Bab 41.

243 60 1
                                    

Nathan tidak percaya kalau anastasia datang mencari dirinya langsung ke agensi, dia lekas menarik tangan anas untuk masuk kedalam studio nya. Dia lekas menutup pintu studio agar tidak ada orang lain yg mendengar pembicaraan dia dengan anastasia. Menatap tajam ke arah anastasia sementara anastasia dia sudah tersenyum mengejek.

"Ngapain lo kesini" kata Nathan dengan ketus.

Anastasia melipat tangannya di dada "gue cuman mau kasih tau aja sama lo, kalau gue sempet hamil lo harus tanggung jawab. Tanggung jawab dengan apa yg sudah kita lakukan."

"Cih, lo pikir gue mau apa tanggung jawab. Bukan nya dulu lo gugurin terus saat lo hamil kenapa minta pertanggungjawaban gue sekarang."

"Karena gue gak mau ngelakuin dosa itu lagi, nathan."

Nathan hanya memandang sinis ke arah anas, sejujurnya dia tidak berminat bertanggung jawab atas apa yg mereka lakukan. Toh hubungan mereka sebatas friend with banefit tidak ada unsur cinta didalam nya, Nathan akan memilih pasangan yg menurut dia tidak rusak, sementara anastasia sejak awal kenal anastasia dia tahu kalau anas adalah gadis rusak yg sudah dipake banyak orang.

"Kamu yakin nanti kalau hamil itu anak gue" tantang Nathan membuat anastasia terdiam.

"Lo gak akan bisa jawab kan, karena gue udah tau sepak terjang lo anastasia. Lo cuman perempuan murahan yg sudah banyak tidur dengan laki laki lain, dan lo pikir gue gak tau apa."

Anastasia langsung menampar wajah Nathan bahkan menampar dua kali, Nathan hanya terkekeh sinis. Lalu dia juga menampar anastasia dan lekas menarik tangan nya dengan kasar.

"Nathan lepasin gue. Gue gak mau pergi kalau lo janji bakalan tanggung jawab atas gue. Nathan lepasin."

Nathan mendorong badan anastasia dengan kuat membuat wanita itu tersungkur, lantas Nathan berjongkok didepan wanita itu dengan tatapan tajam.

"Setidaknya lo belum hamil kan, dan kalau pun lo hamil gue gak bakalan tanggung jawab."

Anastasia sudah tidak ada harga dirinya sekali sebagai perempuan, dia udah terhina didepan nathan. Padahal kalau tidak salah ingat dia nathan lah yg lebih dulu menjadikan dia sebagai partner seks nya, namun lihat sekarang nathan mencampakan dia seperti sampah.

Nathan lekas menutup pintu studio nya dengan kencang membuat anastasia terkejut, wanita itu pun pergi dengan perasaan yg berkecamuk. Ketakukan dia akan hamil anak Nathan kembali menyeruak, dia tidak bisa begini terus kalau misal dia ketahuan hamil dengan orang tuanya tanpa ada lelaki yg bertanggung jawab gimana nasib dirinya, jalan salah satunya adalah dia harus kabur dari Indonesia. Persetan dengan pekerjaan nyatanya di Indonesia tidak ada tempat buat dia lagi.

Didalam studio nya Nathan membuang nafas berkali kali, rasa kesal di hatinya masih ada atas kedatangan anastasia. Dia tidak menyangka jika anastasia meminta pertanggungjawaban atas dirinya kalau anas hamil. Jelas Nathan tidak terima karena dari awal yg dia inginkan buat anas.

Dia bertemu dengan anas saat dia lagi patah hati, patah hati karena di tolak seseorang cewe karena dulu dia tidak mempunyai pekerjaan tetap. Dan sekarang dia di tolak dengan langit secara tidak langsung membuat hidup nya berantakan, lagian kenapa dia harus bertanggung jawab atas kehamilan anas disaat dia dan anas tidak ada ikatan apapun selain partner seks.

"Memalukan!"

Nathan tidak bisa berdiam diri terus dia harus cari cara agar bisa kabur dari Indonesia, dia tahu latar belakang keluarga anas. Dia takut jika anas memberitahu kan ke keluarga nya maka bisa habis dia.

"Jalan satu satunya gue harus ke amerika. Ya, memenuhi kerja sama agensi disana. Tapi sebelum itu gue harus ketemu langit buat terakhir kalinya."

Nathan telah memutuskan akan pergi ke Amerika, dia akan memulai hidup baru disana. Namun sebelum berangkat kesana dia harus bertemu dengan langit untuk terakhir kalinya. Dan berjanji tidak akan pernah mengganggu lelaki manis itu.



****

Langit bergerak gelisah dan meraba sisi ranjang nya, dia membuka matanya perlahan dan melihat jika sisi ranjang nya kosong. Dia lekas bangun karena tidak ada biru disamping nya, dia lekas melihat jam di ponsel baru pukul lima pagi, dia mendesah pelan dan langsung turun dari ranjang dengan menutup seluruh badan nya yg polos dengan selimut tebal.

Dia berjalan tertatih karena lubang serta paha nya terasa sakit akibat permainan semalam, dia menghembuskan nafas lelah mengingat jika biru sangat liar diatas ranjang. Dia tidak menyangka jika permainan nya dengan biru bisa sepanas itu, namun langit tidak akan pernah menyesal karena dia juga menikmati permainan tersebut.

Saat dia melangkah ke arah kamar mandi, pintu kamar terbuka menampilkan biru yg membawa segelas susu. Dengan cepat dia meletakan nampan tersebut dan langsung menghampiri langit.

"Kenapa bangun, hm?" Tanya nya membuat langit menggeleng.

"Ke bangun pas mau meluk mas eh mas gak ada."

"Aku tadi buat susu sama roti buat sarapan, bisa jalan."

Dengan malu langit menggeleng memang dia akui agak susah jalan, maka dengan senang hati biru mengangkat dirinya. Langit lekas mengalungkan tangan nya ke leher biru.

"Merah banget ulah siapa sih" ejek biru membuat langit menyembunyikan wajahnya.

"Mas kalau main gak ingat tenaga, kaki aku sampai pegel ini."

"Nanti aku obati, maaf ya karena mainnya terlalu liar. Gimana lima tahun kita gak melakukan adegan dewasa."

"Mulut mas biru mau aku pukul."

Biru cuman tergelak saja dia lekas mendudukan langit di kursi dekat wastafel, lantas dia mengisi air hangat kedalam bathtub dengan aroma terapi. Setelah semuanya selesai dia lekas mengangkat langit dan perlahan memasukan langit kedalam bathtub.

"Mau dimandikan sekalian?"

"Nggak mas, makasih. Ntar aku digempur lagi sama kamu. Ini aja masih lecet loh."

"Aku bercanda sayang, kalau udah selesai panggil aku ya. Nanti aku gendong lagi."

Langit mengangguk mengiyakan lantas biru segera keluar dari kamar mandi, membiarkan langit berendam untuk merilekskan tubuh nya. Sambil menunggu langit, biru sekalian mengecek pekerjaan nya. Walaupun langit adalah asisten pribadi nya tetap saja dia juga mengecek pekerjaan serta jadwal nanti.

Satu jam telah berlalu langit memanggil biru, lekas biru pun masuk kedalam kamar mandi. Dia memakaikan bathrobe ketubuh kekasihnya agar hangat. Lantas dia menggendong langit lagi keluar kamar mandi, mendudukan langit dan memakainya pakaian buat langit, namun  tidak dengan celana nya karena lubang langit masih perih.

"Kamu hari ini gak usah masuk kantor sayang."

"Loh nanti jadwal kamu berantakan mas, gaklah aku bakalan masuk kantor hari ini."

"Sayang emang kamu sanggup jalan, hm. Kalau masalah itu tenang aja aku bisa minta tolong Richard buat menghandel. Kebetulan dia masih nganggur."

"Mas, dia mau menikah pasti sibuk."

Biru mencium bibir langit "cuman satu hari sayang."

Biru mengambil gelas yg berisikan susu dan terus memberikan  kepada langit, langit terima dengan senang hati.

"Nanti biar mas yg antar biru ke sekolah terus nanti biar aslan yg jemput dan langsung bawa kesini."

"Hm, kamu atur aja lah mas."

Mereka pun lantas berdiam diri lalu terdengar ponsel langit berbunyi tanda ada pesan masuk, dia lekas membuka dan membaca lalu mengigit bibirnya membuat biru penasaran.

"Dari siapa?" Tanya biru penasaran.

"Dari nathan, dia minta ketemuan siang ini."

Biru menatap dengan dalam membuat langit merasa tidak enak, biru hanya menahan emosinya agar tidak meledak.

"Kalau kamu gak ngasih izin aku juga gak bakalan pergi, mas."

"Kamu boleh pergi, tapi aku temenin ketemu sama dia."

"Kamu yakin?"

"Aku yakin sayang, balas ke dia mau ketemu dimana tapi jangan bilang kamu pergi sama aku" ucap biru membuat langit mengerti.
















- LANGIT BIRU -

Langit Biru ( kisah yg belum usai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang