembali.

Kodok menghentakkan kakinya kesal. Kini ia mencoba merayu Kijang untuk mengikuti lomba ini. Namun tak berbeda dengan Berang-berang, Kijang menolak untuk mengikuti lomba itu. Begitu juga dengan hewan-hewan lainnya. Mereka menolak dengan berbagai alasan. Kodok akhirnya pulang ke rumahnya.

Keesokan paginya, Kodok tiba-tiba mendapatkan sebuah ide brilian. Ia pergi ke tengah hutan dimana hampir semua hewan di hutan itu dapat mendengarnya. "Pengumuman, pengumuman, barang siapa yang mengikuti perlombaan yang akan diadakan satu hari lagi, akan diberikan kepadanya hadiah menarik yang tak akan pernah bisa kalian bayangkan! Perlombaan ini adalah perlombaan melawan hewan dari perairan, jadi pastikan kalian memenangkannya, pendaftaran dimulai saat ini juga!"

Mendengar adanya hadiah besar yang akan diberikan, hewan-hewan lainnya langsung berbondong-bondong untuk mendaftarkan diri. Kodok tersenyum legah, walaupun ia belum tahu apa yang harus diberikannya nanti. Dia memutuskan untuk memikirkannya setelah melihat hasilnya. Akhirnya dipilihlah perwakilan masing-masing lomba. Kelinci untuk lomba lari, Berang-berang untuk lomba berenang, dan Burung Berkik untuk lomba terbang. Begitu juga dengan hewan perairan, mereka sudah memutuskan para calon peserta masing-masing lomba. Dengan sedikit taktik, mereka yakin bisa memenangkan tiga cabang lomba tersebut.

Hari dimana perlombaan dimulai telah tiba. Seluruh penghuni hutan berkumpul disepanjang aliran sungai hari itu. Kodok sudah duduk santai dibawah selembar daun pisang. Sementara Ikan Lele masih menjelaskan taktiknya kepada seluruh peserta dari dasar perairan. Para simpanse mulai mengetuk-ngetuk buah kelapa ke arah pohon jati, pertanda lomba akan segera dimulai. Para hewan perairan pun mulai naik ke atas permukaan.

Lomba pertama, yaitu lomba berenang akan segera dimulai. Berang-berang dan Ikan Lele sudah bersiap di posisinya. Kodok yang melihat Ikan Lele sebagai perwakilan lomba langsung berdiri dari duduknya, ia merasa akan sangat terhina bila ia tidak menjadi perwakilan juga. Kodok pun berteriak ke arah para hewan daratan. "Untuk lomba lari aku saja yang wakilkan!”

Kelinci yang mendengar hal itu langsung menghampiri Kodok, "Kenapa begitu? Aku sudah berlatih keras untuk lomba ini. Lihatlah, bahkan telapak kakiku sudah dipenuhi darah karena menginjak banyak bebatuan tajam" ujar Kelinci sambil memperlihatkan telapak kakinya yang penuh luka dan darah.

"Pokoknya aku saja! Kau juga tak akan memenangkan lomba ini" jawab Kodok kejam, lalu ia pergi mendekat ke arah perlombaan berlangsung. Meninggalkan para hewan darat yang mendengarnya. Mereka ikut kesal melihat tingkah Kodok yang seenaknya sendiri. Kijang juga menggeleng-gelengkan kepalanya, hatinya ikut sakit melihat Kelinci yang menangis setelah diperlakukan kejam oleh Kodok.

Tak lama poin sementara diumumkan. Lomba berenang dimenangkan oleh Ikan Lele yang sangat tangkas, sementara lomba lari dimenangkan oleh Kodok. Kini tinggallah lomba terakhir, yaitu lomba terbang. Burung Berkik telah bersiap diposisinya, begitupun dengan Belut yang telah dililit oleh dedaunan membentuk seperti sayap. Disinilah rencana Ikan Lele dijalankan. Belut berdiri diatas tangan pendek Buaya, lalu ketika hitungan ketiga, Buaya langsung melempar Belut hingga menyerupai seperti Belut sedang terbang. Burung Berkik yang melihatnya terkejut sehingga tak sengaja menabrak pohon kelapa yang menjulang tinggi. Otomatis lomba tersebut dimenangkan oleh Belut. Namun Kodok dapat mencium kecurangan disana.

"Hei itu tidak sah! Kalian harus lihat, Buaya yang melempar Belut. Belut bukan terbang, melainkan ia hanya jatuh dengan gaya! Itu tidak sah!" Teriak Kodok sambil melihat ke arah penonton.

Namun bukannya merasa tak adil, seluruh penonton justru tertawa, merasa itu lucu. "Ya memang begitu. Tuhan sudah menciptakan seluruh makhluk-Nya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bisa jadi kekuranganmu adalah kelebihan orang lain, begitupun juga sebaliknya. Dari awal lomba inilah yang lucu dan tak masuk akal" ujar Cacing Tanah sambil menahan tawanya.

"Betul, aku juga mengikuti lomba ini hanya untuk hadiah" sahut Berang-berang.

"Kami pun begitu, siapa yang suka diremehkan dan dihina?" Balas Buaya diiringi oleh anggukan oleh hewan-hewan lainnya

Mendengar semua perkataan itu, Kodok melengos pergi. Setelah kejadian itu ia pergi ke atas bukit dan membangun sarangnya disana, Kodok pun kini tinggal sendirian. Setelah kesombongannya yang hanya mempermalukan dirinya sendiri, Kodok sudah tak punya muka untuk bertemu hewan lainnya.

Kidung Rimba: Lantunan Kisah Tak Terukir Para Fauna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang